https://www.traditionrolex.com/27 Gangguan Mental Akibat Pandemi Berkepanjangan Alami Peningkatan - FAJAR BALI
 

Gangguan Mental Akibat Pandemi Berkepanjangan Alami Peningkatan

(Last Updated On: 17/04/2022)

Denpasar-fajarbali.com | Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat orang rentan terkena gangguan mental. Saat ini pun, orang yang mengalami gangguan mental tercatat ada peningkatan, baik itu disebabkan faktor ekonomi maupun lainnya.


Psikolog RSUP Sanglah, Lyly Puspa Palupi S., M.Si mengatakan, hal itu dikarenakan penyesuaian dengan situasi yang ada.

“Kasus yang meningkat kecenderungannya adalah orang dengan masalah kesehatan mental karena penyesuaian dengan situasi yang ada saat ini. Terutama, situasi yang berkepanjangan dengan masalah sosial ekonomi. Ini semakin meningkat,” ungkapnya, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga :
Wujudkan Herd Immunity, Level 21 Mall Fasilitasi Vaksinasi Bagi Pelaku Usaha Pusat Perbelanjaan
Tidak Bawa Suket Rapid Antigen, Enam Kendaraan Penumpang Diamankan

Gangguan mental dimaksud seperti cemas, depresi, dan campuran gangguan cemas dan depresi serta gangguan penyesuaian. Menurutnya, tanda orang mengalami gangguan mental yaitu lebih banyak mengeluh. Keluhan fisik seperti maag, sakit kepala, jantung berdebar, dan sulit tidur.

“Kalau gangguan mental berat seperti skizoprenia juga cenderung kambuh karena kesulitan untuk mengakses pengobatan. Kesulitan-kesulitan inilah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah bahwa ribuan tenaga kerja (naker) yang saat ini dirumahkan dan di PHK, tidak punya akses untuk mendapat pelayanan gagguan mental dari ringan sampai sedang,” ujar Palupi. 

Selain perhatian pemerintah, kelompok masyarakat juga diharapkan peduli terhadap permasalahan ini. Perlu adanya kegiatan kelompok, seperti terapi untuk masyarakat yang mengalami gangguan mental selama pandemi.

Mengingat adanya aturan social distancing di masa pandemi, ia menyarankan kelompok tersebut bisa menampung setengah dari kapasitas gedung yang digunakan. Mereka dianjurkan melakukan kegiatan seperti meditasi, relaksasi, yoga, dan olahraga ringan lainnya untuk melepaskan beban.

“Penanganan dari gangguan mental yang ringan sampai sedang tidak semata-mata memerlukan obat, memerlukan upaya untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya,” tandasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Sebagian Besar Hotel dan Restoran di Gianyar Sudah Kantongi CHSE, Beri Jaminan Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan bagi Wisatawan

Rab Mei 19 , 2021
Dibaca: 14 (Last Updated On: 17/04/2022)GIANYAR-fajarbali.com | Usaha pariwisata, baik hotel dan restoran, sebagian besarnya sudah mengantongo Cleanliness Health Safety and Environment (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bahkan Dispar Gianyar menyebut yang sudah mengantongo sebanyak 180 hotel, restoran dan obyek wisata. Kadis Pariwisata Gianyar, Anak Agung Gede Putrawan menyebutkan […]

Berita Lainnya