Membedah Anteseden Kepercayaan dan Konsekuensinya Terhadap Continuous Usage Intention pada Pengguna E-Money di Kota Denpasar

Manfaat serta kemudahan yang ditawarkan uang elektronik dapat memengaruhi peningkatan penggunanya.

 Save as PDF
(Last Updated On: )
Dr. Nyoman Dwika Ayu Amrita, SE., M. Si; dan Dr. Putu Gede Denny Herlambang, ST., MM

DENPASAR-fajarbali.com | Para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, yang diketuai oleh Dr. Putu Gede Denny Herlambang, ST., MM., anggota; Dr. Nyoman Dwika Ayu Amrita, SE., M. Si; Dr. I Made Kartika, SE., M.MA., CSCA; serta Dr. I Kadek Sara Mandiyasa, SE., MM., melakukan penelitian “Anteseden Kepercayaan dan Konsekuensinya Terhadap Continuous Usage Intention pada Pengguna E-Money di Kota Denpasar”.                           

Denny Herlambang, menjelaskan, penelitian ini dilatar belakangi adanya perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang memberi dampak terhadap munculnya inovasi baru dalam hal pembayaran elektronik.

Kata dia, uang non tunai atau uang elektronik  (e-money) merupakan alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur, yaitu diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut dan nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

“Manfaat serta kemudahan yang ditawarkan uang elektronik dapat memengaruhi peningkatan penggunanya. Ketika sebuah produk memiliki manfaat dan kemudahan ketika digunakan dalam kehidupan sehari-hari, maka kemungkinan produk tersebut akan digunakan masyarakat luas,” ujar Denny Herlambang.

Begitu pula dengan uang elektronik yang dirasa sangat membantu untuk kepentingan transaksi perekonomiannya, bukan tidak mungkin masyarakat akan berminat untuk menggunakan uang elektronik. Sisi lain sebagian masyarakat merasa takut menggunakan e-money karena dianggap memiliki risiko yang besar.

Risiko yang dirasakan adalah faktor penting untuk resistensi pengguna dalam berbagai contoh seperti adopsi teknologi, khususnya yang melibatkan transaksi keuangan seperti belanja online dan internet banking. Internet adalah lingkungan yang secara inheren berisiko dan konsumen melakukan transaksi mereka tanpa kontak langsung dengan personil pemasok dan kurangnya keamanan transaksi dan perlindungan privasi.

Penelitian ini, lanjut dia, bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan konsekuensinya terhadap continuous usage intention  e-money di Kota Denpasar ditinjau dari persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan persepsi risiko. Kepercayaan di sini berperan sebagai variabel mediasi.

Tahapan metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data adalah menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dan teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kesesuaian antara kenyataan penelitian dengan teori.

“Hasil penelitian diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan mengenai continuous usage intention terhadap e-money dapat meningkat sehingga dapat dijadikan solusi Indonesia menuju era cashless society dan akan membantu pertumbuhan ekonomi,” harapnya.

 

 Save as PDF

Next Post

Mengukur Dampak Implementasi Perda Bali No. 3/2005 terhadap Keberlanjutan Pengembangan Akomodasi Pariwisata di Ubud

Kam Mei 2 , 2024
Di sisi lain, pertumbuhan pariwisata di Ubud juga membawa potensi ancaman terhadap keberlanjutan lingkungan, budaya, dan sosial di daerah tersebut. Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Bali No. 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali.
UBUD C

Berita Lainnya