https://www.traditionrolex.com/27 Tiga Tahun Saluran Irigasi Subak Mundung Dibiarkan Jebol, Warga Terpaksa Alih Profesi - FAJAR BALI
 

Tiga Tahun Saluran Irigasi Subak Mundung Dibiarkan Jebol, Warga Terpaksa Alih Profesi

(Last Updated On: 11/12/2019)

BANGLI-fajarbali.com | Saluran irigasi di Subak Mundung, Desa Abuan, Susut, Bangli sudah tiga tahun jebol dan telah menyebabkan lahan pertanian seluas 25 hektar tidak bisa digarap secara maksimal.




Sekitar 50-an petani di wilayah setempat terpaksa beralih profesi. Hal ini diakui I Nyoman Pertama, salah seoarang anggota Subak Mundung saat ditemui, Rabu (11/12).

“Karena kondisi saluran irigasi jebol dari tiga tahun terakhir, selama ini untuk mengolah sawah hanya bisa mengandalkan air hujan,” jelasnya. Sebaliknya, jika tidak ada hujan seperti sekarang ini, terpaksa lahan persawahan tesebut ditelantarkan petani.




Oleh karena itu, diakui, hal tersebut pula yang telah menyebabkan sebagian petani di wilayah setempat terpaksa beralih profesi menjadi buruh serabutan. Kata dia, keluhan akan jebolnya saluran irigasi yang tak kunjung bisa diperbaiki tersebut sejatinya sudah berulang kali disampaikan ke instansi terkait melalui pihak desa. Hanya saja, upaya perbaikan belum kunjung bisa dilakukan.

Sementara Perbekel Terpilih Desa Abuan, I Wayan Widnyana saat dikonfirmasi membenarkan persoalan jebolnya saluran irigasi tersebut telah menyebabkan aktivitas para petani setempat terganggu. Disebutkan, jebolnya saluran irigasi di Subak Mundung, terjadi akibat pembuangan air limbah saat musim hujan tiga tahun lalu. “Penyebabnya, saat itu karena air hujan dari saluran drainase jalan dan rumah warga semuanya masuk melalui saluran irigasi sehingga tidak muat dan jebol,” jelasnya.

Jebolnya saluran irigasi yang berada di lahan persawahan tersebut sepanjang 20 meter lebih meter dan tinggi tiga meter. Bahkan karena besarnya luapan air saat itu, turut menyebabkan lahan persahawan warga disekitar saluran irigasi menjadi ambles. Diakui, pada saat itu, Kelian Subak sudah berupaya menyampaikan ke Dinas PU, namun karena keterbatasan anggaran, upaya perbaikan tidak bisa direalisasikan.




“Untuk menyiasati agar air irigasi tetap bisa mengalir ke bagian hilir, masyarakat secara swadaya menggunakan pipa paralon untuk mengalirkan air kesawahnya. Hanya saja, aliran airnya menjadi tidak maksimal. Bahkan ada yang sampai terbuang, sehingga menyebabkan petani menerapkan pola tanam secara bergiliran. Debit air ada, tapi kurang maksimal. Kebutuhan air tidak mencukupi, sebagian malahan airnya terbuang padahal petani membutuhkan banyak air,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya berharap upaya perbaikan saluran irigas ini, bisa dilakukan secepatnya oleh instansi terkait. Dijelaskan juga, sesuai perencanaan yang dibuat didesa, untuk penanggulangan jebolnya saluran irigasi tersebut agar dibuatkan saluran berbeda antara saluran irigasi dan pembuangan saluran drainase. “Jika salurannya masih dijadikan satu, saya pesimis akan bisa bertahan lama. Untuk itu, masyarakat kami sangat mengharapkan perbaikan saluran irigasi ini agar dijadikan salah satu skala prioritas oleh pemerintah daerah supaya kehidupan para petani kembali normal,” pungkasnya. (ard)




 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Mabes Polri Limpahkan 3 Tersangka Pengedar Narkoba Lintas Pulau

Rab Des 11 , 2019
Dibaca: 7 (Last Updated On: 11/12/2019)DENPSAR-fajarbali.com | Tim penyidik Mabes Polri, Rabu (11/12/2019) melimpahkan tiga tersangka yang diduga merupakan jaringan pengedar narkoba lintas pulau yang ditangkap di Jalan Kebo Iwa, Denpasar.   Save as PDF

Berita Lainnya