BANGLI – fajarbali.com | Secara resmi Pemerintah Propinsi Bali telah membuka secara resmi sejumlah destinasi wisata untuk wisatawan nusantara. Namun hal tersebut, nyatanya belum diberlakukan oleh pihak pengelola desa wisata Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli. Sejauh ini, pihak pengelola obyek wisata yang terkenal sebagai desa terbersih ke tiga di dunia itu, masih terus melakukan persiapan matang, khususnya untuk mendisiplinkan warga dalam penerapan protocol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid 19.
“Meski sejumlah destinasi wisata di Bangli telah dibuka namun kami pihak pengelola dan Desa Adat Penglipuran memilih untuk sementara tetap ditutup,” ujar Pengelola Obyek Desa Wisata Penglipuran I Nengah Moneng, Minggu (2/8/2020).
Kata dia, pembukaan obyek wisata desa Pengelipuran baru akan dilakukan setelah persiapan menjalankan protocol Kesehatan matang dilakukan. Selain itu, pihaknya juga masih menunggu tim verifikasi. “Kita ingin menguatkan disiplin protocol kesehatan diinternal dulu. Setelah semuanya siap, kami baru akan membuka Penglipuran untuk wisatawan,”akunya.
Hal senada juga disampaikan Bendesa Adat Penglipuran I Wayan Supat. Kata dia, alasan Penglipuran belum dibuka untuk wisatawan karena masih sedang mempersiapkan diri sebelum menerima kunjungan wisatawan. Salah satunya mempersiapkan protokol kesehatan dan menyesuaikan adaptasi kehidupan era baru. “Kami ingin memastikan warga kami benar-benar siap menjalankan tatanan kehidupan baru secara normal. Tentunya dengan terus memberikan edukasi karena pariwisata di Penglipuran bersentuhan langsung dengan wisatawan terutama masyarakat setempat sehingga harus benar-benar dipersiapkan,” ungkapnya.
Disamping mematangkan diri, kata dia, alasan lain belum dibukanya Desa Wisata Penglipuran lantaran masih dilabukanya renovasi untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan wisatawan. “Sejumlah fasilitas masih kami renovasi, salah satunya Bale Banjar Adat yang selama ini sering dijadikan sebagai tempat pertemuan,” ungkap Supat. Disinggung kepastian kapan akan dibuka, papar Supat, pihaknya belum bisa memastikannya. Kata dia, kemungkinan bulan Agustus ini. Mengingat pengalaman sebelumnya, kunjungan wisatawan akan meningkat bulan Juli dan Agustus ini. “Ditengah pandemic covid 19 ini kami belum tahu bagaimana kondisinya. Memang sejumlah wisatawan domestic sudah mulai datang, namun mereka baru sebatas masuk di hutan bambu yang ada di utara pemukiman warga. Namun sebelum masuk mereka terlebih dahulu diseterilkan dan harus menggunakan masker,”pungkasnya. (arw)