https://www.traditionrolex.com/27 Selamatkan Warisan Budaya, Pande Sabar Tekuni Pembuatan Keris - FAJAR BALI
 

Selamatkan Warisan Budaya, Pande Sabar Tekuni Pembuatan Keris

(Last Updated On: 24/03/2022)

GIANYAR-fajarbali.com | Melanjutkan garis keturunan orang tua sebagai penjual dan pembuat warangka keris, Jro Made Sabar asal Banjar Jeleka, Desa Batuan, Sukawati memutuskan terjun ke pande keris. Menjadi pande keris dilakoni sejak Tahun 2015 lalu dan saat ini pesanan keris untuk koleksi dan sebagai keris pusaka terus berdatangan. 

Ditemui Kamis (24/3/2022) Jro Sabar menyebutkan saat ini penjual keris ada lima orang. Sedangkan satu-satunya pembuat keris di Batuan dirinya sendiri dengan nama Perajin Keris Agandring Bali. Disebutkan, ayahnya almarhum Jro Mangku Ritug adalah penjual dan pembuat warangka keris sejak Tahun 1965 silam. Dikatakannya, sangat sedikit orang yang berani terjun sebagai pande keris, selain membutuhkan ketekunan juga memahami seni membuat keris. “Proses membuat keris itu ribet, dari pemilihan waktu pembuatan, memilih bahan untuk keris,” jelasnya. 

 

Untuk satu bilah keris diselesaikannya dengan waktu sekitar 10 hari belum termasuk membuat warangka. “Dalam setahun, paling tidak hanya bisa mengerjakan 20 bilah keris, karena harus di mulai dengan hari baik dan ada waktu-waktu tertentu yang tidak boleh mengerjakan keris,” paparnya. Sedangkan untuk sebilah keris, paling rendah dihargai Rp 3,5 juta dan ada yang mencapai puluhan juta, tergantung panjang dan rumitnya pengerjaan. 

 

Sebagai pembuat keris pemula, dirinya pernah belajar ke mpu keris di Madura, lalu berguru pada pande keris di Kaba-kaba, Badung dan perajin keris di Babtubulan. Sedangkan prapen keris didapat dari orang Madura di Tahun 2010. Disebutnya, setiap pande keris memiliki ciri khas dan pakem tersendiri, namun semuanya terikat pada pegangan Dharmaning Pakerisan. “Saya sendiri, pembuatan keris menggunakan pakem kuno dan kebanyakan kerisnya untuk keris pusaka,” ujarnya. 

 

Dikatakan lagi, tidak mudah mengenali keris dengan bahan murahan seperti dengan bahan velk sepeda motor atau sejenis. Keris dengan bahan seperti itu, biasanya kasar, lebih ringan dan saat finishing tidak bisa halus. “Ya, keris ada yang untuk seni di koleksi dan ada yang untuk pusaka. Keris pusaka sebaiknya dengan bahan yang terbaik,” harapnya. Dengan ditetapkannya keris sebagai warisan budaya dunia, diharapkan setiap KK memiliki sebilah keris, one village, one keris.sar

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Taman Puspem Kecamatan Tegalalang Tidak Terurus

Kam Mar 24 , 2022
Dibaca: 56 (Last Updated On: 24/03/2022)GIANYAR-fajarbali.com | Kumuhnya taman di pusat pemerintahan Kecamatan Tegalalang menjadi pembicaraan masyarakat. Berbeda dengan Puspem Payangan, tamannya yang tertata dan terpelihara dengan baik. Taman di Tegalalang yang dibangun setahun lalu kini tidak terawat dan menyemak.   Save as PDF

Berita Lainnya