https://www.traditionrolex.com/27 Pemerintah Mesti Mulai Pikirkan Limbah Masker - FAJAR BALI
 

Pemerintah Mesti Mulai Pikirkan Limbah Masker

(Last Updated On: 09/07/2020)

GIANYAR – fajarbali.com | Pemerintah diharapkan mulai memikirkan bagaimana limbah masker dikelola agar tidak mencemari lingkungan. Selain masker buatan pabrik resmi, juga ada masker kain produksi rumah tangga berskala kecil. 

“Saat ini limbahnya mulai mengotori pantai, sudah saatnya pemerintah dam masyarakat memikirkan soal ini,” jelas pentolan Trash Hero Bali, I Wayan Aksara, Kamis (9/7/2020).

Selain sampah masker yang mulai masuk ke pantai, sampah seperti sandal bekas juga masuk pantai, sehingga menurut Aksaram walau sampah plastik (tas kresek) berkurang, namun sampah bekas sandal dan masker mulai memenuhi pantai. “Masker bekas itu sebaiknya dibungkus dan dibuang ke TPA, setelah di TPA petugas akan mengolah limbah tersebut,” jelas Aksara. Dikatakannya, limbah masker tentunya masih mengandung bakteri atau virus sehingga membahayakan.  Bila tidak mendapat penanganan yang segera, dikhawatirkan limbah masker akan memenuhi pantai seperti sampah plastik sebelumnya. “Saat ini semua warga mengenakan masker, tentunya volume limbah masker juga banyak,” tutupnya.

Sejalan dengan pemikiran Wayan Aksara, Plt. Kepala DLH Gianyar,  I Wayan Kujus Pawitra mengaku sedang memikirkan langkah untuk menanggulangi sampah masker. Diakuinya, setiap buangan sampah dari warga, berisi saja satu dua limbah masker. “Kita sedang memikirkan soal ini, tentu limbah masker juga terindikasi berbahaya. Nanti di TPA kita lakukan pengolahan khusus,” jelas Kujus Pawitra. Dikatakannya, untuk limbah masker di rumah sakit, sudah ada penanganan khusus dan diolah di tempat yang khusus.

Kujus Pawitra mengimbau agar warga yang membuah limbah masker agar dibungkus khusus atau disiram air sabun bekas cucian, sehingga dipastikan kuman di masker hilang. “Kami dari DLH mengimbau masyarakat agar memilah sampah sampah sebelum dibuang, sampah organik, palstik dan masker,” harap Kujus Pawitra.  Dijelaskan, selama pandemi covid 19, volume sampah ke TPA berkurang. “Volume sampah dari upakara yadnya berkurang drastis, walau demikian, sampah rumah tangga masih mendominasi,” jelasnya. Kujus juga mengapresiasi masyarakat yang sudah mulai tertib membuang sampah, utamanya pengurangan sampah plastik.(gds).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Angin Kencang, Sudah Sebulan Nelayan Gumicik Tidak Melaut

Kam Jul 9 , 2020
Dibaca: 1 (Last Updated On: 09/07/2020)GIANYAR – fajarbali.com | Sempat menikmati hasil tangkapan melimpah, nelayan Pantai Gumicik, Desa Ketewel kini sudah hampir sebulan tidak melaut. Selama tidak melaut, sekitar 50-an nelayan ini beralih profesi. Ada yang sebagai buruh bangunan, petani, memperbaiki peralatan dan ada yang budidaya lele.   Save as PDF

Berita Lainnya