https://www.traditionrolex.com/27 Stunting di Karangasem Terus Merosot - FAJAR BALI
 

Stunting di Karangasem Terus Merosot

(Last Updated On: 30/01/2024)

Soialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Sekar Gunung, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Senin (29/1/2024).

AMLAPURA-fajarbali.com l Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dengan mitra Komisi IX DPR RI, melanjutkan safari Soialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Sekar Gunung, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Senin (29/1/2024).

Kali ini, peserta yang berjumlah lebih dari 400 orang tersebut juga diedukasi tentang produk pangan, obat dan kosmetik yang aman, bebas dari zat berbahaya.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali Sarles Brabar, mengapresiasi pemerintah Kabupaten Karangasem dan stakeholder terkait karena mampu menurunkan prevalensi stunting secara maksimal.

Berdasarkan data September 2023 lalu, angka stunting di Karangasem, mulai menurun. Dari 21 ribu balita yang ditimbang, sebanyak 1.476 anak terindikasi mengalami stunting.Adapun, persentase angka stunting di Karangasem pada 2023 mencapai 7,03 persen. Angka ini menurun dibanding 2021 yang mencapai 22,9 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Tahun ini, Karangasem ditarget 5 persen.

Sarles sangat optimis, meskipun masih menunggu pengumuman resmi data terbaru 2024 dari Pemerintah Pusat. “Kuncinya ada di kabupaten/kota. Sebab, hasil di tingkat provinsi adalah gambaran dari kabupaten/kota itu sendiri,” terang Sarles.

Ia pun tetap optimis Bali masih sanggup mempertahankan prestasi sebagai provinsi dengan prevalensi stunting terendah nasional sejak dua tahun belakangan.

Namun Sarles ingin pemerataan penurunan di kabupaten/kota sehingga tidak ada ketimpangan. “Saya rasa informasi-informasi tentang penurunan stunting sudah dipahami masyarakat karena begitu gencarnya sosialisasi dilakukan,” kata dia.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, menambahkan, salah satu kunci terpenting mengendalikan stunting adalah dengan tidak melakukan perwakinan di bawah umur. Sesuai anjuran pemerintah, idealnya 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki, kemudian dilakukan juga skrining kesehatan pra nikah.

“Selain organ reproduksi yang sudah matang, kesiapan mental juga diperlukan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan mengikuti anjuran tersebut, kita sudah turut menyukseskan program pemerintah menuju Indonesia Emas 2045,” kata Kariyasa.

Terlebih, lanjut dia, Indonesia akan menghadapi bonus demografi, yakni membludaknya penduduk usia produktif. Hal ini menurutnya, harus dipersiapkan agar sumber daya manusia Indonesia sehat, cerdas dan berdaya saing global.

“Kalau banyak penduduk yang sakit-sakitan, maka negara ini akan menanggung beban berat. Bagaimana bisa bersaing? Malah bonus demografi itu menjadi petaka (kalau tidak dipersiapkan dengan baik),” ujarnya.

Soal asupan makanan, Kariyasa berpendapat khususnya di Bali sumber pangan sangat melimpah, sehingga semestinya tidak ada penduduk yang menderita gizi buruk. Untuk memotivasi masyarakat, ia membagikan berbagai door prize dan kenang-kenangan bagi peserta. (rel)

 

 

 Save as PDF

Next Post

Sivitas FST UNR Berbagi Pengetahuan dengan Dua Universitas Terkemuka Korea Selatan

Sel Jan 30 , 2024
Kuliah internasional sebagai bentuk dalam mewujudkan salah satu visi yakni internasionalisasi. Di mana harapannya UNR tidak hanya dikenal tingkat daerah ataupun nasional tetapi dikenal secara internasional.
FST 1

Berita Lainnya