AMLAPURA – fajarbali.com | Banjir bandang dari lereng Gunung Agung, Terutama di wilayah Desa Bhuana Giri,kecamatan Bebandem, Karangasem membuat jalan pelintas di Sungai Taksu yang menghubungkan Banjar Dinas Kemoning menuju banjar Dinas Nangka, mengalami rusak berat. Bahkan, pelintas yang baru selesai diperbaiki ini sangat membayakan masyarakat yang akan melewatinya lantaran dibawah senderan sudah berlobang. Masyarakat pun berharap, jalan pelintas segera dilakukan perbaikan.
Pantauan koran ini, Rabu (12/2/2020) kemarin, kerusakan jalur pelintas ini telah terjadi sejak setahun lalu dikarenakan terjangan banjir. Kondisi jalan pelintas di sungai Taksu ini semakin parah saat terjadi banjir sekitar seminggu lalu. Senderan bagian bawah pun jebol dan menyisakan lubang. Sedangkan pada bagian atas hanya menyisakan tanah bercampur kerikil.
Salah seorang warga yang kebetulan melintas, Wayan Putra menyampaikan, jalan pelintas Sungai Taksu ini merupakan akses masyarakat dusun Kemoning maupun dusun Nangka Desa Bhuana Giri yang hendak melakukan aktifitasnya. Begitu pula, jalan pelintas ini juga sebagai akses anak-anak sekolah. Bahkan, jalan pelintas sungai Taksu sebagai jalur menuju Pura Penataran Agung Nangka. “Karena banjir yang cukup besar, bagian bawah jalan tergerus,” ujarnya.
Dikatakanya, saat musim hujan seperti sekarang, para orang tua juga cukup waswas dengan anak-anak sekolah. Karena air sungai membesar, anak-anak sekolah pun tidak berani lewat dan harus menunggu air sungai surut. Terkadang, kata Putra, jika airnya besar anak -anak sekolah terpaksa harus meliburkan diri. Kodisinya berbeda ketika musim kemarau, sungai taksu memang tidak ada airnya. “Air akan besar jika sedang hujan, kalau tidak hujan sungai mengering,” ujarnya lagi.
Hal serupa juga disampaikan warga lainya, I Made Junita. Dikatakan, jalan pelintas ini merupana akses terdekat bagi masyarakat Banjar Dinas Kemoning dan banjar Dinas Nangka untuk beraktifitas, terutaam anak-anak sekolah yang akan bersekolah di SMPN 3 Bebandem, di banjar dinas Butus. “Ini akses terdekat masyarakat terutama siswa, memang ada jalur lain, tetapi jaraknya cukup jauh,” ujarnya.
Terkait kondisi jalan pelintas itu, Kabid Bina Marga, PUPR Karangasem, I Wayan Surata Jaya, mengatakan, akses jalan Kemoning yang panjangnya 1,7 Kilometer itu baru selesai dilakukan perbaikan pada 2019 lalu. Rusaknya jalan pelintas ini lantaran dihantam banjir bandang setiap hujan turun dengan intensitas tinggi. Dikatakanya, akses jalan ini masih dalam masa pemeliharaan selama 180 hari kalender. Pemeliharaan jalan, kata Surata Jaya menghabiskan anggaran Rp 1,3 miliar yang bersumber dari dana APBD Induk 2019. “Jalanya rusak karena diterjang banjir bandang berkali-kali, sekarang maidh dalam tahap pemeliharaan oleh rekanan,” ujarnya. (bud).