https://www.traditionrolex.com/27 Petani Uma Dawa Pejeng Kewalahan Garap Sawah - FAJAR BALI
 

Petani Uma Dawa Pejeng Kewalahan Garap Sawah

(Last Updated On: 08/04/2020)

GIANYAR – fajarbalibali.com | Adanya pembatasan akses keluar masuk bagi penduduk pendatang, sebagiannya kini berdampak pada tenaga kerja di sector pertanian. Bahkan ada petani yang kewalahan memanen padinya, karena tidak ada tenaga kerja ini biasanya berasal dari luar Bali, khususnya dari Jawa. Hal ini juga dirasakan oleh sebagian petani di Subak Uma Dawa, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring.

 

Bendesa Adat Uma Dawa, Pejeng Kangin, Wayan Sunarta membenarkan kondisi tersebut. Dimana saat ini, ada sebagian petani sedang mulai menggarap lahan dengan traktor dan ada sebagian yang sedang panen padi. “Ada yang mulai kewalahan panen. Ini karenasekaa manyi sudah tidak ada lagi. Sehingga petani memanen padinya dengan mandiri,” terang Wayan Sunarta. Begitu juga dengan tenaga membajak sawah dengan taraktor, biasanya sebagian tenaga kerja membajak tersebut memanfaatkan tenaga luar Bali. “Ini kondisi saat ini, ada sebagian petani yang kewalahan dan ada yang terpaksa digarap sendiri,” jelas Wayan Sunarta.

Atas kondisi ini, diharapkan pemerintah bisa memberikan akses masuk bagi pekerja luar Bali yang ada pada sector pertanian. Namun yang perlu diwaspadai adalah masuknya tenaga kerja secara besar-besaran, sehingga berebut masuk Bali. “Biasanya disini ada penjamin dari yang punya mesin sosoh padi. Mereka pekerja pertanian luar Bali diijinkan masuk dengan catatan ada penjamin dari penyosoh padi atau saudagar panen padi,” jelasnya lagi. Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Subak Uma Dawa, di subak lainnya juga mengalami kondisi serupa, kekurangan tenaga.

Disamping itu, pekerja di sector lain seperti pariwisata yang di rumahkan belum memulai untuk turun ke sawah untuk back to basic. “Saat ini, pekerja pariwisata yang di rumahkan di wilayah kami sudah kami anjurkan untuk ambil bagian di sector partanian, daripada mengandalkan tenaga kerja dari luar Bali,” harapnya. Dengan adanya turun kembali ke sawah atau tegalan, maka sector kebutuhan tenaga kerja di sector pertanian bisa tertutupi. “Sementara belum bekerja di pariwisata, kami ajak turun menjadi petani. Mungkin nanti mau terjun menjadi petani, karena sector ini masih membutuhkan tenaga kerja. Hanya hasilnya tidak bisa dinikmati dengan cepat,” tutupnya.(gds).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

RSUP Sanglah Fasilitasi Penginapan Bagi Tenaga Medis Yang Tangani Pasien Covid-19

Rab Apr 8 , 2020
Dibaca: 14 (Last Updated On: 08/04/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Merebaknya kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Bali kian hari kian bertambah. Tak hanya meresahkan masyarakat, tenaga medis yang menjadi garda terdepan saat ini pun harus menyiapkan tenaga ekstra selama bertugas menangani pasien, baik Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun pasien positif […]

Berita Lainnya