https://www.traditionrolex.com/27 Tempuh Secata Niskala, Gelar Upacara Peneduh Jagat Di Pura Besakih - FAJAR BALI
 

Tempuh Secata Niskala, Gelar Upacara Peneduh Jagat Di Pura Besakih

(Last Updated On: 22/04/2020)

AMLAPURA – fajarbali.com | Langkah secara niskala diambil oleh Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali agar wabah virus corona cepat berakhir di Pulau Bali. Salah satunya, dengan menggelar upacara peneduh jagat di Pura Penataran agung Besakih, kecamatan Rendang, pada Rabu (22/4/2020) . Upacara peneduh jagat sendiri merupakan upacara tambahan dari upacara lainya sebelumnya yang dilaksanakan di Pura Ulun Danu Batur, Pura Watu Klotok, dan yang lainnya sampai di rumah tangga. 

 

 

Ketua MDA Provinsi Bali, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, mengatakan, upacara serupa telah digelar sejak memasuki sasih kaenem. Tujuanya, kata Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, agar covid-19 ini cepat hilang dan berakhir. “Ini langkah secara niskala, dengan harapan penyebaran virus cepat beeakhir,” ujarnya. 

 

Dijelaskannya, pada sasih sasih kaenem sampai sasih kedasa ini  masih ngunye kesanga yang artinya para bhuta kala perlu disomiakan sehingga membawa ketentraman kepada umat manusia. Sehingga diperlukan untuk menggelar upacara peneduh jagat agar sang panca maha bhuta berbagaia. “Somia itu artinya, berubah dari karakter bhuta kala yang akan menimbulkan banyak penyakit, wereng sasab, gering, dan wabah virus COVID-19 ini,” ujarnya lagi. 

 

Pada saat nguya kesange ini, diharapkan untuk tetap menjaga prilaku baik mulai dari perkataan, pikiran dan perbuatan yang bagus, maka pihaknya mengharapkan agar bhuta kala dan alam semesta ini somia. Pihaknya berharap setelah di somia lewat upaca peneduh jagat ini, maka bhuta kala akan menjadi dewa penolong, pengasih, penyayang. “Setelah upacara ini membawa dampak ketentraman, kerukunan, kedamaian dan sehat bagi kita semua,” ujarnya. 

 

Sementara, di masing-masing desa adat di Karangasem, juga digelar upacara ngeneng-ngening di Pura Kahyangan tiga masing-masing. Di desa adat Bungaya, upacara ngeneng-ngening dilanjutkan dengan tidak diperbolehkanya masyarakat se desa adat Bungaya untuk keluar rumah. “Diharapakan masyarakat tidak keluar rumah, himbaun sudah kita sampaikan melalui kelian banjar adat masing-masing di seluruh Desa Adat Bungaya,” ujar petajuh Desa Adat Bungaya, I Gede Krisna Adi Widana. (bud).

 

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Yon Zipur 18/YKR Simulasi Pemakaman Jenazah Covid 19

Rab Apr 22 , 2020
Dibaca: 11 (Last Updated On: 22/04/2020)GIANYAR – fajarbali.com | Rabu pagi (22/4/2020) kemarin RSUD Sanjiwani dikejutkan dengan kedatangan kendaraan dari Yon Zipur 18/YKR Gianyar dengan mengenakan APD lengkap. Ternyara setelah ditelusuri, berlangsung kegiatan simulasi pemakaman jenazah pasien terpapar Covid-19. Saat simulasi berlangsung. arus lalin dari Jalan Raya Ciung Wenara depan RSUD […]

Berita Lainnya