GIANYAR – fajarbali.com | Dinas Kesehatan Pemkab Gianyar menjelaskan terdapat beberapa bahaya melakukan fogging untuk DBD, salah satunya mempengaruhi kualitas sperma. Pernyataan ini disampaikan mengingat banyanknya warga yang melakukan fogging secara mandiri di wilayahnya masing-masing. Bahkan beberapa anggota DPRD Gianyar ikut aktif melaksanakan fogging karena adanya kasus DBD di suatu wilayah.
Hal ini disampaikan Kabid P2 Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Anak Agung Anom Sukamawa, Rabu (13/5/2020) . Dijelaskannya, fogging tidak boleh dilakukan secara mandiri, karena pelaksanaannya harus berdasarkan indikasi kasus terlebih dahulu. “Harus ada kasus dulu, ketika ada orang kena DB baru dilakukan penyelidikan. Setelah dicroscek dengan lab, kemudian baru dilakukan fogging oleh dinas,” jelasnya. Sehingga melakukan fogging secara mandiri kemungkinan besarnya tidak mendapat hasil yang maksimal.
Dikatakan AA Sukamawa, dampak fogging juga sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat atau manusia. Dikatakannya, terdapat enam dampak atau bahaya fogging bagi kesehatan manusia. Yaitu terdiri atas gangguan pencernaan, mual muntah, diare. Kedua gangguan sistem saraf atau kelumpuhan, kehilangan kesadaran. Ketiga gangguan sistem kekebalan tubuh, keempat gangguan saluran pernafasan, iritasi , kanker saluran nafas. Kelima mempengaruhi kualitas sperma atau gangguan kesuburan pada pria. Dan keenam gangguan pada ibu hamil. “Sebelumnya kan termasuk anggota DPRD fogging mandiri, kalau tidak didampingi dinas bisa jadi takaran obatnya tidak sesuai. Karena yang dikeluarkan itu adalah racun, bahkan bisa menyebabkan gangguan sperma,” jelasnya lagi.
Mengantisipasi adanya nyamuk demam berdarah, AA Sukamawa menyarankan agar masyarakat lebih aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Yang paling efektif adalah PSN, baik di rumah sendiri dan di lingkungan masing-masing,” jelasnya. Sedangkan bagi anggota DPRD yang melakukan fogging mandiri diminta menghentikan kegiatan fogging dan berharap lebih banyak memberikan edukasi kepada masyarakat. Edukasinya seperti PSN dan kegiatan 3M, menguras, menutup dan menimbun. “Setiap genangan air di lingkungan rumah berpotensi bersarang nyamuk, ini yang diberantas,” jelasnya lagi.
Bahkan nyamuk DBD tidak akan bisa hidup di air genangan yang kotor. “Nyamuk ini lebih suka bertelur di genangan air bersih, maka itu air tergenang ini harus dilakukan 3M,” harapnya. Selain itu, masyarakat sendiri mesti sadar dan melakukan PSN secara mandiri di lingkungan masing-masing.(gds).