https://www.traditionrolex.com/27 Isak Tangis Masih Selimuti Keluarganya, Korban Ayah Dibunuh Anak Diduga Akibat Sakit Hati - FAJAR BALI
 

Isak Tangis Masih Selimuti Keluarganya, Korban Ayah Dibunuh Anak Diduga Akibat Sakit Hati

(Last Updated On: 17/04/2022)

SINGARAJA – fajarbali.com | Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya sendiri dengan menggunakan linggis, sabit dan kapak hingga otak sang bapak meleleh keluar kini masih pendalaman motif dibalik aksi pembunuhan kejam yang dilakukan I Gede Darmika (50), Senin (17/5/2021) lalu.


Polisi kini telah menahan pelaku Darmika sedangkan mayat korban Wayan Purna (70) telah disemayamkan dirumah duka yakni dirumah istri kedua Purna yang ada di Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sangalangit, Kecamatan Gerokgak. Dari pantauwan di rumah duka, Selasa (18/5/2021) pagi terlihat para keluarga sedang mempersiapkan pelaksanaan pemakaman korban yang rencananya dilakukan, Kamis (20/5/2021) mendatang.

Menurut anak korban yang juga adik pelaku Made Darmawan (40) saat dikonfirmasi pihaknya mengakui kalau hubungan korban (bapak) dan pelaku (anak pertama korban) selalu baik-baik saja. Dirinya menuturkan kalau selama ini tidak Nampak ada persoalan yang dialami keduanya.

“Mereka akur-akur saja. Apalagi kakak kami yang tinggal bersebelahan dengan istri kedua bapak dan istri pertama bapak yang juga orang tua kami berdua tidak jauh. Bapak (korban-red) sering jalan-jalan baik kerumah pelaku hingga kerumah istri keduanya dan hal itu kami melihat selalu akur tidak Nampak ada persoalan diantara keduanya,” tutur Darmawan sambil memperlihatkan foto bapaknya semasih hidup.

Baca Juga :
Tak Hanya Rawat Pasien Covid-19, RSUP Sanglah Sigap Rawat Pasien Terlantar
Memilih Online Game untuk sang Buah Hati

Bahkan dirinya menceritakan terakhir saat dirinya pulang dari tempat tinggalnya di Ubud Gianyar sempat bertemu kakaknya yang kini menjadi pelaku pembunuh bapaknya sendiri. Bukan hanya itu, dirinya juga mengakui sewaktu pulang ke Gerokgak dirinya juga bertemu dengan korban dan kedua ibunya yang kebetulan rumahnya tidak jauh.

“Sewaktu saya pulang terakhir sempat bertemu kakak (pelaku) dia biasa-biasa saja. Bahkan waktu itu dia menyebutkan kalau dirinya merasa kasian kepada bapak dan membelikan tembakau. Kemudian saya bilang itu sudah syukur bisa belikan tembakau kepada bapak sedangkan saya belum bisa belikan apa untuk bapak. Pokoknya tidak ada masalah namun kenapa kok seperti ini? Bapak mati ditangan kakak saya yang juga anak dari korban,” keluhnya sembari mengusap mukanya.

Dikonfirmasi bagaimana awal kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh kakak serta menimpa bapaknya? Dirinya menceritakan kalau saat itu keduanya sedang menolong orang yang sedang memiliki upacara kematian. Ditempat orang meninggal itu, keduanya sempat minum alkohol selanjutnya keduanya pulang. Sesampai dirumah, pelaku mendatangi rumah korban dengan membawa sabit dan linggis.

Melihat hal itu, ibu kandung korban yang mengetahui kedatangan pelaku langsung lari meminta tolong kepada masyarakat setempat. Belum sampai meminta tolong kepada orang lain, sang ibu keburu pingsan lantaran merasakan ketakutan setelah melihat pelaku membawa sabit dan linggis datang kerumah korban.

“Keduanya mopinan (menolong-red) orang upacara kematian. Disana minum kemudian pulang. Saat itu pelaku datang membawa sabit dan linggis, ibu saya lari meminta tolong kepada warga namun ibu kami pingsan di pertegaan jalan karena takut dan lelah kemudian ditolong warga. Seusai menolong warga bapak kami dilihat sudah terkapar dengan luka parah dibagian kepala dan tubuhnya dan kini ibu kami masih shok,” tuturnya dengan lantang.

Dilain sisi menurut Istri pelaku Kadek Darmini dirinya menceritakan kalau saat itu sekitar pukul 04.00 wita dirinya membangunkan pelaku untuk menolong kerumah orang upacara meninggal. Saat itu dirinya mengakui sehabis menolong ditempat orang meninggal suaminya datang kerumah sekitar pukul 14.00 wita. Sempat ngomel namun dirinya tidak mengetahui permasalahan yang dialami pelaku. Kemudian Darmika mengambil sabit dan linggis sehingga sang istri memilih kabur dari rumah dan berlindung ke tetangganya.

“Saat baru datang dari rumah orang meninggal, suami saya ngomel dan saya tahu dia sedang marah namun saya diam karena merasa takut. Setelh melihat ngomel, langsung mengambil sabit dan linggis kemudian saya pergi kerumah tetangga sebelah. Bahkan kami juga sempat meminta tolong ke tetangga namun mereka takut membuntuti pelaku dan akhirnya saya mendengar mertua kami dibunuh. Kami merasa sedih sekali padahal dia sangat sayang dengan saya dan saya tidak menyangka seperti ini,” tuturnya.

Menurut Kasubag Humas Mapolres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya saat dikonfirmasi terpisah menuturkan kalau kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap bapaknya diduga lantaran pelaku merasakan sakit hati terhadap korban. Dimana setiap pelaku pesta minuman keras selalu dimarahi oleh korban. Bahkan korban sering mengejek dan menantang pelaku untuk diajak berkelahi.

“Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pelaku terduga pembunuhan yang mana dirinya merasakan sakit hati karena setiap dirinya mabuk selalu dimarahi oleh korban dan bahkan, korban juga sering menantang pelaku untuk diajak berkelahi atau membunuhnya,” tutur Sumarjaya.

Lebih jauh dirinya mengatakan kalau kasus tersebut ditangani sat reskrim Mapolsek Gerokgak dengan melakukan pemeriksaan tersangka dan para saksi.

“Kalau adu mulut sudah pasti mengawali kejadian itu. Bahkan saat pelaku datang kerumah korban juga ditangtang untuk diajak berkelahi. Karena pelaku sudah mempersiapkan diri akhirnya terjadi pembunuhan,” tutupnya.

Seperti pemberitaan sebelumnya, Sadis, seorang anak I Gede Darmika (40) asal Banjar Dinas Kayu Putih, Desa Sangalangit, Kecamatan Gerokgak, tega menganiaya bapaknya sendiri bernama Wayan Purna (65) hingga meninggal dunia dengan benda tumpul berupa linggis, Senin (17/5/2021) kemarin.

Menurut informasi yang sempat dikumpulkan di lokasi kejadian dimana korban dan pelaku yang merupakan anak dan bapak itu sempat menolong ke rumah kerabat yang meninggal dunia. Saat keduanya berada di rumah tetangganya yang meninggal dunia, korban dan pelaku sempat mengikuti pesta miras.

Seusai sama-sama meneguk minuman alkuhol, keduanya sempat berselisih paham sehingga pesta miras dihentikan dan keduanya pulang sekitar pukul 14.30 wita. Dimana korban pulang kerumahnya dan pelakupun pulang kerumahnya yang tidak jauh dari rumah korban. Selang beberapa menit kemudian, sekitar pukul 15.00 wita pelaku datang kerumah korban dengan maksud mempertanyakan maksud perselisihan yang terjadi saat keduanya minum di rumah tetangganya yang memiliki upacara kematian.

Entah apa yang terjadi membuat pelaku marah dengan membawa sabit yang hendak digunakan untuk mencari pakan ternah langsung melakukan penganiayaan terhadap pelaku. Tidak puas menggunakan sabit, pelaku kembali mengambil linggis (alat untuk menggali terbuat dari besi) kemudian mengayunkan kearah korban yang mengenai kepala korban. Tidak hanya itu, pelaku juga mengambil kapak yang ada di rumah korban kemudian mengayunkan ke arah kepala korban hingga otaknya meleleh keluar dan korban terkapar di halaman rumahnya sendiri dengan darah segar membasahi tuhnya. (ags)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Terima Sertifikat Tanah, Warga Bayar Kaul, Tato Sertifikat Tanah Ditubuhnya

Kam Mei 20 , 2021
Dibaca: 24 (Last Updated On: 17/04/2022)SINGARAJA – fajarbali.com | Saking bersyukurnya menerima sertifikat tanah hak milik, Warga masyarakat Dusun Sumber Batok, Desa Sumberkalampok, Kecamatan Gerokgak Kadek Agus Wijaya (30) mentato tubuhnya yang bergambar sertifikat tanah hak milik yang baru diterima dari Gubernur Bali, Wayan Koster di Balai Masyarakat setempat, Selasa […]

Berita Lainnya