FOTO: I Wayan Sunada
DENPASAR – fajarbali.com | Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Pangan) Provinsi Bali I Wayan Sunada, dikonfirmasi di Denpasar, Kamis (28/9/2023) mengatakan, pihaknya melaksanakan pengembangan bawang merah seluas 20 Ha di Desa Kedisan, Kintamani, Bangli.
Kata Sunada, pengembangan bawang merah ini merupakan hasil kajian yang didanai dari alokasi APBN pada kawasan pengembangan bawang merah yang tujuannya agar upaya pengembangan dan budidaya dapat dilaksanakan dengan menggunakan input teknologi anjuran sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
“Sarana yang dibantu berupa benih, mulsa, pupuk organik dan sarana pengendali hayati. Kami sangat gembira bisa menjadikan Kintamani sebagai kawasan sentra bawang merah,” jelas Sunada.
“Saat ini kita terus membina petani bawang merah pada kawasan Sentra di Desa Kedisan, Abang Batu Dinding dan Songan,” imbuhnya.
Saat ini tercatat besarnya luas panen periode September sampai Desember 2023 diperkirakan seluas 340 ha dengan produksi sebanyak 7.480 ton.
Salah seorang petani bawang merah di Desa Kedisan, Made Broto, berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Bali telah membantu bibit bawang merah dan lengkap dengan sarananya secara gratis.
Selain itu hasil panen dan penjualan bawang merah tidak dikembalikan ke pemerintah melainkan dipakai bibit sebagian untuk ditanam kembali.
“Saya bersyukur panen perdana bawang merah cukup bagus. Mudah-mudahan kedepan hasilnya panennya jauh meningkat dari sekarang” katanya.
Harman, petani bawang merah asal Desa Songan menambahkan, sesuai dengan siklus tahunan, saat ini produksi bawang merah yang dihasilkan dari budidaya sangat bagus.
Menurut dia, hak ini berkat bimbingan dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Bangli dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.
“Hanya sayang kondisi saat ini berdasarkan siklus harga jual bawang merah yang sudah berlangsung beberapa tahun harga Bawang Merah pada saat bulan Agustus-September , mengalami penurunan yang diakibatkan terjadi panen raya yang bersamaan di beberapa daerah,” katanya.
Untuk menyiasati penurunan harga , sebagian petani memilih untuk menahan stok hasil panen hingga kondisi membaik. Penimbunan itu maksimal hanya 3 bulan dari masa panen.
Kadistan Pangan Bali Sunada, kembali berujar, pentingnya melaksanakan budidaya yang baik termasuk memilih varietas yang dikembangkan. Varietas bawang merah jenis bali karet (batu ijo) merupakan salah satu dari 25 jenis varietas bawang merah unggulan yang diresmikan oleh Menteri Pertanian.
Sehingga bawang merah jenis ini sudah dilakukan observasi untuk dikaji, dievaluasi, dikarakterisasi dan diadaptasikan di beberapa sentra produksi agar produksi bawang merah yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran lantaran kualitas yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk yang lainnya.
Dari Hasil Pantauan di lapangan dengan pak harman petani bawang merah di Desa Soongan mengatakan Harga Bawang merah saat ini berkisa Rp 10.000 sd Rp11.000 / kg.tergantung jenis dan besar kecilnya ukuran. Padahal pada Kondisi normal harga jual bawang merah di tingkat petani Rp. 20.000/kg sedangkan ditingkat grosir sekitar 23.000 sd Rp 25.000./kg.
“Menyikapi hal ini, kami langsung memerintahkan jajaran untuk meningkatkan kepedulian pada petani dengan membeli bawang merah sebanyak 2,2 ton yang selanjutnya mewajibkan semua karyawan untuk membeli guna memenuhi kebutuhan rumah tangga,” pungkasnya. (Gde)