https://www.traditionrolex.com/27 Pengelola TPS3R Paku Sari Panjer Diajak Mengolah Sampah Organik - FAJAR BALI
 

Pengelola TPS3R Paku Sari Panjer Diajak Mengolah Sampah Organik

Bulda Mahayana menjelaskan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi bertujuan mendukung Peraturan Gubernur Bali No 47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

 Save as PDF
(Last Updated On: 02/11/2023)

Foto : Pengelola TPS3R Paku Sari Panjer, Denpasar, bersama Tim dosen Pengabmas Jurusan Kesehatan Lingkungan Polkesden.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar (Polkesden) yakni Drs. I Made Bulda Mahayana, SKM.,M.Si dan I Wayan Sali, SKM.,M.Si memberikan edukasi dan pendampingan cara membuat pupuk organik cair (POC) pada karyawan pengelola TPS3R Paku Sari Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Bulda Mahayana menjelaskan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi bertujuan mendukung Peraturan Gubernur Bali No 47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

“Tujuan dari peraturan tersebut adalah mewujudkan budaya bersih, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan masyarakat, menjadikan sampah bernilai ekonomis serta meningkatkan peran produsen, desa adat serta desa atau kelurahan dalam pengelolaan sampah,” terang Bulda.

Sampah organik, lanjut Bulda, tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, bahkan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 70-80% berupa sampah organik.

Ironisnya, sampah organik sering diabaikan dan dianggap aman karena bisa terurai. “Memang benar bahwa sampah organik mampu terurai secara alami, tapi sampah organik juga memiliki potensi untuk merusak lingkungan,” jelasnya.

Bulda pun merinci penjelasannya. Pertama, yang membuat tumpukan sampah organik bisa mengancam adalah gas metana, dalam cuaca panas dan tiupan angin kencang dapat menimbulkan kebakaran.

Kedua, ancaman sampah organik tidak berhenti pada gas metana, karena faktanya, tumpukan sampah organik adalah habitat yang paling disukai oleh hewan-hewan seperti tikus, lalat, kecoa dan nyamuk. Deretan hewan yang bisa membawa aneka penyakit menular melalui aneka bakteri dan virus.

Ketiga, sampah organik memang aman jika terbuka dan menyatu kembali ke alam. Masalahnya, lebih banyak sampah organik yang hanya menumpuk saja di tempat pembuangan akhir tanpa sirkulasi oksigen dan tidak terurai. Pada akhirnya molekul itu lepas ke udara menjadi gas metana yang 21 kali lebih berbahaya bagi lapisan ozon dibanding karbon dioksida karena menyerap panas lebih banyak.

Dimana berikutnya berefek pada perubahan iklim yang lebih serius bagi kehidupan manusia di bumi.

Sampah organik menjadi berbahaya karena tidak diolah dengan baik dan benar, karenanya pengolahan sampah adalah solusi yang paling efektif untuk menghindarkan kita dari ancaman-ancaman di atas.

Berikut, kata dia, adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengamankan sampah organik adalah makan secupnya, memilah sampah organik dan organik, dan membuat bahan penyubur tanah seperti kompos, pupuk organik cair, dan serta eco-enzyme.

Pupuk organik (POC), lanjut dia adalah pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan sampah organik seperti sisa buah dan sisa sayur yang dicapurkan decomposer EM4 dan air. Jika dibuat perbandingan total, 35% dari komposisi pupuk organik cair berupa cairan dan sisanya 65% berupa bahan padat seperti yang sudah disebutkan di atas.

Jika semua sudah selesai, tutup wadah plastik yang berisi bahan adonan pupuk tersebut dengan rapat. Hasil proses fermentasi bisa dilihat setelah 10 hari dari sejak pertama fermentasi dilakukan.

Setelah masa 10 hari, lakukan pengecekan apakah POC sudah matang dan siap digunakan. Pengecekan bisa dengan cara diamati atau dicium baunya yang serupa dengan tape. Jika ternyata belum, tutup wadah fermentasi dengan rapat.

Pada kesempatan yang sama Wakil dari Pengelola TPS3R Paku Sari Panjer Parwita mengaku bersyukur karyawannya mendapatkan pendampingan cara membuat pupuk organik cair, yang sebelumnya mereka lakukan sebatas membuat kompos dan memilah sampah anorganik untuk dikumpulkan kemudian dijual pada bank sampah. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Bincang Inspiratif AstraTalks: Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia

Jum Nov 3 , 2023
Dibaca: 356 (Last Updated On: 02/11/2023) Astra hadirkan Bincang Inspiratif AstraTalks bertema ”Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia” bersama para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards. (Foto: ist)   JAKARTA-fajarbali.com | Sebagai bagian dari rangkaian Awarding 14th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2023, Astra menghadirkan Bincang Inspiratif AstraTalks bertema […]
bincang Inspiratif

Berita Lainnya