https://www.traditionrolex.com/27 Makanan Yang Dibakar Picu Kanker, Pahami Cara Mengantisipasinya - FAJAR BALI
 

Makanan Yang Dibakar Picu Kanker, Pahami Cara Mengantisipasinya

(Last Updated On: 01/09/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Siapa yang tidak menikmati sesi BBQ bersama kerabat dan teman-teman, atau sekadar makan sate atau ayam bakar favorit? Sayangnya, makanan yang dibakar juga menjadi risiko seseorang terkena kanker. Beberapa jenis kanker yang bisa terjadi karena makanan yang dibakar adalah kanker pankreas, usus, dan prostat.

Praktisi kesehatan, dr. Anandika Pawitri menuturkan, selama bertahun-tahun, penelitian tidak berhenti mengulik tentang hubungan antara makanan yang dibakar dengan risiko terjadinya kanker. Pada tahun 2010 lalu, para peneliti dari Vanderbilt University di Tennessee menyimpulkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan yang dibakar dapat meningkatkan konsumsi karsinogen, utamanya heterocyclic amines (HCAs).

“HCAs ini adalah senyawa kimia yang terbentuk pada daging merah yang diproses dengan cara dibakar. Selain itu, juga ditemukan pada olahan ayam dan ikan. Sayangnya, ancaman bahaya makanan yang dibakar tak berhenti sampai di situ. Selain HCAs, ada satu lagi senyawa kimia yang juga muncul dari makanan yang dibakar. Namanya adalah polycyclic aromatic hydrocarbons atau PAHs. Senyawa kimia ini juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker,” ungkapnya.

Pawitri menjelaskan, makanan yang dibakar juga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Adanya beberapa senyawa kimia berbahaya dari makanan yang dibakar membuat metabolisme tubuh terganggu. Untuk mencerna makanan, tentu menjadi tugas dari enzim dalam tubuh. Ketika konsumsi makanan yang dibakar terlalu banyak, maka kemungkinan metabolisme tubuh terganggu pun tidak terhindarkan.

“Risiko mengonsumsi makanan yang dibakar berlebihan adalah risiko mengalami kanker. Ketika tubuh terus menerus terpapar makanan yang dibakar, ada proses metabolisme oleh enzim yang disebut bioaktivasi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memicu terjadinya kanker. Menilik kembali ke proses masaknya, risiko kanker ini muncul dari substansi karsinogen. Substansi ini terbentuk pada saat proses pembakaran dilakukan. Kandungan asam amino, gula, dan kreatin dalam daging membentuk karsinogen saat dibakar dalam suhu tinggi,” jelasnya.

Lantas, kenapa konsumsi makanan yang dibakar tidak dilarang? Menurut Pawitri, risiko terjadinya kanker hanya terjadi pada seseorang yang benar-benar mengonsumsi makanan yang dibakar dalam jumlah besar atau jangka panjang. Meski demikian, penting untuk menekan risiko terkena kanker dari makanan yang dibakar dengan melakukan beberapa cara yaitu memberi bumbu pada daging 20 menit sebelum dibakar dapat mengurangi risiko pembentukan heterocyclic amines.

“Selain itu, hindari kontak langsung daging dengan api atau permukaan logam yang terlalu panas dalam jangka waktu lama. Gunakan microwave untuk memasak daging sebelumnya sehingga waktu kontak daging dengan suhu tinggi saat proses masak dapat dikurangi. Terus membalik daging saat berada di permukaan logam panas, bukan didiamkan saja. Sebisa mungkin, masak daging dengan suhu rendah. Pastikan api sudah mengecil sebelum meletakkan daging di alat panggang,” paparnya.

Tentu yang tak kalah penting, batasi konsumsi makanan yang dibakar demi kesehatan tubuh. Bukan sekadar urusan berat badan saja, tapi juga untuk mengurangi risiko terkena kanker. Jika sedang mengonsumsi makanan yang dibakar, imbangi dengan porsi sayuran hijau dan sayuran tinggi glucosinolates lebih banyak. Contohnya yang ideal adalah brokoli, kembang kol, kale, lobak, atau kubis.

“Sama seperti semua hal dalam kehidupan, tidak berlebihan adalah kunci yang paling aman. Termasuk dalam urusan mengonsumsi makanan yang dibakar. Selain itu, imbangi dengan mengonsumsi makanan sehat yang bisa membuat risiko kanker semakin jauh,” tungkasnya. (dar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dianggap Aneh, Kerabat Minta Kasus Bunuh Diri Tri Nugraha Diungkap

Sel Sep 1 , 2020
Dibaca: 12 (Last Updated On: 01/09/2020)DENPASAR –Fajarbali.com |Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali memastikan bahwa Tri Nugraha tewas bunuh diri di kamar mandi Kantor Kejati Bali, Senin (31/8/2020) malam dengan cara menembakkan diri dengan senjata api jenis pistol.   Save as PDF

Berita Lainnya