https://www.traditionrolex.com/27 Waspadai Obesitas, Masyarakat Diimbau Kurangi Konsumsi Makanan Cepat Saji - FAJAR BALI
 

Waspadai Obesitas, Masyarakat Diimbau Kurangi Konsumsi Makanan Cepat Saji

(Last Updated On: 24/02/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Makanan siap saji atau junk food memang memiliki rasa yang enak. Makanan ini digemari oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Contoh makanan siap saji yang populer adalah kentang goreng, pizza, ayam goreng, dan hamburger, namun jenis makanan ini mengandung tinggi kalori dan sedikit nutrisi. Tidak hanya itu, kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji juga berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes, hingga kanker.

 

 

Makanan siap saji merupakan makanan yang sangat mudah dan cepat diolah sebagai pengganti makanan rumahan. Selain tinggi akan kalori, makanan ini juga mengandung banyak gula, lemak (terutama kolesterol), dan garam.

 

Beberapa restoran siap saji bahkan menggunakan minyak sayur yang mengandung banyak minyak trans atau lemak jenuh untuk menggoreng makanannya. Padahal, minyak tersebut tidak baik untuk tubuh karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

 

Sehubungan dengan hal tersebut, Ahli Gizi dr Ni Made Dwi Asti Lestari, M.Kes, SpGK mengimbau masyarakat mengurangi konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan. “Mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebih dapat menyebabkan kegemukan (obesitas) dan penyakit yang berdampak pada kesehatan,” ujar Asti Lestari, Minggu (23/2/2020) di Denpasar.

 

Menurut dia, makanan cepat saji kecenderung tidak memiliki kandungan gizi yang seimbang dan tinggi lemak sehingga dapat menaikkan lemak tubuh seseorang. Di luar negeri, lanjut Asti, makanan cepat saji justeru dinikmati kalangan masyarakat yang tidak mampu, karena untuk mengkonsumsi makanan alami cenderung harganya mahal. Namun, di Indonesia justru sebaliknya.

 

“Mungkin pemikiran orang-orang tertentu mengkonsumsi makanan instant seperti di luar negeri menjadi trend, namun apabila mainset itu diubah alangkah baiknya demi kesehatan, atau mengurangi konsumsinya makanan tersebut,” ujarnya.

 

Ia mengatakan, cara mengurangi makanan cepat saji itu dapat dikonsumsi sekali atau dua kali seminggu yang juga diimbangi dengan makanan yang lebih bergizi. “Saya menyarankan masyarakat mengkonsumsi makanan dari sumber utuh atau dalam kondisi segar dengan cara mengolahnya sendiri,” tuturnya.

 

Selain itu, upaya untuk mencegah kegemukan dengan rutin berolahraga kurang lebih 30 menit setiap harinya. Makanan cepat saji juga dapat mengakibatkan rusaknya sistem tubuh apabila dikonsumsi secara terus menerus atau dalam jangka waktu cukup lama. (dar)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Jembatan Darurat Penghubung Kelurahan Subagan-Asak Jebol

Sen Feb 24 , 2020
Dibaca: 10 (Last Updated On: 24/02/2020)AMLAPURA – fajarbali.com | Pemeintah kabupaten Karangasem membuat jembatan darurat untuk menghubungkan kelurahan Subagan, dengan Dusun Asak, Desa Pertima yang beberapa tahun lalu jembatan mengalami jebol. Hanya saja, saat ini jembatan darurat itupun juga ikut jebol sehingga pemerintah menutup akses jalan penghubung itu. Masyarakat pun […]

Berita Lainnya