https://www.traditionrolex.com/27 Lestarikan KB "Ala" Bali yang Berkualitas - FAJAR BALI
 

Lestarikan KB “Ala” Bali yang Berkualitas

(Last Updated On: 31/07/2023)

Foto: KAMPANYE Percepatan Penurunan Stunting di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Sabtu (29/7).

 

AMLAPURA – fajarbali.com | Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, di sela Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota di Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Sabtu (29/7/2023), mengimbau agar warga melestarikan KB ala Bali, empat anak.

Alasannya, karena populasi warga Bali menurun. Sehingga nama anak ketiga (Nyoman, Komang) dan keempat (Ketut) semakin jarang ditemui. Banyak anak sebetulnya tidak menjadi persoalan asalkan direncanakan dengan baik.

Terbukti, dari kasus stunting yang ada, didominasi bayi yang lahir dari perkawinan usia dini. Bukan dari kuntitas anak. “Yang penting bagiamana merencanakan dari pra nikah, masa hamil hingga anak lahir. Saya rasa stunting atau gizi buruk dapat dihindari,” kata Kariyasa di hadapan lebih dari 400 warga.

Soal populasi penduduk Bali, sejalan dengan yang pernah dijelaskan Gubernur Bali, Wayan Koster dalam Haluan Pembangunan 100 Tahun Masa Depan Bali, tahun 2022, jumlah penduduk 4,3 juta jiwa, dengan rerata laju pertumbuhan peduduk sebesar 1,01% per tahun.

Tahun 2023, data jumlah siswa SD, SMP, dan SMA/SMK/SLB mencapai 758.174 orang: jumlah siswa yang memakai nama Bali sebanyak 595.931 orang atau 79%; dan siswa yang memakai bukan nama Bali sebanyak 162.243 orang atau 21%.

Dari jumlah siswa yang memakai nama Bali: anak pertama (Putu, Wayan, Gede) sebanyak 233.013 orang atau 39%; 2) Nama anak kedua (Made, Kadek, Nengah) sebanyak 215.731 orang atau 36%; 3) Nama anak ketiga (Komang, Nyoman) sebanyak 109.198 orang atau 18%, dan 4) Nama anak keempat (Ketut) sebanyak 37.389 orang atau 6%.

Hal ini merupakan peringatan yang harus menjadi perhatian bersama, bahwa kalau tidak dilakukan upaya nyata, nama Ketut terancam punah.

Senada, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali Sarles Brabar, menegaskan, jargon BKKBN bukan lagi dua anak cukup, tapi menekankan kualitas.

“Jadi mau punya anak berapa pun silakan. Yang penting rencananya matang. Seperti yang diungkapkan Pak Ketut Kariyasa,” jelasnya.

Bupati Karangasem diwakili Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana I Komang Daging, mengungkapkan, upaya penurunan stunting di Karangasem menunjukkan hasil signifikan.

Jika dilihat dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angkanya sangat tinggi di atas 20 persen. Kemudian digenjot, akhirnya bisa turun ke 13,44 persen dan saat ini di angka 7 persen. Daging berharap, kegiatan ini dapat mengedukasi masyarakat akar rumput, khususnya remaja dan ibu hamil. Turut hadir Kepala Desa dan tokoh masyarakat setempat. W-009

 Save as PDF

Next Post

"Ngeratep" Sasuhunan di Pura Maha Widya Mandira UNHI. Dipuput Tiga Sulinggih, Upasaksi Wagub Cok Ace

Sen Jul 31 , 2023
Dibaca: 398 (Last Updated On: 31/07/2023) Foto: SAKRAL-Karya Ngeratep, Melaspas, dan Masupati Pelawatan Ida Sesuhunan di Pura Maha Widya Mandira, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, Jumat (28/7).   DENPASAR – fajarbali.com | Karya Ngeratep, Melaspas, dan Masupati Pelawatan Ida Sesuhunan di Pura Maha Widya Mandira, Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, […]
DBCCD2B5-D8E9-4D6A-8DEC-0736DA3DEE55

Berita Lainnya