DENPASAR – fajarbali.com | Dalam Upaya mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19) dilingkungan RSUP Sanglah, pihak RSUP Sanglah memasang empat bilik dekontaminasi. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk mengantisipasi penularan maupun penyebaran covid-19 terhadap petugas maupun pengunjung yang datang berkunjung ke RSUP Sanglah.
Salah satu bilik dekontaminasi di antaranya dipasang pada lobby utama dengan sistem pengembunan. Semua bilik tersebut menggunakan H2O2 sebagai bahan antiseptik.
Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna mengatakan, satu bilik dekontaminasi yang dipasang pada lobby utama tersebut merupakan buatan Tim Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) dan K3RS RSUP Sanglah dengan sistem pengembunan.
Sementara tiga lainnya merupakan sumbangan dari masyarakat dengan sistem penyemprotan. “Tiga bilik lainnya masing-masing dipasang di Poliklinik, Ruang Nusa Indah, serta IGD. Semua bilik tidak menggunakan klorin. Kami ganti dengan H2O2 yang lebih ramah lingkungan,” ujar, Dewa, Kamis (2/4/2020).
Untuk sistem penerapannya, semua masyarakat baik petugas, pengunjung, maupun donatur dan sebagainya akan diarahkan untuk masuk ke bilik dekontaminasi sebelum memasuki ruangan-ruangan di RSUP Sanglah. Begitu juga ketika akan kembali pulang, diarahkan kembali masuk ke bilik dekontaminasi sebelum meninggalkan rumah sakit. “Ini merupakan upaya pencegahan. Agar datang tidak membawa virus, pulang juga tidak membawa virus,” terangnya.
Dewa Kresna melihat kesadaran dari masyarakat cukup tinggi dan peduli dengan adanya bilik dekontaminasi ini. Meski terdapat petugas seperti satpam dan penyanggra, sebagian masyarakat juga dengan kesadaran sendiri tetap memasuki bilik tersebut tanpa diarahkan.
“Kami bersyukur tingkat kepedulian masyarakat terhadap pencegahan ini begitu tinggi. Selain itu, masyarakat juga terus berdatangan memberikan bantuan atau donasi kepada petugas medis yang bertugas dalam penanganan covid-19 ini,” ungkapnya.
Disinggung Soal kunjungan ke RSUP Sanglah, Dewa Kresna mengaku memang terjadi penurunan. Salah satunya ditandai dengan Bed Occupancy Ratio (BOR) kunjungan poliklinik hanya 30 persen dibandingkan biasanya. “Masyarakat yang membutuhkan layanan poliklinik, kami tetap buka seperti biasa,” imbuhnya. (dar).