https://www.traditionrolex.com/27 Resahkan Warga dan Menimbun Tempat Suci - FAJAR BALI
 

Resahkan Warga dan Menimbun Tempat Suci

(Last Updated On: 27/05/2020)

GIANYAR – fajarbali.com | Akibat galian tanah di pinggir sungai, untuk sebuah proyek di Sungai Wos di Desa Keliki, Tegallalang, tanah tercecer ke sungai. Ceceran tanah yang begitu banyak, menimbun Bendungan Irigasi Dam Ubud serta  menimbun kawasan suci Pura Beji setempat. Hal ini juga menjadi pemandangan tidak sedap, apalagi di musim hujan, air menjadi keruh. Pemandangan ini di share ke media social dengan harapan ada perhatian dari pemerintah.

 

 

 

Kegiatan tersebut merupakan proyek penataan lahan di pinggir Sungai Wos, Keliki, Tegallalang dan sudah berjalan sekitar dua minggu. Beberapa  hari belakangan justru tidak ada lagi aktivitas yang di duga para pekerja yang sebagian besar orang jawa, sedang mudik atau libur Hari Raya Lebaran. Proyek penataan yang ditinggal tersebut, kondisinya semakian parah lantarn guyuran hujan. Tanah langsung meluber ke areal sekitarnya, bahkan menutupi saluran air, dan menimbulkan luapan air di jalan setapak menuju pura Beji.

 

Salah seorang warga Desa Keliki, Wayan S, Rabu (27/5/2020) menyebutkan warga sekitar tidak mengetahui mengenai penataan lahan di pinggir sungai tersebut. Terlebih lagi tidak ada sosialisasi ke setiap banjar. Warga pun menyesalkan sikap arogan pihak pelaksana proyek yang senaknya membuang tanah tersebut ke arah bendungan DAM Ubud dan menimbun areal Pura Beji. Lantaran tidak ingin berbenturan dengan pelaksana proyek yang notabena dari desa setempat, sebagian warga pun menyampaikan keluhannya melalui media sosial. “Bendungan itu mengairi persawahan di Wilayah Ubud dan beberapa di Tegallalang bagian selatan. Kami harap ini segera disikapi karena benar-benar meresahkan warga, utamanya pekarangan Beji yang tertimbun,” ungkapnya.

 

Plt. Camat Tegallalang, I Komang Alit Adanyana yang dikonfirmasi, membenarkan adanya proyek penataan lahan tersebut. Dirinya yang sering melintas di jalur tersebut juga mengaku terperangah melihat  aktvitas proyek yang merusak lingkungan itu. Pihanya mengkau sudah sempat langsung  mempertanyakan keberadaan proyek tersebut ke Perbekel Keliki. “Dari koordinasi kami ke aparat Desa, proyek itu dipastikan tanpa izin. Kami pun sudah sempat ke lokasi saat masih ada aktivias. Namun pihak buruh proyek tidak mengetahui pemilik lahan dan peruntukannya. Sekarang memang sepi tidak ada aktivitas, karena libur Lebaran,” jelas Alit Adnyana. Atas kondisi ini, Alit Adnyana juga menyebutkan sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) serta  Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar. “Kami pastikan proyek itu tidak ada izinnya. Kami sudah informasikan ke Perijinan dan Pol PP untuk tindakan selanjutnya,” terannya.

 

Secara terpisah, Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar, I Made Watha mengakui sudah menerima laporan terkait keluhan warga atas keberadaan proyek itu. Dari koordinasi dengan aparat terkait dibenarkan pula jika proyek itu belum mengantongi izin. “Kami sudah turunkan personil ke lokasi sembari berkoordinsi dengan perbekel setempat. Ini juga menyangkut sepadan sungai yang menjadi kewenangan Provinsi, sehingga akan kami koordinasikan pula,” terangnya singkat.(gds)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Disperindag Serahkan 1.689 Face Shield untuk Pedagang  Pasar Rakyat di Kota Denpasar 

Rab Mei 27 , 2020
Dibaca: 7 (Last Updated On: 27/05/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar menyerahkan bantuan CSR sebanyak 1.689 buah Face Shield kepada seluruh pedagang pasar rakyat di Kota Denpasar Rabu (27/5/2020). Bantuan  yang diserahkan Kadis Disperindag Kota Denpasar Ni Nyoman Sri Utari   merupakan bantuan CSR dari BPD Bali […]

Berita Lainnya