https://www.traditionrolex.com/27 Sumber Mata Air Dibayangi Limbah Kimia dan E-Coli Sebanyak 60 Mata Air Diuji Laboratorium - FAJAR BALI
 

Sumber Mata Air Dibayangi Limbah Kimia dan E-Coli Sebanyak 60 Mata Air Diuji Laboratorium

(Last Updated On: 18/02/2019)

GIANYAR-fajarbali.com | DLH Gianyar menyebutkan kualitas air pada sumber mata air dan di sejumlah beji (mata air untuk upakara) yang terdapat di Gianyar kondisinya masih dalam batas  baku mutu. Walau demikian, yang dikhawatirkan adalah akibat pencemaran lingkungan tidak diantisipasi segera oleh warga di sekitarnya.

Ancaman terhadap sumber mata air ini adalah bakteri E-Coli dan pecemaran kimia akan menjadi petaka bersama.

Sebelumnya, DLH Gianyar telah melakukan uji laboratorium oleh Unit Pelayanan Terpadu Labotarium pada puluhan sumber mata air. Kepala DLH Gianyar, I Wayan Kujus Pawitra didampingi Kepala UPTD Labotarium, Ni Luh Putu Diah Mantiasih, Senin (18/2) mengungkapkan, jika uji baku mutu yang dilaksanakan pada 60 titik sumber mata air. “Sampai saat ini ke-60 sumber mata air itu belum tercemar, namun ada catatan yang berpotensi tercemar,” jelas Kujusd Pawitra.

Pencemaran yang paling umum terjadi karena limbah industry, kotoran manusia dan kotoran ternak termasuk sampah limbah rumah tangga. “Pencemaran limbah industri hingga kotoran manusia maupuan ternak,  mesti diantisipasi, ke depan tidak terjadi pencemaran. Indikasi pencemaran itu sangat kentara, mengingat begitu banyaknya pabrik -pabrik yang sudah mulai mencemari sungai, limbah hotel dan restaurant hingga limbah ternak,” beber Kujus Pawitra lagi.

Kujus tidak menampik, pencemaran lingkungan di Gianyar terjadi hampir di seluruhr desa. Bahkan tidak sedikit sungai yang masih digunakan warga, sebagai saluran pembuangan kotoran ternak, limbah garmen dan menjadi tempat pembuangan. Selain dilakukan warga, pencemaran lingkungan juga dilakukan sejumlah hotel, vila dan restauran. Dengan melakukan penelitian terhadap kualitas air, pihaknya ingin memastikan air beji yang selama ini dianggap suci, terbebas dari bakteri dan zat kimia berbahaya. “Melihat pencemaran yang sulit dikontrol, kami menjadi was-was terhadap kualitas air. Khususnya air beji yang digunakan masyarakat sebagai tirtha,” ujar Kujus. 

Kujus juga telah memberikan sosialisasi dimana beji yang rawan tercemar. Terlebih sumber mata air beji yang digunakan untuk kegiatan upacara maupuan konsumsi mentah langsung atau tidak dimasak terlebih dahulu. Upaya penanggulangan pencemaran air sangat penting dilakukan untuk menjaga kualitas baku mutu air beji.  “Ini membutuhkan kesadaran bersama untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan pencemaran. Pemerintah melakukan uji baku mutu untuk mendekteksi potensi pecemaran secara dini,” jelasnya lagi.

Kepala UPTD Laboratorium DLH Gianyar, Putu Diah Mantiasih  menambahkan, meskipun pencemaran sumber air masif terjadi. Namun, untuk kepentingan mencuci dan mandi, kualitas suber air di Gianyar masih dalam status baku mutu. Namun untuk air minum langsung, pihaknya meghimbau supaya air itu dimasak terlebih dahulu. Meskipun air diambil dari beji.  “Setiap beji kita teliti. Ini untuk memastikan kualitasnya baik. Meskipun diyakini air suci, tapi secara alamiah juga harus diuji, demi kesehatan masyarakat,” pungkasya. Sedangkan konsumsi air bersih juga mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bila kekurangan air minum yang sehat akan mengakibatkan stunting.(ard)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Baru Kenal Seminggu, Curi Motor Korban Dibekuk di Gilimanuk

Sen Feb 18 , 2019
Dibaca: 15 (Last Updated On: 18/02/2019)DENPASAR-fajarbali.com | Motor milik Mukhtarom (36) hilang di depan rumah kosnya di Jalan Pendidikan Gang Mayang Sari 1, Sidakarya, Denpasar Selatan, Minggu (17/2) pagi. Setelah diselidiki polisi, pelaku ternyata teman korban yang baru dikenal seminggu yakni, Miftahurrohman (23) asal Pemalang Jawa Tengah.  Save as PDF

Berita Lainnya