https://www.traditionrolex.com/27 Gerakan Pemasangan Biopori di Perkantoran Masih Minim - FAJAR BALI
 

Gerakan Pemasangan Biopori di Perkantoran Masih Minim

(Last Updated On: 07/07/2021)

GIANYAR-fajarbali.com |  Pegiat lingkungan Biopori Bersahaja yang juga pegiat di komunitas Pego Lulu, Banjar Tengah Desa Peliatan, Ubud, menyebutkan selama kampanye pemasangan bioporo, respon dari perkantoran baik negeri dan swasta masih rendah. Dimana saat ini, pemasangan biopori sedang intens dilaksanakan di Kabupaten Badung, Kodya Denpasar dan Gianyar.


“Kabupaten lain ada beberapa, daya jelajah kami terbatas,” jelas pegiat lingkungan, Wayan Sudiarta, Senin (6/7/2021) kemarin. Sudiarta menjelaskan pemasangan biopori saat ini banyak diminati di perumahan atau pemukiman padat. “Kami banyak memasang biopori di Denpasar dan Badung, di Gianyar juga sudah oleh anggota komunitas,” jelas Sudiarta.

Ditambah lagi, pemasangan biopori di beberapa tempat suci juga sudah dilakukan, seperti pada Pura Puseh, Pula Dalem di Peliatan. “Dari apa yang sudah kami sosialisasikan bersama komunitas, warga di pemukiman padat di Denpasar sudah banyak yang memasanf biopori, namun ketika sosialisasi di perkantoran responnya slow,” tambahnya. 

Baca Juga :
Penjualan Lesu Akibat Pandemi, Pengrajin Songket Promosi Via Online
ITDC Magangkan 12 Pemuda Terpilih Desa Penyangga The Mandalika

Di beberapa kantor pemerintah menurutnya sudah ada yang memasang biopori, hanya saja efektivitasnya masih rendah. “Dari yang sudah disosialisasikan, pemasangan biopori di perkantoran masih rendah dan persoalannya ada pada anggaran,” ujarnya.

Bahkan dikatakannya, untuk memasang biopori sesungguhnya tidak membutuhkan kebijakan khusus dari pimpinan, dan tergantung leading sektor di perkantoran. “Asalkan leading sektor menggerakkan, pasti bisa. Ini kan sangat murah, apalagi tiap haru Jumat misalnya ada gerakan bersih-bersih,” tambahnya.  

Disebutkan Sudiarta, untuk pemukiman padat seperti di BTN, dengan 3 biopori kecil, sudah cukup menanggulangsi persoalan limbah air. “Sesungguhnya ini murah, dengan 3 biopori kecil dan uang pengganti Rp 150, sudah dipastikan memiliki biopori,” bebernya  Sedangkan bila ingin memasang biopori ukuran lebih besar, cukup merogoh kocek Rp 180ribu, sudah mendapatkan 3 biopori ukuran besar.

“Ini bukan jual beli, ini adalah uang ganti produksi biopori dan pemasangan,” jelasnya lagi. Disebutnya bila ingin menangani sampah organik di rumah tangga, maka setidaknya dibutuhkan 10-15 lubang biopori. “Ingat, sampah oraganik dicacah kecil masukkan ke biopori. Bahkan puntung rokok sebaiknya tidak masuk, apalagi plastik,” sarannya. 

Pemasangan biopori juga tidak boleh sembarangan, dimana harus mencari titik tangkap air dan lahan bukan bekas urugan. “Biasanya sebelum memasang biopori, kami survey dulu agar pasangan biopori menjadi efektif,” jelasny lagi. (sar)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tim Satgas PPKM Balikkan Kendaraan Tanpa Tujuan Jelas

Rab Jul 7 , 2021
Dibaca: 4 (Last Updated On: 07/07/2021)GIANYAR-fajarbali.com |  Tim Gabungan PPKM Darurat kabupaten Gianyar tidak mentoleransi kegiatan masyarakat yang berkerumun, apalagi bepergian dengan kendaraan tanpa tujuan yang jelas.  Save as PDF

Berita Lainnya