https://www.traditionrolex.com/27 Jelang Panen Raya Ditengah Pandemic Covid-19 Petani Manggis Terancam Rugi - FAJAR BALI
 

Jelang Panen Raya Ditengah Pandemic Covid-19 Petani Manggis Terancam Rugi

(Last Updated On: 15/04/2020)

TABANAN – fajarbali.com |  Menjelang panen raya di akhir bulan April 2020 sayangnya kondisi sekarang perekonomian di Bali sedang stagnan akibat wabah Covid-19, akibatnya banyak petani buah lokal di Munduk Temu, Tabanan terancam merugi. Salah seorang petani manggis, I Nyoman Wintara menuturkan bahwa pada bulan-bulan ini semestinya petani sedang bergembira karen ketersediaan buah di Desa Munduk Temu terus menyambung mulai dari durian, manggis, ceroring hingga salak.

 

 

Sayangnya pandemic global yang terjadi membuat ekspor manggis terbatas, dan harga manggis di pasar lokal jauh merosot. “Biasanya harga manggis super bisa Rp 20 ribu perkg, tapi sekarang hanya Rp 12 ribu perkg. Sedangkan yang BS (manggis tidak layak ekspor) hanya Rp 5 ribu perkg ditingkat petani, biasanya Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu,” ungkapnya Rabu (15/4/2020)

 

Selain harga manggis yang jauh merosot, memasarkannya pun sulit ucapnya pria yang akrab disapa Mangfull tersebut, penyaluran buah manggis di pasar lokal disaat seperti sekarang ini tidaklah sulit. Mengingat saat ini sedang berlangsung Karya Ida Betara Turun Kabeh di Besakih. Sayangnya semua pihak telah mengetahui jika akibat pandemi Covid-19 ini acara yang menimbulkan keramaian harus dibatasi. “Sebenarnya kan lumayan itu karya satu bulanan entah berapa manggis yang bisa terserap, tapi karena situasi seperti ini ya mau bagaimana lagi. Jangankan karya, rainan purnama dan tilem saja sekarang sepi, orang-orang tidak ada yang keluar,” paparnya.

 

Mirisnya lagi ada dua pengepul manggis lokal yang memutuskan tak lagi membeli buah para petani. Ia pun tak tahu akan dibawa kemana ribuan ton manggis produksi petani di Desa Munduk Temu. Mangfull sendiri memiliki 15 pohon manggis yang rata-rata menghasilnya 1,5 ton selama musim panen. Kendatipun tak mengalami kerugian yang berarti namun jika dibandingkan hasil panen periode sebelumnya, menurutnya panen kali ini jauh lebih kecil hasilnya. “Harga perkgnya Rp 5 ribu, potong ongkos petik Rp 2 ribu per kgnya, ya segitu untungnya,” lanjutnya.

 

Pihaknya juga mengapresiasi langkah sejumlah pemuda yang bekerja disektor pariwisata kemudian dirumahkan, karena mereka mencoba memasarkan buah-buahan di Desa Munduk Temu secara online. “Ini sangat membantu, karena memang ada beberapa orang yang datang langsung untuk membeli buah kesini,” sambungnya.

 

Mantan Perbekel Desa Munduk Temu itu pun berharap pemerintah bisa memberi perhatian lebih kepada para petani manggis, dimana Desa Munduk Temu dan sekitarnya seperti Desa Kebon Padangan, Pajahan, dan desa-desa lain di Kecamatan Pupuan termasuk daerah penghasil manggis terbaik di Tabanan.  Sebab yang selama ini tersorot hanya pengemudi ojek online dan pekerja di pariwisata saja. “Petani juga susah, terutama para buruh, tetapi kami tidak berani menuntut keras karena paham akan situasi saat ini,” tandas Mangfull. 

 

Hal serupa disampaikan oleh salah satu pengepul manggis di Banjar Anggasari, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Komang Agus Sumardika. Menurut pria yang sudah 7 tahun jadi pengepul manggis tersebut, saat ini harga manggis merosot, sehingga ia pun kesulitan untuk mengirimkan manggis ke perusahaan ekspor langganannya. “Kami juga ketar ketir,” ujarnya.

 

Ia menyebutkan membeli manggis petani dengan tiga jenis yakni Super 1, Super 2 dan Falcon. Untuk Super 1 yang layak ekspor kini ia membali seharga Rp 12 ribu per kg pada petani kemudian dijual Rp 13 ribu ke perusahaan ekspor. Kemudian Super 2 dan Falcon ia beli dari petani Rp 5 ribu dan dijual Rp 6 ribu. “Jadi lima ratus rupiah untuk operasional dan lima ratus rupiah lagi untuk laba, kalau dulu yang super 1 bisa sampai Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perkg,” lanjutnya. 

 

Atas kondisi tersebut, jumlah manggis yang ia kirimkan ke perusahaan ekspor langganannya juga menurun yakni hanya 150 kilogram per hari, sedangkan normalnya ia bisa mengirim 1 ton per harinya. Ia pun berharap situasi bisa normal kembali serta pemerintah bisa membantu proses ekspor. (kdp).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

MDA Karangasem,Bakal Bagikan 53 Ribu Masker Ke Desa Adat

Kam Apr 16 , 2020
Dibaca: 10 (Last Updated On: 15/04/2020) AMLAPURA – fajarbali.com | Sebanyak 53.300 masker siap didistribusikan ke masing-masing desa adat yang ada di Karangasem. Masker-masker tersebut merupakan bantuan dari Dinas Pemajuan Desa Adat (DPMA) Provinsi Bali. Pembagian masker itu, nantinya akan diberikan secara proposional mengingat jumlah warga desa adat tidak merata. […]

Berita Lainnya