Pickup Masuk Jurang, Tiga Nyawa Melayang

SEMARAPURA-fajarbali.com | Kecelakaan maut terjadi di Dusun Semaagung, Desa Tusan, Banjarangkan, Klungkung, Senin (19/2/2018) malam. Sebuah mobil pickup yang memuat asbes dan genteng terperosok ke jurang sedalam 25 meter.



Tragisnya, sopir dan dua orang rekannya tewas di tempat. Proses evakuasi jenazah pun memakan waktu panjang, bahkan hingga Selasa (20/2) pagi.

Berdasarkan informasi di lokasi kejadian, peristiwa naas ini terjadi sekitar pukul 19.30 wita. Mobil pickup yang dikemudikan oleh Lambertus Lame Tobin (51) asal Jalan Ceroring No 22, Denpasar ini melaju dari arah Denpasar.

Selain sopir, di dalam mobil juga ada dua orang rekannya yakni Wayan Suryadita (48) alamat Br. Mekarsari, Dusun Prancak, Kecamatan Negara, Jembrana dan Komang Agus Arya Puput (38) alamat Br. Pangkung Jajang Tukadaya, Negara Jembrana. 

 



Mobil pickup ini mengangkut bahan bangunan seperti asbes dan genteng. Rencananya bahan bangunan tersebut akan diantarkan ke sebuah villa di Semaagung. Sayangnya, saat sampai di lokasi kejadian, mobil dengan muatan penuh tersebut tidak kuat naik di jalan tanjakan. Dalam sekejap, mobil mundur dan terperosok ke jurang sedalam 25 meter. 

Warga sekitar nampak langsung memadati lokasi kejadian. Dengan lampu penerangan seadaanya, warga pun berupaya untuk mengecek kondisi sopir dan kendaraan. Sayangnya, saat ditemukan sopir kendaraan (Tobin) sudah dalam kondisi meninggal dunia. Demikian juga kedua orang rekannya. Bahkan jenazah Suryadinata dan Agus Arya ditemukan tertimbun genteng dan asbes. 

 




“Ketiga korban yang meninggal sudah dievakuasi tadi malam sampai pagi. Sekarang jenasahnya ada di Rumah sakit Klungkung, ” ungkap Kasat Lantas Polres Klungkung, AKP Taufan Rizaldi.

Lebih lanjut AKP Taufan Rizaldi menyampaikan, evakuasi ketiga jenazah memakan waktu cukup lama. Lantaran terhambat oleh jurang yang sempit dan curam. Jenazah Tobin berhasil dievakuasi pada pukul 22.00 wita. Sedangkan jenazah Suryadinata dan Agus Arya baru berhasil dievakuasi pada keesokan harinya. Yakni Selasa (20/2) pagi sekitar pukul 05.00 wita. Proses evakuasi ini tidak hanya melibatkan pihak kepolisian tetapi juga dibantu oleh Basarnas.

 




Setelah dievakuasi, ketiga jenazah korban langsung dibawa kamar jenazah RSUD Klungkung. Sementara di sana sudah nampak beberapa keluarga korban berkumpul. Suasana haru pun menyelimuti ruangan tersebut. Wayan Ariani yang merupakan istri Suryadinata menuturkan, tak memiliki firasat apa-apa sebelum peristiwa naas menimpa suaminya. Bahkan informasi mengenai kecelakaan maut tersebut ia peroleh kemarin pagi dari anaknya. Kebetulan sang anak dikabari oleh pamannya, yang terlebih dahulu ditelfon oleh bos korban. 

“Bapak (Suryadinata) kerja ke Denpasar jika ada panggilan dari bosnya. Bapak juga sudah biasa ke Semaagung mengantar barang dan bantubantu di vila,” kisahnya dengan air mata yang terus menetes. 

 

Ariani pun semakin sedih, ketika mengingat kematian suaminya hanya berselang beberapa bulan sebelum anaknya diwisuda. Katanya, anak bungsunya Kadek Yoga Surya Asatrawan (20) masih kuliah di Universitas Poltek Jembarana dan rencananya akan wisuda bulan Agustus. “Rencananya jenasah bapak saya akan bawa pulang ke Jembrana untuk diaben nanti,” ujar Ariani sambil mengatakan semasa hidup suaminya dikenal sebagai sosok yang ramah. (dia)