https://www.traditionrolex.com/27 Stunting di Desa Ekasari Cukup Tinggi. Kariyasa: PR Bagi Pemkab Jembrana - FAJAR BALI
 

Stunting di Desa Ekasari Cukup Tinggi. Kariyasa: PR Bagi Pemkab Jembrana

(Last Updated On: 11/08/2023)

Foto : Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota, Kamis (10/8/2023), di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Perbekel Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Gede Puja, dalam kegiatan “Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota”, Kamis (10/8/2023), mengungkapkan, prevalensi stunting di desanya cukup tinggi.

Desa Ekasari yang terdiri dari 10 banjar, terdapat 69 bayi di bawah dua tahun (baduta) serta 106 bayi di bawah lima tahun (balita). Dari jumlah itu, 11 baduta berisiko stunting. Dan, 14 balita berisiko stunting.

Sedangkan untuk ibu hamil, tercatat 21 orang. Yang berisiko sekitar dua orang, karena faktor usia dan jarak melahirkan terlalu dekat.

Merespon kondisi tersebut, Puja mengaku telah runtin melakukan pendampingan bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), memberikan makanan tambahan, vitamin dan susu untuk bayi serta ibu hamil.

“Kami juga telah menggelar rembug stunting melibatkan seluruh unsur di desa, termasuk para tokoh masyarakat,” jelas Puja.

Sebenarnya, kata dia, keberadaan Posyandu di semua banjar berjalan dengan baik dan rutin. Bahkan ada 50 orang kader yang dilibatkan. Untuk bina keluarga balita juga ada 50 kader. Sedangkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) berjumlah 18 orang.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Made Dwipayana, mengakui, prevalensi stunting di “Bumi Makepung” masih di atas rata-rata Provinsi Bali, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.

“Berdasarkan SSGI tahun 2022, kami di Jembrana masih 14,2 persen. Sehingga besar harapan kami kepada Bapak Kariyasa Komisi IX DPR RI untuk terus membantu Jembrana,” Tamba.

“Karena kami sada tidak bisa berdiri sendiri. Perlu partisipasi aktif semua komponen bangsa termasuk masyarakat itu sendiri,” imbuhnya.

Kampanye percepatan penurunan stunting tersebut, lanjut dia, sejalan dengan visi misi Jembrana, khususnya menyongsong Era Jembrana Emas 2026.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penurunan stunting, yakni mewujudkan sumber daya manusia (SDM) sehat, cerdas dan produktif untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariasa Anyana, menjelaskan, tingkat provinsi, Bali sudah berhasil menekan prevalensi stunting menjadi 8 persen, atau terendah dibandingkan semua provinsi.

Target Bali tahun 2024 stunting 6 persen. Sedangkan target secara nasional 14 persen yang saat ini masih bercokol di angka 21 persen.

Melihat permasalahan stunting di Jembrana yang masih 14,2 persen, Kariyasa menegaskan hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana.

“Di level provinsi, kita sudah 8 persen, kemudian turun jadi 6 persen di 2024. Sedangkan Jembrana masih 14 persen. Ini kan masih jauh dari 14 ke 6 persen. Saya rasa ini PR yang menantang,” jelas Kariyasa.

Dia kembali mengingatkan, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, diperlukan SDM berkualitas. Sehingga jika masih banyak anak bangsa yang terkena stunting apalagi di tengah bonus demografi, maka cita-cita Indonesia Emas tidak akan tercapai.

Percepatan penurunan stunting, lanjut dia, merupakan program nasional yang sangat serius digarap bahkan sampai dibuatkan Peraturan Presiden (Perpres). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi koordinator dengan melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga. Gde

 Save as PDF

Next Post

Raih Juara 1, Mahasiswa FTP Unud Berpeluang Ikuti Research Internship di Thailand

Sab Agu 12 , 2023
Berprestasi pada ajang Student Project Competition 2023 dengan tema Mitigation and Adaptation for Climate Change In Agriculture using IoT
REEC

Berita Lainnya