https://www.traditionrolex.com/27 Perbanyak Lubang Biopori, Tak Perlu Risau saat Kemarau - FAJAR BALI
 

Perbanyak Lubang Biopori, Tak Perlu Risau saat Kemarau

PKM dan Baksos mengusung tema “Biopores for Water Resources Sustainability” atau Biopori untuk Kelestarian Sumber Daya Air.

 Save as PDF
(Last Updated On: 10/12/2023)

FOTO: PkM dan Baksos pembuatan 100 titik lubang biopori di lingkungan UNR.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ngurah Rai (FST UNR) bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, membuat 100 titik biopori di lingkungan kampus, yang dikemas dalam Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dan Bakti Sosial, Sabtu (9/12/2023)

PKM dan Baksos mengusung tema “Biopores for Water Resources Sustainability” atau Biopori untuk Kelestarian Sumber Daya Air. Dekan FST UNR Dr. Ir. Putu Doddy Heka Ardana, ST., MT., IPM., menyebut, penanaman 100 titik biopori ini, merupakan langkah kecil tapi bermanfaat untuk bumi.

Pihaknya mendapatkan bantuan dari BWS Bali-Penida. Tujuan penamaan biopori, sebagai gerakan bersama  untuk menyelamatkan air, dan pada intinya untuk menyelamatkan bumi.

Menurut Doddy, mindset tersebut penting ditanamkan kepada mahasiswanya, bahwa menyelamatkan bumi tidak selalu dengan tindakan besar dan biaya tinggi, namun dimulai dari lingkungan sendiri. “Ternyata sangat sederhana, tetapi perlu kebersamaan,” kata Doddy.

Kepala BWS Bali-Penida, diwakili Kepala Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Alam (SDA), Made Denny Satya Wijaya, S.T., M.Si., menjelaskan, pihaknya memang memiliki program menggandeng perguruan tinggi, desa dan berbagai komunitas peduli sungai untuk gerakan biopori.

“Gerakan menanam biopori terus akan bertambah, karena program yang kami kolaborasikan antar (Dinas) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan akademisi tersebar titik tanam yang cukup banyak, sekitar 5623 titik yang harus kita sebar,” kata Denny.

Belajar dari kemarau panjang yang sudah berlalu, Denny berharap dengan kegiatan biopori di lingkungan masing-masing, paling tidak bisa menyumbang atau pengisian ulang air bawah tanah. Sehingga kedepan kalau terjadi kemarau panjang, tidak lagi kebingungan terhadap kebutuhan air.

“Saat musim hujan, air harus kita tabung. Sayang kalau dibuang, malah membebani aliran sungai kemudian tumpah ke laut. Mending ditabung nanti pas kemarau kita panen,” jelasnya.

Sebelumnya, Rektor UNR, Prof. Dr Ni Putu Tirka  Widanti, M.M., M.Hum, dalam sambutannya menjelaskan, PKM dan Baksos FST UNR kali ini berfungsi untuk meningkatkan daya serap air yang dapat meminimalisir terjadinya banjir, meningkatkan kualitas air tanah  sebagai bentuk mejaga kelestarian lingkungan dan alam untuk generasi selanjutnya.

Hal ini, kata Prof. Tirka, sangat relevan dengan roh “Kampus Perjuangan” yakni Tri Hita Karana, salah satunya menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan. Di UNR telah sejak beberapa tahun gencar membuat biopori yang diinisiasi dari kerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora dengan berbagai komunitas peduli lingkungan.

“Saya yakin, jika spirit Tri Hita Karana diimplementasikan dengan baik, pasti melahirkan kesejahteraan,” kata rektor. Tampak hadir Ketua Yayasan Jagadhita Denpasar Dr. Drs. AA Gde Raka, M.Si, para wakil rektor, pejabat di lingkungan UNR, dosen dan mahasiswa. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Yayasan AHM dan Taman Pintar Kembangkan Model Pengajaran Safety Riding bersama Guru PAUD

Sen Des 11 , 2023
Dibaca: 273 (Last Updated On: 10/12/2023) Yayasan AHM dan Taman Pintar kembangkan model pengajaran safety riding bersama Guru PAUD. (Foto: ist)   JAKARTA-fajarbali.com | Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) mengembangkan model pengajaran keselamatan berkendara yang menyenangkan untuk anak usia dini bersama Taman Pintar dan para guru Pendidikan Anak Usia […]
Astra_

Berita Lainnya