https://www.traditionrolex.com/27 Media Berperan Pengaruhi Pemilih ke TPS - FAJAR BALI
 

Media Berperan Pengaruhi Pemilih ke TPS

Bagaimana mendorong agar generasi muda bersedia datang ke tempat pemungutan suara (TPS) menggunakan hak pilihnya. Disinilah peran media sebagai alat edukasi sekaligus informasi

 Save as PDF
(Last Updated On: 06/08/2023)

Foto: Reses Anggota DPD RI Made Mangku Pastika bertajuk “Media sebagai Pengawal Pemilu Berkualitas?” di Denpasar.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Data menyebut, suara generasi muda dalam Pemilu 2024 lebih dari 50 persen. Artinya, pemilih usia 40 tahun ke bawah itu sangat menentukan pemimpin bangsa ini, mulai dari presiden hingga DPRD Kabupaten/Kota.

Masalahnya, bagaimana mendorong agar generasi muda bersedia datang ke tempat pemungutan suara (TPS) menggunakan hak pilihnya. Disinilah peran media sebagai alat edukasi sekaligus informasi.

Demikian dikatakan Anggota MPR/DPD RI Dapil Bali Made Mangku Pastika di sela diskusi/serap aspirasi bertajuk “Media sebagai Pengawal Pemilu Berkualitas?” di Denpasar, Sabtu (5/8/2023).

“Pemilih milenial ada 50 persen lebih. Tetapi masalahnya apa mereka mau memilih, ini yang perlu diedukasi, jangan sampai mereka apatis. Jangan pilih pemimpin yang tahunya hanya ngomong tetapi tidak ada action,” ujar Gubernur Bali (2008-2018) itu.

Pastika pun menilai peran dan kekuatan media sangat penting. Media tidak hanya memberi informasi, juga edukasi dan menggerakkan pemilih agar mau ke tempat pemungutan suara. Namun, ia pun mengingatkan masyarakat dapat menyeleksi informasi yang diterima karena saat ini banyak sekali informasi bohong dan menipu yang beredar.

Dia mewanti-wanti meminta agar pemilih tidak salah coblos. Sebab, salah coblos berakibat fatal. “Kalau salah memilih pemimpin, siap-siap kita menanggung akibatnya dalam lima tahun. Itu waktu yang cukup panjang. Banyak hal yang bisa dilakukan,” ingatnya.

Akademisi yang juga calon anggota DPD RI Dapil Bali Dr I Gede Suardana mengatakan media mainstream dan media sosial sama-sama dapat berperan optimal dalam mewujudkan kemajuan demokrasi pada Pemilu 2024.

“Media mainstream memiliki tanggung jawab mengawal dan mewujudkan Pemilu 2024 yang berintegritas dan demokratis dengan menghadirkan berita yang berkualitas,” ucapnya. 

Tetapi yang tidak kalah penting memberdayakan netizen agar dapat menggunakan media sosial secara baik dan bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menguji program kerja para caleg, calon DPD, dan capres.

Jurnalis Gede A. Adnyana, berpendapat, media massa sebaiknya dikembalikan pada fungsinya yakni untuk kepentingan masyarakat. Sehingga membutuhkan dukungan kuat dari masyarakat itu sendiri. Terutama menyangkut beban operasional.

Dengan demikian, media tidak sepenuhnya bergantung pada kerja sama dengan instansi pemerintah untuk menutupi operasionalnya. “Di sini akan melahirkan jurnalisme berkualitas. Jurnalisme yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.

Selanjutnya akademisi Gede Sutarya berpandangan saat ini kekuasaan tidak hanya telah “membeli” media mainstream, namun juga hingga media sosial melalui buzzer hingga beriklan.

“Saya harapkan rekan-rekan media harus berkolaborasi untuk mendidik masyarakat menjadi jurnalis dengan jurnalisme warga yang kemudian diviralkan terhadap persoalan di masyarakat,” kata dia. Gde

 Save as PDF

Next Post

Wija Kusuma Pimpin DPC AAI ON Denpasar 2023-2028

Ming Agu 6 , 2023
Sementara, Erwin Siregar sebagai Ketua Dewan Penasihat dan Moch Sukedi sebagai ketua dewan kehormatan
AAI ON

Berita Lainnya