https://www.traditionrolex.com/27 Optimalkan Layanan Kanker, RSUP Sanglah Mengoperasikan Alat Linac - FAJAR BALI
 

Optimalkan Layanan Kanker, RSUP Sanglah Mengoperasikan Alat Linac

(Last Updated On: 12/04/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Di tengah konsentrasi terhadap penanganan wabah Covid-19, RSUP Sanglah tetap mengoptimalkan layanan bagi penyakit lain. Sejak Rabu (8/4/2020) lalu, RSUP Sanglah kini bisa menangani pasien radioterapi lebih banyak. Pasalnya RSUP Sanglah telah mendapatkan izin mengoperasikan alat kesehatan Linac dari Bapeten. Linear Accelerator (Linac) sendiri merupakan layanan radiologi untuk pasien pengidap kanker.

 

 

Dokter Spesialis Onkologi Radiasi RSUP Sanglah dr. Ngakan Putu Daksa Ganapati, Sp.Onk.Rad. menjelaskan, penggunaan alat yang menghasilkan radioaktif harus seizin Bapeten. Sebelumnya RSUP Sanglah melakukan radioterapi dengan menggunakan kobalt.

 

“Linac sendiri merupakan alat teleterapi yang menghasilkan radiasi, yang diberikan dari luar tubuh penderita dengan tujuan untuk menghancurkan sel kanker pada penderita,” terang dr. Ngakan.

 

Kata dia, dengan alat Linac, pemberian radiasi mampu dilakukan dengan teknik yang lebih canggih. Dalam artian, mampu memberikan radiasi mendekati bentuk dari kanker, sehingga radiasinya lebih akurat. Efeknya, dosis pada jaringan kanker bisa lebih optimal.

 

“dengan adanya alat linac ini, diyakini RSUP Sanglah dapat melayani lebih banyak pasien radioterapi yaitu 100-an pasien per hari. Sehingga waktu antre bagi pasien bisa lebih pendek,” ujarnya.

 

dr. Ngakan menjelaskan, efek terapi dengan menggunakan kobalt atau linac sama. Hanya saja dengan linac, teknik radioterapi bisa lebih canggih yaitu dosis bisa diberikan lebih maksimal ke daerah tumor dan mengurangi dosis yang tidak perlu pada jaringan sehat.

 

“Jadi mengurangi risiko efek samping, alat ini juga lebih presisi (lebih akurat). Karena keakuratan ini, kita bisa berikan dosis yang lebih tinggi dan efek samping lebih rendah,” jelasnya.

 

Sumber radiasi kobalt berasal dari alami, sedangkan linac dihasilkan dari listrik, sehingga dengan menggunakan linac pihaknya tidak perlu memikirkan pembuangan sumbernya. “Kalau kobalt, lima tahun kita harus mengurus pembuangan, pengembalian sumber ke Batan, itu perlu biaya dan perlu waktu,” imbuhnya.

 

Dari sisi SDM, RSUP Sanglah juga menyiapkan SDM yang mengoperasikan alat tersebut dengan cara mengadakan pelatihan internal serta mengirim beberapa personil untuk mengikuti pelatihan di RSCM yang merupakan pusat rujukan pelayanan radioterapi di Indonesia. (dar).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Selain Wabah Covid-19, Masyarakat Diimbau Waspada Gejala DBD

Ming Apr 12 , 2020
Dibaca: 10 (Last Updated On: 12/04/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat Bali diminta untuk mewaspadai demam berdarah dengue atau DBD. Selain memberantas sarang nyamuk, warga juga diharapkan lebih sadar pada gejala penyakit tersebut dan memeriksakan diri secara lebih dini.    Save as PDF

Berita Lainnya