https://www.traditionrolex.com/27 Satu-satunya Penerjemah Bahasa Rusia Teraktif di Bali - FAJAR BALI
 

Satu-satunya Penerjemah Bahasa Rusia Teraktif di Bali

Kemampuannya menerjemahkan bahasa Rusia sangat diperlukan di kepolisian, terutama saat agenda Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang melibatkan warga negara Rusia di Bali. Bahkan, Purnami tercatat sebagai satu-satunya penerjemah bahasa Rusia teraktif di Pulau Dewata.

 Save as PDF
(Last Updated On: 04/10/2023)

FOTO: Ni Luh Purnami

 

DENPASAR – fajarbali.com | Cerita hidup Ni Luh Purnami, 47 tahun, menarik untuk dikuliti sebagai motivasi bagi kaum hawa. Ibu dua anak asal Busungbiu, Buleleng ini, menekuni profesi sangat langka, yakni penerjemah (translator) bahasa Rusia.

Selain itu, Purnami juga aktif menjadi tour guide untuk tamu Rusia merangkap supir, pengajar bahasa Rusia sambil menjalankan usaha camilan tradisional yang ia geluti sejak Pandemi Covid-19 menerjang.

Kemampuannya menerjemahkan bahasa Rusia sangat diperlukan di kepolisian, terutama saat agenda Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang melibatkan warga negara Rusia di Bali. Bahkan, Purnami tercatat sebagai satu-satunya penerjemah bahasa Rusia teraktif di Pulau Dewata.

Tak banyak yang tahu, kemahirannya berbahasa Rusia berawal dari tekadnya membantu perekonomian keluarga. Selepas SMA, Purnami langsung menikah di usia 20 tahun. Tak lama berselang, dia melahirkan dua anak secara berdekatan. Perekonomian keluarga tergolong parah.

Penghasilan suaminya kala itu, kewalahan menopang kebutuhan keluarga. Sehingga munculah keinginannya untuk bekerja khususnya sebagai guide. “Saya tidak mikir mau kerja apa yang penting menghasilkan. Tapi prioritas memang jadi guide,” kata Purnami ditemui di Denpasar, Rabu (4/10/2023).

Purnami terlebih dahulu menyeleksi wisatawan dari negara mana yang sekiranya tidak “long trip” saat berwisata, agar bisa membagi waktu mengurus anak-anakya yang masih kecil di tempat kost kawasan Sanur.

Rusia menjadi pilihan. Lalu pada 2007 ia mulai kursus bahasa Rusia selama tiga bulan. Purnami hanya modal nekat di tengah keterbatasan, ia tidak punya motor, kamus dan handphone. “Selama tiga bulan saya jalan kaki dari Sanur ke Batubulan,” kenangnya.

Namun, setelah selesai kursus, Purnami mengaku belum fasih berbahasa Rusia. Ia hanya hafal alphabet-nya saja. Rasa putus asa sempat menghinggapi hingga tercetus ide bekerja di hotel atau restoran yang ada tamu Rusia-nya.

Beruntung baginya bisa diterima di salah satu restoran di Sanur. Pelanggannya sebagian besar tamu Rusia. Demi mengejar impiannya, Purnami rela tidak digaji. Syaratnya, ia hanya bekerja saat ada tamu Rusia yang datang.

“Melalui praktik (komunikasi) langsung dengan bule Rusia, saya berhasil menguasai 75 persen bahasanya dalam satu bulan,” ujar wanita yang juga aktif berbahasa Inggris tersebut.

Sejak saat itulah, Purnami berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari kemahirannya berbahasa Rusia hingga berhasil membeli hunian di Sanur. Tentu tak lepas dari dukungan suami.

Purnami mulai bekerja di travel agent sebagai guide. Bahkan tak jarang, ia merangkap supir. Para tamu pun relatif puas dengan pelayanannya yang berbasis kekeluargaan. “Banyak tamu yang nawarin saya ke Rusia, tapi saya tolak karena takut ketinggian,” ucapnya tertawa.

Melihat besarnya potensi wisatawan asal Rusia yang datang ke Bali, Purnami bertekad menjadi seorang advokat khusus menangani warga negara Rusia yang tersandung persoalan hukum di Bali dan Indonesia pada umumnya.

Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswi semester III di Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai Denpasar. “Ini mimpi besar saya,” kata pemegang lisensi resmi dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) ini.

Purnami melanjutkan, jumlah guide Rusia tergolong minim. Tercatat hanya 130 pemegang lisensi di Bali. Rasio itu tentu belum ideal dengan jumlah wisatawan. Apalagi akhir-akhir ini, banyak warga Rusia yang datang tidak berbekal uang memadai karena menghindari wajib militer di negaranya yang sedang berperang.

Purnami mengakui bahwa dirinya menyukai tantangan. Di tengah segudang kesibukannya itu, Purnami masih sempat menekuni banten atau menjadi sarati. Usaha camilan dan sarati ini tercetus kala Pandemi Covid-19. Situasi yang memporak-porandakan sektor pariwisata.

Purnami yakin, kaum perempuan merupakan mahluk istimewa yang ditakdirkan multitasking, asalkan punya kemauan kuat untuk belajar. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Tukang Pijat Refleksi Mengaku Perk**a Mahasiswi Karena Terangsang Melihat Kemolekan Tubuh Korban

Kam Okt 5 , 2023
Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara
IMG_20231005_131830

Berita Lainnya