Ini Salah Satu Yang Menyebabkan Banjir di Desa Kaliakah

(Last Updated On: )

NEGARA-fajarbali.com | Timbunan sampah yang menyumbat jalannya aliran air di Bendung I Banyubiru di Banjar Kaliakah Desa Kaliakah,  tampaknya menjadi salah satu faktor terjadi banjir pada Selasa (10/4/2018).

Banjir yang melanda desa Kaliakah, menggenangi rumah-rumah, hingga puluhan rumah. Banjir yang juga karena derasnya hujan, terjadi di beberapa desa di Jembrana.

Tampak sampah tertimbun di pintu Bendung I Banyubiru membuat air sungai meluap dan merendam rumah warga. Diperkirakan sebanyak lima ton sampah yang menyumbat pintu Bendung I Banyubiru, Rabu (11/4/2018).

Di  bendung itu, terdapat lima pintu air dan seluruhnya tertimbun sampah. Tampak di sisi utara pintu air, petugas dari Dinas PU Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Pemkab Jembrana, sibuk membersihkan sampah yang menyumbat pintu bendung. Menurut petugas terebut sampah yang menyumbat itu diperkirakan sampai lima ton.

Banjir tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga tanaman petani di sekitar bendung rusak. Tampak lahan cabai di sisi barat bendung masih terendam banjir, dan diperkirakan gagal panen. Kendati air sudah mulai surut, tetapi di beberapa pekarakan rumah warga masih terlihat becek, akibat banjir yang menggenangi rumah mereka sekitar satu meter. Banjir yang melanda Kaliakah, karena sungai Remojo meluap pukul 16.00 wita dan mulai surut pukul 20.00 wita.

I Ketut Wastika (50) salah seorang penjaga Bendung I Banyubiru mengatakan banjir yang melanda menyebabkan sekitar 50 rumah warga di Banjar Kaliakah. Kebanyakan yang parah ada di sekitar sungai, di samping karena di tepi, juga lantaran tak ada penahan senderan atau tanggul. Kondisi itu ada di sisi utara Bendung. Berbeda yang ada di sisi selatan, sudah terdapat senderan sungai, sehingga rumahnya tak menjadi korban banjir. “Jika sampah sebanyak ini, diperkirakan  dua hari baru selesai,” ujarnya.

Kadis PUPRPKP, I Wayan Darwin mengatakan pihaknya bersama Balai Wilayah Sungai Bali Penida telah beberapa kali ke lokasi tersebut untuk memantau serta mengkaji permasalahan ini. Utamanya hanya dilakukan normaliasi sungai dan pelebaran sungai.Namun tidak juga menjadi jaminan jika tidak ada banjir. Banjir juga terjadi karena masyarakat masih membuang sampah sembarangan terutama di sekitar sungai.

Banjir yang terjadi di Kaliakah, mulai terjadi sekitar tahun 2015. Sungai Remojo terjadi pendangkalan atau penyempitan sungai, telah terjadi sebelum terjadi banjir musiman. Tak hanya itu, kondisi Bendung Banyubiru I diperkirakan bukan menjadi pemicu penyebab banjir.

“Tetapi yang perlu dirubah adalah priaku masyarakat yang masih membuang sampah di sungai,” ujar Darwin. Sekarang ini yang perlu ditegaskan, peranan desa terhadap masyarakatnya, apalagi sudah pernah study banding ke Surabaya tentang pengelolaan sampah, mustinya harus diterapkan. (prm)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Konsisten Layani Konsumen, AHM Sabet 4 Penghargaan Layanan Terbaik

Kam Apr 12 , 2018
Dibaca: 23 (Last Updated On: )Jakarta – fajarbali.com | PT Astra Honda Motor (AHM) kembali berhasil terpilih sebagai perusahaan otomotif roda dua dengan kualitas layanan terbaik setelah meraih 4 penghargaan sekaligus di ajang Contact Center Service Excellence Award (CCSEA) 2018. Predikat ini diterima AHM ke – 7 kalinya secara berturut-turut […]

Berita Lainnya