https://www.traditionrolex.com/27 Wapres Ingatkan Target Stunting Harus Turun 3,8 Persen Pertahun - FAJAR BALI
 

Wapres Ingatkan Target Stunting Harus Turun 3,8 Persen Pertahun

Wapres Ma’ruf Amin mengatakan keluarga merupakan kunci dalam membentuk generasi masa depan dan mengatasi stunting

 Save as PDF
(Last Updated On: 08/07/2023)

Foto: Wapres Ma’ruf dalam peringatan Puncak Harganas ke-30.

 

BANYUASIN – fajarbali.com | Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,6 persen.  Sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024. Sehingga setiap tahunnya harus bisa menurunkan 3,8 persen untuk mencapai target.

“Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga,” kata Ma’ruf Amin saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 yang digelar di halaman Kantor Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

Wapres Ma’ruf Amin mengatakan keluarga merupakan kunci dalam membentuk generasi masa depan dan mengatasi stunting.

Karena itu ua mengajak seluruh keluarga Indonesia agar memperkokoh peranannya dalam mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya.

Karena menurutnya kelak mereka akan menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia, seperti yang diucapkan Presiden Soekarno.

“Keluarga harus menjadi aktor kunci dalam mengatasi stunting. Memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan,” katanya.

Masalah stunting menurutnya, bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan.

Lebih lanjut Ma’ruf Amin memgatakan saat ini juga pernikahan anak masih relatif tinggi.

“Untuk itu, pernikahan anak harus dihindari karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi menghasilkan anak stunting. Bagi keluarga yang memiliki anak remaja, agar dipastikan remaja kita mempunyai perilaku hidup dan pergaulan yang sehat,” tegas Ma’ruf Amin.

Mengakhiri sambutannya, Wapres menyampaikan harapannya, agar keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal.

“Saya minta petugas kesehatan untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital,” kata Wapres.

Selain itu juga agar kembali memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wrdoyo, mengungkapkan kondisi kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR (Total Fertility Rate) Nasional di angka 2,14.

“Sehingga tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk,” kata Hasto.

Menurut Hasto, kualitas penduduk dan kualitas keluarga juga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan. Karena celah bonus demografi akan berakhir sekitar tahun 2035.

“Indonesia telah mengalami tren penurunan prevalensi stunting yang cukup siginifikan dari tahun ke tahun, namun masih berasa di atas ambang batas standar WHO, sehingga masih berkategori darurat stunting,” jelas dia. rl

 Save as PDF

Next Post

Ini Kata Kepala BKKBN saat Puncak Harganas ke-30

Sab Jul 8 , 2023
Tiga tantangan penting yang dihadapi, meliputi, kesenjangan TFR antar wilayah dan yang dan bagaimana upaya percepatan peningkatan kualitas penduduk
Harganas 30

Berita Lainnya