https://www.traditionrolex.com/27 Disamping Covid 19 Buleleng ‘Diserang’ DBD Angka DBD, Buleleng Duduki Peringkat ke Dua di Indonesia - FAJAR BALI
 

Disamping Covid 19 Buleleng ‘Diserang’ DBD Angka DBD, Buleleng Duduki Peringkat ke Dua di Indonesia

(Last Updated On: 12/04/2020)

SINGARAJA – fajarbali.com | Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi. Mungkin pepatan itu yang sangat tepat buat Kabupaten Buleleng. Betapa tidak, ditengah kasus Corona 19 yang melanda semua wilayah, dimana Kabupaten Buleleng yang merupakan kabupaten terluas di Bali juga ‘Diserang’ dengan aksi ganasnya Demam Bedarah Dengue (DBD). Aksi serangan DBD ITU tidak tanggung-tanggung, Buleleng menduduki peringat kedua yang ada di Indonesia. Hal itu terlihat dari data Kementrian Kesehatan yang menyatakan kalau Buleleng menduduki peringkat kedua yang ada di Indonesia akibat serangan DBD yang terjadi.

 

 

Menurut Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra saat dikonfirmasi beberapa hari kemarin tidak menampik kalau Kabupaten Buleleng menduduki peringkat kedua Nasional akibat wabah BDB yang terjadi. Dimana jelas Sutjidra dari bulan Januari hingga April 2020 di Kabupaten Buleleng terdapat 1. 059 orang yang terjangkit DBD.”Memang kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Buleleng sangat tinggi sekali. Bahkan hingga awal bulan April ini di Buleleng tardapat ribuan orang terjangkit DBD. Dari ribuan orang itu, dua diantaranya meninggal dunia,”ucap Sutjidra polos. Dua warga yang meninggal dunia akibat terserang DBD sebut Sutjidra berasal dari Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, dan dari Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng.

”Dua orang yang meninggal dunia ini meninggal dunia bukan karena DBD saja, ada penyakit penyerta lainnya yang memberatkan penderita itu sendiri. Sementara ribuan pasien yang lain, sudah ditangani. Mereka tersebar di rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta,”ucap Sutjidra. Disinggung terkait wilayah rawan, Sutjidra menyebut kasus DBD ini hampir merata terjadi di 9 Kecamatan yang ada di Buleleng. Namun jumlah pasien terbanyak, ada di Kecamatan Buleleng, Gerokgak, Banjar dan Tejakula. Kendati jumlah pasien sangat banyak, Sutjidra menegaskan jika hal ini bukan termasuk dalam Kasus Luar Biasa (KLB).

”Kasus DBD ini hamper setiap tahun terjadi. Endemik, jadi menetap kasusnya. Kasus ini selalu diantisipasi saat musim pancaroba ini. Untuk di Kabupaten Buleleng merata disemua kecamatan,”lanjutnya. Dengan adanya kasus ini, Sutjidra mengklaim, Dinas Kesehatan Buleleng sudah melakukan sejumlah antisipasi, berupa fogging dan menyebar abate (obat pembunuh jentik nyamuk-red) untuk memberantas sarang nyamuk. Ia juga berharap adanya kerjasama dari masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan memberantas sarang nyamuk dilingkungan masing-masing, dengan melakukan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) Plus (menanam tanaman pengusir nyamuk seperti sereh dan pohon liligundi).

Masing-masing Kepala Keluarga (KK)  wajib memantau jentik nyamuk di rumahnya sendiri, dan mengeliminasi agar jentik nyamuk tidak berkembang biak.”Semua kasus ini sudah dilakukan tracking. Untuk bisa melaksanakan kegiatan pencegahan disekeliling atau dilingkungan penderita,”terangnya. (ags).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Gandeng UMKM Buleleng Anggarkan Hampir Rp 1 Milyar Untuk Masker Kain

Ming Apr 12 , 2020
Dibaca: 7 (Last Updated On: 12/04/2020)SINGARAJA – fajarbali.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menggandeng Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memenuhi syarat untuk memproduksi masker kain sebanyak 165.000 buah.    Save as PDF

Berita Lainnya