Kelompok 16 Kuliah Aplikatif Terpadu, Universitas Ngurah Rai, menyerahkan tong sampah kepada masyarakat Banjar Keliki, Desa Kelusa, Payangan.
GIANYAR-Fajar Bali
Persoalan sampah masih menjadi momok menakutkan di tengah masyarakat. Tumpukan sampah organic maupun non organic masih sering dijumpai di tiap-tiap desa, bahkan kota karena minimnya pemahaman dalam pengelolaannya.
Persoalan sampah ini menjadi perhatian khusus baik pemerintah maupun stake holder terkait lainnya. Termasuk Kelompok 16 Kuliah Aplikatif Terpadu (KAT) Universitas Ngurah Rai (UNR).
Kelompok 16 KAT UNR memilih Desa Kelusa, Payangan, sebagai lokasi melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah.
Sebab, di Desa tersebut, masih banyak ditemukan bahwa sampah dari rumah tangga dan sampah dari sarana upakara persembahyangan masih dibiarkan tertimbun dan dibuang ke lahan kosong.
Padahal dibalik penumpukan sampah ini, terdapat peluang besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sumber daya alam yang lebih berlimpah.
Beberapa opsi yang dapat lakukan untuk mengurangi dan memanfaatkan sampah khususnya sampah rumah tangga, yakni biopori dan teba modern, opsi tersebut dapat menjadi altenative yang sangat efektif untuk pengelolaan sampah khususnya sampah organic.
Kelompok 16 KAT UNR yang beranggotakan 24 orang dengan didampingi oleh 5 dosen pembimbing melakukan beberapa program kerja, salah satunya yaitu penyuluhan kepada masyarakat Keliki Kawan dan PKK di Banjar Keliki Kawan, Desa Kelusa, Payangan pada 19 November 2023 lalu.
Penyuluhan ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan biopori pada kehidupan masyarakat khususnya pada pengelolaan sampah rumah tangga.
Pada penyuluhan ini Kelompok 16 KAT UNR mengundang 2 narasumber kompeten dalam bidangnya, yakni Dwiantara, seorang alumni dari Universitas Ngurah Rai di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang memang sering memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat mengenai biopori, dan Balik Mustiana yang juga menyampaikan mengenai manfaat teba modern.
Salah satu masyarakat Keliki Kawan mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi terhadap aksi nyata dari kelompok 16 KAT UNR. Kehadiran mahasiswa UNR memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap Desa nya.
"Untuk penyuluhan ini, kami sangat berterima kasih sekali, karena dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan bahwa nantinya akan ada masyarakat yang mulai untuk merealisasikan biopori dan teba modern ini, karena ini sangat baik sekali ya, khususnya untuk lingkungan kita,” ujar salah satu masyarakat yang mewakili.
“Sebenarnya, disini sudah ada beberapa masyarakat yang sudah merencakan untuk membuat biopori, namun karena wilayahnya yang agak tinggi, jadi untuk membuat lubang biopori yang ideal itu sangat sulit, dan hari ini kami sudah diberikan penyuluhan juga mengenai tebaa modern yang dapat menjadi alternative pilihan untuk masyarakat yang rumahnya sulit untuk membuat biopori itu sendiri,” pungkasnya.
Kedua narasumber sangat mengapresisasi terhadap masyarakat Keliki Kawan yang sudah mau berkontribusi dan antusias mengikuti penyuluhan ini, karena menurutnya, saat ini masih banyak sekali orang yang menganggap remeh adanya timbunan sampah bahkan jika sampai membakar sampah.
Padahal jika menggunakan biopori sangat banyak sekali manfaatnya salah satunya yaitu untuk menjadi lubang resapan air untuk mencegah banjir, dan sampah yang dimasukkan ke lubang biopori akan menjadi pupuk kompos yang dapat menjaga kesuburan tanaman di sekitar lubang tersebut.
Pada kesempatan ini, Kelompok 16 KAT UNR juga memberikan kenang – kenangan berupa tong sampah yang terbuat dari jaring kawat yang dimana akan dipasangkan di setiap Pura yang ada di Banjar Keliki Kawan. Tong sampah ini diharapkan akan menjadi tempat untuk membuang sampah organic yang sekiranya bisa menjadi makanan dari lubang biopori yang ada disekitaran pura atau rumah warga.rl