Pasca Gelar Pakelem, Korban Terseret Arus Pantai Klotok Ditemukan

(Last Updated On: )

SEMARAPURA-fajarbali.com | Berbagai upaya dilakukan untuk mencari korban tenggelam di Pantai Watu Klotok, Klungkung. Selasa (24/4/2018) keluarga korban pun menempuh jalur niskala dengan menggelar upacara pakelem.

Tim Gabungan menurunkan jenazah korban tenggelam di Pelabuhan Kampung Kusamba
Tim Gabungan menurunkan jenazah korban tenggelam di Pelabuhan Kampung Kusamba

 

 

Ajaibnya, berselang satu jam setelah upacara, tanda-tanda kemunculan korban tenggelam langsung terlihat. Sayangnya, ketiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Upacara pakelem yang dilaksanakan atas inisiatif keluarga korban ini berlangsung sejak pukul 13.00 wita. Diawali matur piuning, dilanjutkan dengan upacara pakelem di dekat lokasi korban terseret ombak. Sarana yang digunakan serba selem (hitam). Mulai bebek selem, ayam selem dan soroan selem.

 

Upacara pakelem dipuput dua pemangku yakni pemangku Pura Watu Klotok, Jro Mangku Ketut Gubah dan Pemangku Pura Dalem Desa Sangkan Gunung, Jro Mangku Nengah Sudana. Usai persembahyangan, seluruh sarana upacara tersebut kemudian dilarung ke laut. 

“Kenapa warna hitam karena laut simbul dari Dewa Wisnu dan Dewa Baruna, maka persembahan ini kita berikan untuk menggantikan korban yang hilang,” terang Jro Mangku Gubah. Ia juga mengatakan upacara ini dilaksanakan agar ketiga korban cepat ditemukan. 
 

BACA JUGA: Melukat, Pasutri Terseret Arus Pantai Klotok

Ajaibnya, saat upacara pakelem masih berlangsung, warga sudah mulai melihat tanda-tanda yang muncul dari tengah laut. Yakni berupa benda yang terlihat mengapung. Melihat hal tersebut, sejumlah keluarga korban pun sempat histeris. Tak hanya itu, warga yang menyaksikan upacara juga mendadak berlarian ke arah timur Pura Watu Klotok. Benar saja, pada pukul 14.00 wita tim ada informasi bahwa tim basarnas telah menemukan korban. 

Ketiga korban tenggelam ini ditemukan di lokasi yang berbeda. Tim gabungan kali pertama menemukan jenasah Kadek Sudiasta asal Jro Agung, Desa Gelgel sekitar pukul 14.12 wita. Lokasi Sudiasta alias Sobra ditemukan sekitar 300 meter dari bibir pantai selatan Pura Watu Klotok. Selanjutnya sekitar pukul 14.23 wita, tim menemukan jenasah Wayan Budiastrawan asal Tojan di sebelah barat pantai Pura Watu Klotok menggunakan pakaian hitam. Penemuan korban Sobra dan Budiastrawan hanya berjarak sekitar 100 meter. 

Kordinator Pos SAR Karangasem, I Wayan Suwena mengungkapkan, kedua jenasah korban kemudian diangkut dan diturunkan di pelabuhan Kampung Kusamba. Hal ini terpaksa dilakukan karena situasi ombak di Pantai Watu Klotok sangat besar, sehingga tidak memungkinkan untuk menurunkan jenazah di sana. Pihak keluarga pun sudah menyetujui, dan melakukan penjemputan jenazah untuk dibawa ke rumah duka melalui pelabuhan Kampung Kusamba. 

Setelah penemuan kedua korban tersebut, tim lantas memperoleh informasi bahwa ada penemuan jenazah perempuan di Pantai Matahati Terbit, Sanur. Berdasarkan info tersebut, tim meluncur ke lokasi dan mengevakuasi jenazah yang diyakini korban tenggelam ketiga. Yakni Ni Wayan Sutami (52) asal Dusun Semseman, Desa Sangkan Gunung, Karangsem. Jenazah Sutami kali pertama ditemukan oleh seorang nelayan yang sedang melaut. 

Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa naas ini terjadi Senin (23/4) sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu, Nengah Karna dan istrinya Ni Wayan Sutami melukat di Pantai Watu Klotok. Karna mengatakan ingin memohon kesembuhan atas penyakit maag dan jatung yang sudah lama diderita oleh istrinya. Namun, ketika melukat dengan air laut, tiba-tiba ombak setinggi tiga meter menerjang. Dalam sekejap tubuh mereka pun terseret arus hingga ke tengah. Mulanya Karna sempat berupaya menyelamatkan istri dengan menarik tanganya. Tapi karena tarikan arus sangat kuat, genggangman tanganya pun terlepas. 

Perjuangan suami istri yang bergulat dengan ombak ini rupanya dilihat oleh dua orang pencari batu sikat. Yakni Wayan Budiastrawan (25) asal Desa Tojan dan Kadek Sudiasta alias Sobra (35) asal Desa Gelgel, Klungkung. Keduanya berhasil menyelamatkan Nengah Karna. Ironisnya, saat hendak menyelamatkan Wayan Sutami, kedua pencari batu sikat ini justru ikut terseret ke tengah laut. (dia)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Klungkung Sukses Olah Sampah Jadi Listrik

Sel Apr 24 , 2018
Dibaca: 12 (Last Updated On: )SEMARAPURA-fajarbali.com| Program Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) yang digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung memikat banyak pihak. Tak terkecuali Dewan Pertimbangan Presiden (Wantipres).  Save as PDF

Berita Lainnya