https://www.traditionrolex.com/27 Waspada Mafia Jurnal dan Artikel! Kapasitas Dosen UPMI Terus Diasah - FAJAR BALI
 

Waspada Mafia Jurnal dan Artikel! Kapasitas Dosen UPMI Terus Diasah

Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dosen dalam penulisan artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, serta mematangkan jurnal internal agar tembus akreditasi Science and Technology Index (Sinta) peringkat 2.

 Save as PDF
(Last Updated On: 18/01/2024)

Foto:Workshop penulisan artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi bagi dosen UPMI, Rabu (17/1/2024).

 

DENPASAR – fajarbali.com | Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., menjadikan tahun 2024 sebagai momentum kebangkitan institusinya. Semua sivitas diajak keluar dari zona nyaman. Berbagai upaya telah dilakukan.

Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dosen dalam penulisan artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, serta mematangkan jurnal internal agar tembus akreditasi Science and Technology Index (Sinta) peringkat 2.

UPMI menghadirkan narasumber Prof. Amirul Mukminin M.Sc., Ed., PhD., dan Yoga Dwi Arianda, ST. Kegiatan yang dikemas dalam workshop itu, berlangsung di Kampus UMPI, Rabu (17/1/2024).

Dikonfirmasi di sela workshop, Rektor Suarta mengaku “jengah” dengan banyaknya dosen-dosen yang seolah menemui jalan buntu dalam menembus jurnal internasional bereputasi. Sehingga, kenaikan jabatan akademiknya pun macet. Padahal UPMI punya banyak dosen lektor dan lektor kepala.

Ia tidak malu mengakui bahwa sebagian dosennya kurang greget berjuang. “Makanya saya minta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) agar mengundang pakar. Setelah mendapatkan pencerahan, tidak ada lagi alasan susah memublikasikan karya ilmiah pada jurnal internasional bereputasi,” tegas Suarta.

Sebagai seorang dosen, lanjutnya, wajib hukumnya menguasai tips-tips menulis karya ilmiah berikut memublikasikannya di jurnal. Namun diperlukan kehati-hatian memilih jurnal agar tidak sia-sia.

Kesempatan ini juga dimanfaatkan UPMI sebagai ajang mematangkan jurnal yang dikelola agar terakreditasi Sinta peringkat 2. Ia optimis, ilmu yang dibagikan kedua nara sumber bermanfaat, bagi dosen secara pribadi dan institusi.

“Kalau ilmu yang dibagikan oleh narasumber diterapkan dengan baik, sangat bagus bagi kita semua. Peringkat dan akreditasi bisa naik,” pungkasnya.

Amirul Mukminin menilai, dosen-dosen UPMI sudah punya kualitas dalam penulisan karya tulis ilmiah. Hanya saja, perlu sedikit tambahan informasi mengenai perkembangan dunia perjurnalan, terutama yang terindeks Scopus.

Akademisi Universitas Jambi ini mewanti-wanti mengingatkan bahwa, “penjahat akademik” berkeliaran mencari mangsa. Tak jarang dosen yang kurang sabar, ingin instan dan minim informasi menjadi korban.

Bahkan lebih canggih lagi, oknum “penjahat akademik” berupa mafia artikel dan jurnal, mampu mengkloning jurnal bermutu seperti aslinya. Hal ini memang sangat mengecoh korban.

“Kalau ada pihak yang menawarkan jasa nulis artikel atau menerbitkan di jurnal internasional bereputasi tolong jangan percaya. Logikanya, kalau dia jurnal berkualitas, tidak mungkin menawar-nawarkan diri. Malah dia diam tapi dicari orang,” tegas Amirul.

Sebagai orang yang mengetahui hal itu, ia merasa perlu berbagi. Diakuinya, menerbitkan karya pada jurnal bermutu cukup memakan waktu. Sehingga banyak dosen mengambil jalan pintas memilih jurnal yang “mudah” yang penting bayar.

Selain itu, masih menurut Amirul, saat ini banyak jurnal yang di-discontinue atau dihentikan oleh Scopus karena keluar dari kebijakan Scopus. Misalnya, sebuah jurnal saat perjanjian dengan Scopus diizinkan menerbitkan 50 artikel, tapi pada praktiknya mereka memublis lebih dari itu, tanpa direview, tanpa konfirmasi, dan meminta biaya tinggi tanpa dicantumkan di website.

“Kalau sudah seperti itu kasusnya, maka dosen tidak bisa menggunakan karyanya sebagai syarat khusus kenaikan jabatan fungsional. Sia-sia keluar uang banyak,” kata Amirul, sambil terus berbagi tips sederhana tapi bermanfaat.

Sementara itu, Yoga Dwi Arianda, berpendapat, salah satu jurnal yang dikelola UPMI sudah sangat bagus. Bahkan ia yakin lulus akreditasi peringkat Sinta 2.

Menurut Yoga, kendala yang dihadapi perguruan tinggi dalam akreditasi jurnal, meliputi; kualitas artikel, novelty yang lemah, review hingga perbandingan penelitian belum tertulis secara jelas di artikel.

Nara sumber daei Dikti ini melanjutkan, saat ini ada sekitar 160 jurnal yang dikelola Indonesia terindeks Scopus. Meski demikian, bukan berarti dosen dalam negeri bisa dengan mudah menembus jurnal-jurnal tersebut.

“Kalau sudah terindeks Scopus, proses filternya pasti ketat. Jadi memang diperlukan kualitas tulisan yang bermutu,” pungkasnya. Kegiatan dihadiri oleh Ketua LPPM UPMI Prof. Dr. I Wayan Widana, M. Pd. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Tawarkan Spesifikasi Gahar Sharp Luncurkan Smartphone Teringan AQUOS sense8 Ke Pasar Ponsel Indonesia

Kam Jan 18 , 2024
Dibaca: 145 (Last Updated On: 18/01/2024) Dari kiri ke kanan:  Head of AUVI product strategy, PT Sharp Electronics Indonesia, menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh teman teman media di acara peluncuran Sharp AQUOS sense8 DENPASAR – fajarbali.com |  Sharp sebagai produsen smartphone nomor satu di Jepang kembali merilis line-up smartphone terbaru […]
003 - Foto 1 - Perwakilan Sharp Indonesia bersama Sharp Corporation memamerkan Line Up terbaru Sharp smartphone AQUOS  sense8

Berita Lainnya