https://www.traditionrolex.com/27 Penting! Membentuk Daya Tahan Remaja Bali - FAJAR BALI
 

Penting! Membentuk Daya Tahan Remaja Bali

Sudah sejak dulu Psikater Prof. Luh Suryani menyatakan tingginya kasus bunuh diri dan tingkat stres manusia Bali dan lemahnya merespon solusi atas masalah yang dihadapi adalah masalah serius kesehatan mental warga Bali.

 Save as PDF
(Last Updated On: 19/03/2024)

Gede Pasek Suardika dalam momen pelepasan siswi UWP Astika Dharma, yang dikelolanya.

DENPASAR-fajarbali.com | Kasus bunuh diri Ni Komang Ayu Miranda, asal Banjar Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, yang viral di media sosial (medsos) turut mendapat perhatian tokoh publik sekaligus pengelola lembaga pendidikan Gede Pasek Suardika.

Selain Ayu Miranda, selang satu hari kemudian ada juga kasus bunuh diri dengan cara serupa di Kecamatan Manggis dengan korban Ni Putu CY, seorang siswi SMK. Hanya saja kasus Ayu Miranda lebih memantik perhatian publik.

“Kasus bunuh diri Ayu Miranda terasa kasus yang sedikit berbeda di era medsos saat ini. Dimana begitu viral dengan  banyaknya yang membahas, memberikan simpati dan lainnya. Apalagi penyebabnya diduga karena ditinggal pacarnya. Sebenarnya banyak sekali kasus seperti ini,” ungkap Pasek Suardika dengan nada menyayangkan, Selasa (19/3/2024), ketika ditemui di Denpasar.

Menurut Pasek Suardika, lemahnya daya tahan semeton Bali dalam menghadapi masalah hidup perlu dilakukan penanganan sejak saat memasuki dunia pendidikan.

“Sudah sejak dulu Psikater Prof. Luh Suryani menyatakan tingginya kasus bunuh diri dan tingkat stres manusia Bali dan lemahnya merespon solusi atas masalah yang dihadapi adalah masalah serius kesehatan mental warga Bali. Pikiran singkat diambil,” bebernya.

Jika mengacu pada kasus Miranda, ia menyarankan jangan sekali-kali memberikan cinta 100 persen kepada calon pasangan maupun pasangan sah. Sebaiknya sisakan sedikit untuk bisa menjadi jalan keluar jika disakiti di kemudian hari.

Meski tidak pernah berjumpa langsung dengan mendiang Ayu Miranda, tapi melihat foto-fotonya yang bertebaran di medos, Pasek Suardika meyakini mendiang tidak akan kesulitan mencari pasangan hidup.

“Secara tampilan luar sebenarnya Ayu Miranda tidaklah akan sulit untuk mencari pengganti pacarnya tersebut. Wajahnya menarik, tampilannya bersahaja,” katanya.

Tetapi aspek psikologis dimana ketulusan, kesabaran menunggu sang kekasih di kapal pesiar, harapannya yang tinggi untuk dikawini ketika kembali, malah yang didapat pacar yang diantarkannya dengan kasih sayang saat berangkat tersebut datang dengan membawa calon lain hasil berkumpulnya di kapal pesiar.

Shock berat karena antara ketulusan, kesabaran dan harapan yang berbanding terbalik seketika di depan mata membuat dirinya gelap mata. Ia mengajak semua pihak khususnya para remaja memetik pelajaran dari Ayu Miranda, dengan cara menguatkan daya tahan dalam menghadapi masalah hidup. Sebab ciri khas seseorang hidup adalah adanya masalah yang datang dan harus diatasi. Begitu seterusnya.

“Memang jodoh di tangan Tuhan, tetapi langkah yang salah itu ada dalam keputusan kita masing masing. Selamat jalan Ayu Miranda dumugi Amor ing Acintya,” pungkas Pasek Suardika, yang telah mengasuh puluhan anak kurang mampu tersebut.

 Save as PDF

Next Post

Penjor Agung ‘Menantang’ Langit di Pura Ulun Danu Batur

Sel Mar 19 , 2024
“Parkir kami masih belum ada tambahan. Kantung-kantung parkir ada di Tunon dan beberapa parkir pribadi masyarakat. Kami juga masih memanfaatkan bahu jalan untuk tempat parkir selama karya. Mohon dimaklumi dan dapat bersabar untuk kondisi ini". -Jero Gede Batur.
f481e44c-b112-46d5-94f9-8c5c949470cc

Berita Lainnya