“Sagilik Saguluk Salunglung Sabayantaka” Krama Mengwi Bersatu dalam Karya Atma Wedana

Karya yang dipersiapkan sejak satu bulan sebelumnya ini, meliputi memukur sebanyak 127 sawa, mesangih atau metatah 295 orang, mepetik 187 orang, serta menek kelih 188 orang. Selain 11 banjar setempat, upacara keagamaan massal ini juga diikuti sejumlah banjar yang masuk wilayah Kabupaten Tabanan.

 Save as PDF
(Last Updated On: )

FOTO: Pengerajeg Karya Penileman/Atma Wedana Desa Adat Mengwi AA Gde Agung di lokasi upacara, Pura Dalem setempat.

 

MANGUPURA – fajarbali.com | Prinsip “sagilik saguluk salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya” yang mengandung makna, bersatu padu saling menghargai, saling menyayangi dan hidup saling tolong-menolong, diimplementasikan oleh Krama Desa Adat Mengwi, Badung, dalam prosesi Karya Panileman/Atma Wedana, yang puncaknya digelar Sabtu (14/10/2023) di Pura Dalem setempat.

Karya yang dipersiapkan sejak satu bulan sebelumnya ini, meliputi memukur sebanyak 127 sawa, mesangih atau metatah 295 orang, mepetik 187 orang, serta menek kelih 188 orang. Selain 11 banjar setempat, upacara keagamaan massal ini juga diikuti sejumlah banjar yang masuk wilayah Kabupaten Tabanan.

Manggala Karya I Made Jiwa, menjelaskan, memukur massal merupakan agenda rutin dua tahunan di Desa Adat Mengwi sejak pertama kali dilaksanakan tahun 2015 lalu. Tahun 2023 ini, sedikit mundur akibat pandemi Covid-19.

Menurut Made Jiwa, memukur massal merupakan bentuk kehadiran desa adat untuk membantu warganya, baik yang berada di tataran perekonomian menengah ke atas dan ke bawah. Selain itu, memukur massal diharapkan menjadi ajang pemersatu krama Mengwi.

“Dalam karya pitra yadnyda dan manusa yadnya ini, semua berada di posisi sejajar. Karena pesertanya ada dari kalangan Brahmana, Gusti, Jero dan krama lainnya. Tidak ada kasta. Semua berbaur jadi satu,” tegasnya.

Di hari puncak karya, Made Jiwa merinci setiap prosesi yang dimulai Pukul 8.00 pagi. Pertama dimulai dengan  ngemijiang, ngiyasa Dewa Pitara, setelah itu prosesi purwa daksina dituntun oleh lembu. Selanjutnya Dewa Pitara “munggah ring peyadnyan” dan “ngaturang bawa”.

“Sorenya baru dilaksanakan pengaskaran yang dipuput Ida Pedanda Siwa dari Griya Sidemen Gulingan, Pedanda Buda dari Griya Jadi tabanan. Sedangkan mepetik, telu bulanan dilakukan di Jeroan Pura Dalem dipuput ida Pedanda dari Griya Banjar Serangan Megwi,” bebernya.

Terkait biaya, Made Jiwa, menjelaskan bersumber dari bantuan Pemkab Badung, punia krama (seikhlasnya) serta “back up” dari desa adat. Desa Adat Mengwi juga tidak memaksa kramanya untuk mengikuti memukur massal. “Jika mampu sendiri-sendiri silakan. Tapi kami imbau untuk bergabung agar kita terus kompak,” pungkasnya.

Pemucuk Karya sekaligus Bendesa Adat Mengwi, Ida Bagus Oka, menambahkan, memukur massal berikut rangkaiannya adalah ajang mempersatukan krama adat Mengwi. Untuk mengatur persiapan, krama dijadwalkan ngayah bergiliran agar mudah mengatur waktu di bidang pekerjaan dan kewajiban ngayah selama karya.

“Kami bersyukur prosesi upacara berjalan lancar dari awal, bulan lalu nunas ica hingga hari H. Tentu berkat semangat seluruh krama kami, perhatian pemerintah dan panglingsir kami,” jelas Ida Bagus Oka.

Pada kesempatan yang sama, Pengarajeg Karya sekaligus Panglingsir Puri Ageng Mengwi AA Gde Agung, mengungkapkan, nyekah atau memukur masaal ini, digagas tahun 2015 saat ia menjabat Bupati Badung.

Ide tersebut lahir karena sebelumnya krama adat Mengwi “ngiring” atau mengikuti memukur saat palebon di puri. Namun, tentunya palebon di Puri Ageng Mengwi tidak bisa ditentukan kapan waktunya. Bisa sagat lama.

“Karena itu saya berinisiatif merancang program nyekah massal tiap dua tahun sekali. Kalau terus ngiring di puri, kasihan, bisa nunggu lama,” jelas Panglingsir yang juga Anggota DPD RI ini.

AA Gde Agung kini fokus mengabdikan dirinya untuk krama Mengwi, mengingat ia memutuskan pensiun dari gelanggang politik. Ia pun bangga melihat seluruh warganya yang bersatu padu, bergotong royong dalam satu payung. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Tujuh Pria Mantap Vasektomi di RS Bali Med, Serangkaian Hari Kontrasepsi Sedunia

Ming Okt 15 , 2023
Tidak dipungkiri sedikitnya pilihan metode kontrasepsi untuk pria membuat kesertaan ber-KB bagi pria masih rendah.
Vasektomi

Berita Lainnya