Kegiatan yang bertujuan untuk penurunan angka stunting ini, melibatkan sebanyak 50 keluarga di Kabupaten Badung.
Stunting
Ny. Putri Koster pada kesempatan ini menjelaskan sesuai keinginan Gubernur dan Pemerintah Kabupaten maupun Kota yang menginginkan agar angka stunting di Bali menjadi nol, dan menyiapkan generasi emas untuk menjadi generasi pemimpin di masa depan, terlebih di tahun 2045.
Inspektur Wilayah III BKKBN Wahyuniati, menambahkan, Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan kekuatan sumber daya manusia (SDM) terbesar di dunia. Sehingga, warganya harus sehat, berkualitas, kompeten dan produktif.
Faktor sensitif dikelompokkan sebagai pengaruh tidak langsung yang memicu stunting, salah satu contohnya sanitasi dan air bersih di rumah tangga.
Penurunan stunting di Bali utara itu cukup baik, dari tahun 2019 di angka 22 persen kemudian ditahun 2021 diangka 8,9 persen.
Pemerintah mengajak generasi muda di Kabupaten Klungkung untuk melakukan pencegahan stunting sejak dini. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah menjaga asupan makan dengan gizi seimbang. Terpenuhinya asupan gizi dapat mencegah calon anak mereka bebas stunting.
“Beberapa layanan kami tambahkan agar sesuai dengan upaya pencegahan lahirnya bayi stunting,” ungkapnya.
“Secara Nasional, Bali angka stuntingnya paling rendah yaitu 10,9 dan Gianyar menjadi Kabupaten dengan angka Stunting paling Rendah di Bali dengan angka 5,1,” tegas Triarsini.
“Sekarang yang menjadi stunting itu bagaimana cara pola asuh. Itu yang sekarang kita kejar. Kami yakin stunting itu berkurang. Dari 24 (persen) secara nasional, tahun 2024 menjadi 12 persen,” tegas Kariyasa.