IMG_20230205_205718

Komplotan Prostitusi Online Digulung, Berkedok Layanan Seks Ternyata Pemeras

Ilustrasi prostitusi online ditangkap Polisi (Orami) 

 

DENPASAR -fajarbali.com-Tim Resmob Ditreskrimum Polda Bali membekuk sindikat prostitusi online melalui aplikasi Michat yang beroperasi di wilayah Denpasar. Para pelaku ini menggunakan modus memancing pelanggan dengan wanita muda yang merupakan istri salah pelaku berinisial KW. Setelah itu mereka kemudian memeras korban dengan cara mengambil uang dan harta bendanya. 
 
Menurut informasi dilapangan, para pelaku ini berjumlah 4 orang. Polisi juga sudah memeriksa perempuan muda tersebut yang masih tergolong anak di bawah umur. 
 
"Pelaku berjumlah 4 orang, ada salah seorang perempuan. Ada beberapa pelaku ditembak kakinya karena melawan dan coba kabur," ungkap sumber, pada Minggu 5 Februari 2023. 
 
Dijelaskan sumber, komplotan prostitusi online ini menggunakan modus kejahatan lama. Sebelum beraksi, komplotan ini menggunakan jasa istri dari pelaku KW untuk mencari pelanggan atau korban melalui aplikasi Michat. 
 
Setelah korbanya masuk perangkap, perempuan muda tersebut kemudian mengajaknya untuk berhubungan badan di hotel dengan bayaran tertentu. Mereka pun lantas ketemuan di hotel dan meĺakukan hubungan badan layaknya suami istri. 
 
Nah pada saat itulah, datang KW bersama teman-temanya untuk melakukan pengerebekan di hotel. Pelaku KW mengaku istri dari perempuan muda itu dan menuduhnya selingkuh. Selanjutnya komplotan ini memeras korbanya. 
 
"Berdalih istrinya selingkuh, KW mengambil barang dan uang milik para korban. Bahkan mereka juga memeras korban dibawa ke ATM untuk menarik uang," terang sumber. 
 
Sumber kembali melanjutkan, para pelaku ini sudah beraksi di sejumlah TKP dengan modus operandi yang sama. Hanya, para korban hingga kini belum ada yang melapor diduga enggan melapor karena malu. 
 
"Dari pengakuanya para pelaku sudah beraksi di sejumlah TKP. Bahkan ada korban yang dianiaya karena melawan saat dilakukan pemerasan. Mungkin ada yang tidak mau melapor karena merasa malu," ujar sumber. 
 
Dijelaskannya lagi, komplotan rampok ini awalnya beraksi di wilayah Denpasar, Tabanan hingga ke wilayah Gianyar. Mereka beraksi secara bergerombol untuk mencari mangsa lelaki hidung belang. "Untuk perempuan itu memang benar sudah menikah secara adat di Bali. Mereka masih diperiksa," terangnya. 
 
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Satake Bayu membenarkan pengungkapan kasus tersebut. Saat ini katanya penyidik Ditreskrimum Polda Bali masih menyelidikinya. "Masih didalami penyidik Ditreskrimum Polda Bali ," ujarnya. R-005 
Scroll to Top