‘Kisah Cinta Abimanyu dan Dewi Utari’ SMKN 5 Denpasar Gugah Penonton  

DENPASAR-fajarbali.com | Kisah cinta antara Abimanyu dan Dewi Utari berakhir duka. Abimanyu gugur dalam perang akibat sumpahnya sendiri. Abimanyu berdusta kepada Dewi Utari bahwa dirinya belum pernah menikah. 

Abimanyu pun bersumpah kepada Dewi Utari. Jika ia berbohong, maka ia akan gugur dalam peperangan. Terbukti, Abimanyu akhirnya gugur saat perang melawan pasukan Korawa. Dewi Utari getir memikirkan nasibnya yang kini tengah mengandung anak Abimanyu.

Demikian penggalan kisah Mahabharata yang disulap menjadi satu garapan tari dan tabuh yang apik karya Diah Atu Pertiwi, Novi Duasti Suryani, dan Erna Krisnantari, siswi kelas XII jurusan Tari SMK Negeri 5 Denpasar. Garapan tersebut adalah satu dari sekian karya yang ditampilkan pada Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) Seni.

Ujian yang berlangsung 27 dan 28 Pebruari tersebut menampilkan kolaborasi antara seni karawitan dan seni tari. Tak pelak, semua garapan yang ditampilkan kemarin berhasil membuat penonton yang notabene siswa dan masyarakat umum tergugah.

Ada sekira 53 siswa terbagi menjadi 19 kelompok. Sedangkan program keahlian Seni Karawitan terbagi menjadi delapan kelompok.
Kaprodi Seni Tari, AA Ketut Ngurah Astara menerangkan proses penggarapan membutuhkan waktu dua bulan. Dalam prosesnya, guru-guru berperan membimbing kelompok, yakni satu guru tiga kelompok.

Selain dibimbing guru internal, siswa juga diberi pengarahan dari sanggar seni dan alumni. “Kami punya grup alumni yang diberi nama Sempol atau Seniman Polos. Tujuannya mengikatkan diri antara siswa dan alumni, sehingga dapat saling membantu,” kata Astara, Selasa (27/2/2018).

Di pihak lain, Kaprodi Seni Karawitan, Udha Pramesti mengatakan, UKK merupakan tahap akhir setelah menempuh mata pelajaran Kreativitas Karawitan. Dalam praktiknya, siswa diberi kebebasan memilih model atau bentuk garapan. “Ada tiga bentuk atau model, seperti seni tradisi, kreasi, dan inovatif. Kami berikan siswa memilih model garapan, lalu kami monitoring. Kami bina agar ada kesesuaian antara tema, sinopsis, dan garapan. Supaya tidak tema A tapi karya B. Itu sudah tidak nyambung,” ketus Udha.

Dilihat dari bobot UKK mencapai 70 persen, pihaknya optimis, seluruh siswa akan lulus melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Udha menambahkan, hampir semua siswa menunjukkan sinyal tembus nilai KKM 85. Kepala SMK Negeri 5 Denpasar, I Made Buda Astika mengapresiasi karya siswa-siswi itu. Buda berharap, dengan berkembangnya aktivitas Prodi Seni di sekolah tersebut, dapat menguatkan kembali frekuensi yang sempat meredup beberapa tahun lalu.

“Kami berharap, semua siswa dapat bertanggung jawab terhadap status mereka ketika lulus. Dapat mengelola dan mengembangkan seni di masyarakat. Dan kami juga berupaya akan memperbaiki segala kekurangan yang ada untuk bisa meningkatkan kualitas. Sehingga, ada penambahan atau peningkatan lulusan ke depannya,” kata Buda Astika ditemui di sela pelaksanaan UKK.
Untuk diketahui, SMKN 5 Denpasar memiliki lima program keahlian. Di antaranya Seni Tari, Seni Karawitan, Jasa Boga, Akomodasi Perhotelan, dan Usaha Perjalanan Wisata. Seluruh program keahlian tersebut sudah melaksanakan UKK sejak 19 Pebruari lalu dan berakhir 3 Maret mendatang. M-001
 

Scroll to Top