https://www.traditionrolex.com/27 Mengetuk Hati Gubernur Koster, Berharap Mendapatkan Peratian Pemerintah - FAJAR BALI
 

Mengetuk Hati Gubernur Koster, Berharap Mendapatkan Peratian Pemerintah

(Last Updated On: 17/04/2022)

SINGARAJA – fajarbali.com | Kondisi memprihatinkan yang dialami oleh Ida Kade Bisma (16) warga masyarakat Banjar Dinas Buana Kerti, Desa Ularan, Kecamatan Seririt itu lantaran menderita cacat mental sejak berusia tiga bulan sejak dirinya lahir.


Bisama merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Ida Komang Ari bersama dengan Dayu Kade Silastri yang juga merupakan keluarga tidak mampu harus rela mengasuh anaknya dengan kondisi cacat mental. Menurut Silastri saat dikonfirmasi di rumahnya, Senin (17/5/2021) kemarin dirinya menceritakan awal anak keduanya itu mengalami cacat mental sejak berusia dua bulan.

Kala itu, Bisma diajak jalan-jalan, sempat mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tulang punggung dan tulang rusuk Bisma patah. Pihak keluarga sempat melakukan pemeriksaan ke dokter namun biaya yang dibutuhkan sangat besar sehingga Ari dan Silastri memilih untuk melakukan pengobatan tradisional.

Baca Juga :
Kasus Kematian Masih Terjadi, Pasien Sembuh Covid 19 Meningkat
Inginkan Pembaharuan Kerjasama Media, DPRD Buleleng Ajak Wartawan ke DPRD Provinsi dan Gianyar

Beranjak Bisma berusia tiga bulan, kelainan mulai muncul pada gerak gerik Bisama yang tidak pernah diam yang membuat kedua orang tuanya tidak bisa meninggalkan dia untuk bekerja mencari nafkah. Kini Bisma yang sudah beranjak dewasa itu, bukan semakin berkurang gerakannya setiap harinya melainkan gerakan Bisma semakin parah yang membuat kedua orang tuanya harus tetap mengawasinya.

“Anak saya sempat mengalami kecelakaan waktu berusia dua bulan dan kami tahu bahwa anak kami cacat mental sejak berusia tiga bulan sampai saat ini. Sekarang dia tidak diam-diam bagaikan anak kecil makanya kami terus mengawasinya terus karena kami takut anak kami kenapa-kenapa karena suka berlari makanya harus dijaga berdua,” tutur Silastri.

Bahkan dirinya mengakui sering pasrah menjalani hidup lantaran menjadi orang yang tidak mampu dan ditambah anaknya yang mengalami cacat mental.

“Terus terang kami menjadi orang tidak punya, kami harus bekerja serabutan hanya untuk membeli beras dan menafkahi keluarga, namun kami harus rela dirumah hanya mengawasi anak kami yang mengalami cacat mental,” aku Ari.

Dikonfirmasi apakah selama ini mendapatkan bantuan pemerintah? Silastri mengakui, selama ini semenjak dirinya berkeluarga tidak pernah mendapatkan peratian pemerintah hingga kini dirinya memiliki seorang anak yang mengaami cacat mental tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah.

“Kalau peratian atau bantuan pemerintah kami sama sekali tidak ada. Semenjak kami menikah hingga kami memiliki anak yang mengalami cacat mental tidak pernah mendapatkan peratian pemerintah. Kalau yang mendata banyak namun bantuan tidak pernah tiba. Entah apa yang didata kami juga tidak tahu,” akunya sembari meneteskan air mata.

Bahkan Silastri mengakui kalau banyak orang-orang yang mengalami cacat fisik atau mental selalu mendapatkan peratian pemerintah namun lain dengan yang dialami oleh anaknya yang tidak pernah ‘dilirik’ pemerintah.

“Saya punya teman yang juga keluarganya mengalami cacat mental selalu dapat bantuan pemerintah namun kenapa justru anak kami tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah,” akunya lagi.

Dengan adanya hal itu, dirinya berharap dengan dimediakan ini bisa nantinya mengetuk hati Gubernur Bali Wayan Koster untuk bisa memberikan bantuan kepada para masyarakat terlantar yang mengalami cacat fisik atau cacat mental.

“Kami sangat berharap dengan adanya dimediakan ini kami bisa mengetuk hati seorang Gubernur Koster dan pemerintah agar bisa memberikan bantuan kepada masyarakat yang terlantar utamanya yang mengalami cacat karena hal ini merupakan kemiskinan yang tidak bisa dihilangkan. Anak kami miskin mental sehingga seperti itu makanya kami sangat mengharapkan adanya peratian pemerintah baik Gubernur atau pemerintah daerah,” harapnya sembari memeluk Bisma. (ags)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Demplot Eco-Farming, Langkah Strategis Peningkatan Produksi Pertanian di Buleleng

Sel Mei 18 , 2021
Dibaca: 7 (Last Updated On: 17/04/2022)SINGARAJA – fajarbali.com | Pelaksanaan Demplot Eco-Farming  pada Penanaman padi varietas Sulutan Unsrat 2 menjadi salah satu langkah strategis peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pertanian di Kabupaten Buleleng, Bali.  Save as PDF

Berita Lainnya