https://www.traditionrolex.com/27 Menjawab Tantangan Persoalan Lansia di Bali - FAJAR BALI
 

Menjawab Tantangan Persoalan Lansia di Bali

Diprediksi kedepannya Bali akan memasuki era penduduk menua (agaeing population). Dari 4.292.154 jiwa penduduk di Bali terdapat sekitar 568.380 jiwa penduduk lansia.

 Save as PDF
(Last Updated On: 26/04/2024)
BKKBN Bali menjalin sinergitas bersama pengelola Bina Keluarga Lansia (BKL) melalui Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi Lansia, Kamis (25/4).

DENPASAR-fajarbali.com I Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali menjalin sinergitas bersama pengelola Bina Keluarga Lansia (BKL) melalui Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) bagi Lansia, Kamis (25/4) di Kantor Perwakilan BKKBN Bali.

Ketua Pokja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Made Billy Udiana Sudibia, saat membuka kegiatan menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Bali menduduki peringkat keempat dengan pendudukan lansia tertinggi di Indonesia pada 2023 yaitu 13,97 persen. 

“Diprediksi kedepannya Bali akan memasuki era penduduk menua (agaeing population). Dari 4.292.154 jiwa penduduk di Bali terdapat sekitar 568.380 jiwa penduduk lansia,” bebernya.

Namun demikian, ungkap Billy, kondisi lansia saat ini tentunya bukan tanpa masalah dan tantangan. Seiring dengan bertambahnya usia, maka akan semakin banyak permasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia.

“Permasalahan tersebut dapat berupa penurunan kapasitas fungsional dan juga mudah terserang penyakit sehingga diharapkan perhatian dari seluruh pihak,” ujar Billy.

Berbagai sektor baik pemerintahan maupun LSM telah melakukan upaya untuk menciptakan kehidupan yang layak bagi lansia, baik BKKBN melalui program Pembangunan Keluarga Lansia dan Rentan dengan tujuan meningkatkan pengetahuian dan keterampilan keluarga lansia.

“Pembinaan kesehatan lansia dilaksanakan secara terpadu dengan meningkatkan peran lintas sektor” ungkapnya.

Program lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan klinik saja, tetapi juga pelayanan kesehatan di luar gedung dan pemberdayaan masyarakat salah satunya sekolah Lansia.

Program Sekolah Lansia sendiri merupakan pendidikan non formal kolaborasi BKKBN Pusat dengan Yayasan IRL (Indonesia Ramah Lingkungan) bagi para lanjut usia untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kualitas hidup para lansia.

Sekolah Lansia diharapkan dapat mewujudkan lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan bermanfaat) melalui penerapan 7 dimensi yaitu dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, professional vokasional, dan lingkungan

Made Billy Udiana Sudibia pada kesempatan tersebut, mengapresiasi Kota Denpasar khususnya Desa Tegal Harum karena secara aktif menyelenggarakan sekolah lansia hingga menjadi sekolah lansia pertama di bali yang telah mewisuda 30 orang siswa lansia.

“Kami berterima kasih kepada desa Tegal Harum atas semangat serta komitmennya untuk menyelenggarakan sekolah lansia dan juga oleh Kepala Desa Tegal Harum pada tahun ini akan kembali melanjutkan sekolah lansia dengan menggunakan anggaran mandiri sehingga ini  tentunya perlu diapresiasi” ungkapnya

Kegiatan ini dihadiri oleh 40 orang yang terdiri dari pengelola program Bina Keluarga Lansia (BKL), koordinator dan kader BKL Kab/Kota.

Billy menambahkan harapannya melalui kegiatan ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader BKL tentang pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia. (rl)

 Save as PDF

Next Post

Mahasiswi UPMI Sabet Runner Up 1 Duta Genre Denpasar

Jum Apr 26 , 2024
Pusat Informasi dan Konseling (PIK-M) Widyadari, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali kembali meraih prestasi pada ajang Pemilihan Duta Genre Kota Denpasar tahun 2024.
DUTA GENRE C

Berita Lainnya