https://www.traditionrolex.com/27 Catin Mewanti-wanti Diminta Skrining Pranikah - FAJAR BALI
 

Catin Mewanti-wanti Diminta Skrining Pranikah

Penurunan stunting di Bali utara itu cukup baik, dari tahun 2019 di angka 22 persen kemudian ditahun 2021 diangka 8,9 persen.

 Save as PDF
(Last Updated On: 01/11/2022)

Calon pengantin di Desa Kayu Putih Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng mengikuti skrining di sela Kampanye Percepatan Penurunan Stunting, Senin (31/10).

 

SINGARAJA – fajarbali.com | Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewanti-wanti dan tak pernah bosan meminta calon pengantin (catin) agar mengikuti skrining pranikah atau tiga bulan sebelum hari H pernikahan.

Hal itu dikatakan Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono di sela Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Senin (31/10).

Menurut Ari Dwikora, prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021 sangat berdampak dengan kelayakan Indonesia menyandang Negara Emas.

Sehingga pihaknya dengan seluruh stakeholder menggemakan penurunan stunting ke seluruh Tanah Air sesuai amanat Perpres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

”Kita terus turun ke masyarakat untuk menekan angka stunting yang terjadi. Karena apa? Untuk menuju Indonesia emas, syaratnya stunting harus diminimalisir sekecil mungkin,” kata Ari Dwikora.

Kuncinya, lanjut Ari Dwikora, ada pada catin, khususnya wanita yang notabene calon ibu. Wanita berperan penting membangun keluarga berkualitas. Sehingga pihaknya berharap, sebelum menikah sebaiknya melakukan skrining terlebih dahulu dengan tujuan melahirkan anak yang sehat.

Nyoman Budiastawan, mewakili Pemkab Buleleng mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mitra pembangunan untuk bekerja keras, berkolaborasi, gotong royong mencapai tujuan pemerintah mengingat sisa waktu tinggal dua tahun lagi.

Pria yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, ini menyebut, masa depan bangsa ini tergantung pada aksi dan lagkah kolaboratif di masa kini.

“Anak-anak bangsa adalah aset. Sekarang kita merawat mereka, nanti mereka yang merawat kita, merawat negara ini yang kita cintai,” kata dia. Penurunan stunting di Bali utara itu cukup baik, dari tahun 2019 di angka 22 persen kemudian ditahun 2021 diangka 8,9 persen.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariasa Adnyana mengapresiasi antusiasme warga yang kian meningkat mengikuti sosialisasi. Ia pun mengemas acara lebih inovatif dengan memberikan aneka kuis berhadiah agar manfaat kegiatan terkait kesehatan ini benar-benar dipahami. 

Meski Bali berada jauh di bawah prevalensi stunting nasional, kata Kariyasa, edukasi pencegahan stunting wajib dilakukan secara konsisten. Pasalnya, efek edukasi bersifat jangka panjang.

“Sekarang kita edukasi, mungkin hasilnya baru bisa dirasakan lima, sepuluh tahun dan seterusnya, sampai 2045, Indonesia Emas. Kami bahkan menargetkan nol stunting,” kata Kariyasa. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Video Mesum Wanita Kebaya Merah Hebohkan Jagat Maya

Sel Nov 1 , 2022
Diduga Lokasi di Kamar Hotel
IMG_20221101_193917-cfc9af9a

Berita Lainnya