https://www.traditionrolex.com/27 Para Pejuang Lingkungan Angkat 825 Kg Sampah dari Hutan Mangrove - FAJAR BALI
 

Para Pejuang Lingkungan Angkat 825 Kg Sampah dari Hutan Mangrove

Ketua Yayasan Subakti Bumi Pertiwi, I Ketut Sudarwata, menjelaskan, pihaknya punya komitmen bersama untuk membersihkan dan melindungi hutan mangrove yang merupakan salah satu ekosistem paling berharga di Pulau Dewata tersebut.

 Save as PDF
(Last Updated On: )

FOTO: Yayasan Subakti Bumi Pertiwi bersama pegiat lingkungan membersihkan kawasan Hutan Mangrove Konservasi Telagawaja, Tanjung Benoa, Nusa Dua, Badung, Minggu (8/10).

 

MANGUPURA – fajarbali.com | Yayasan Subakti Bumi Pertiwi bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali,  Tahura Ngurah Rai, Forum Peduli Mangrove Bali, Global Ecobrick Alliance dan The Sea Soldier berhasil mengangkat hampir satu ton, tepatnya 825 kg sampah plastik di kawasan Hutan Mangrove Konservasi Telagawaja,  Tanjung Benoa, Nusa Dua, Badung, Minggu (8/10).

Ketua Yayasan Subakti Bumi Pertiwi, I Ketut Sudarwata, menjelaskan, pihaknya punya komitmen bersama untuk membersihkan dan melindungi hutan mangrove yang merupakan salah satu ekosistem paling berharga di Pulau Dewata tersebut.

Untuk itu, menjaga lingkungan alam terutama keberadaan hutan mangrove, harus ada gerakan serius oleh berbagai pihak, sebab mangrove memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kehidupan manusia di muka bumi.

“Disamping bermanfaat untuk mengantisipasi terjadinya tsunami dan abrasi, hutan mangrove ini juga bermanfaat untuk menyerap karbon serta memberikan oksigen bagi manusia,” beber Sudarwata.

Pihaknya bergembira karena berhasil mengangkat sampah plastik yang notabene racun bagi mangrove. Ia pun mengimbau masyarakat agar segera sadar, tidak lagi membuang sampah di hutan mangrove.

Sudarwata menambahkan, kegiatan kali ini menggandeng juga para generasi muda, yakni mahasiswa Politeknik Negeri Bali, SMK Nusa Dua, SMAN 1 dan 2 Kuta Selatan. “Generasi muda inilah yang berperan sentral dalam aksi bersih-bersih mangrove. Mereka bukan hanya generasi masa depan, tapi juga pioneer perubahan lingkungan. Dengan semangat yang tinggi, mereka bergerak maju mengumpulkan dan memilah dengan teliti sampah-sampah plastik yang telah mencemari habitat mangrove,” pujinya.

Untuk mengurangi pembuangan sampah ke TPA, sampah-sampah tersebut dikelola dengan konsep ecobrick yang dipandu langsung oleh co-founder Global Ecobrick Alliance, Ani Himawati.

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya merasa senang bisa terlibat langsung dalam aksi bersih-bersih di kawasan mangrove.

“Dengan gerakan ini, maka kita semakin memahami bahwa sampah plastik yang digunakan oleh masyarakat berakhir di bumi yaitu mangrove,” kata Ani.

Ani menjelaskan, ocean ecobrick atau ecobrick samudera merupakan salah satu pengolahan plastik yang sudah menjadi sampah basah dengan menggunakan teknik tertentu. Metode inilah yang ingin diberikan, sehingga penanganan sampah plastik dikawasan mangrove dapat diolah lagi tanpa harus dibawa ke TPA.

Ketua Kelompok Aksosma 23 dari Politeknik Negeri Bali I Gede Dicky Sudarwata, menambahkan, alasan dipilihnya ecobrick karena menjadi alternatif yang paling efektif dalam pengolahan sampah plastik di kawasan mangrove.

“Saat ini pencemaran kawasan mangrove sudah sangat tinggi/ yang menyebarkan microplastic sehingga menyebabkan ikan-ikan di kawasan tersebut ikut tercemar dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia,” kata dia.

Koordinator Forum Peduli Mangrove Provinsi Bali Nyoman Sweet Juniartini mengapresiasi aksi kegiatan ini, dimana pembersihan sampah di kawasan mangrove sangat penting untuk menjaga ekosistem setempat.

Aksi ini diharapkan bisa menjadi contoh nyata untuk bersama-sama berkontribusi dalam melindungi lingkungan. Dengan tekad dan kepedulian yang kuat, pasti mampu membawa perubahan positif bagi alam Bali ke depannya. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Tim Pengabmas Unmar Bantu Petani Jamur Desa Sibang Gede

Ming Okt 8 , 2023
Pada kegiatan tersebut tim dari Unmar juga memberikan sosialisasi tentang digital marketing yang dipaparkan Dr. Wayan Ardani, SS., MM. Petani Jamur Tiram dengan nama Double U Mushroom sudah mulai membudidayakan Jamur Tiram sejak Tahun 2019.
Double U Mushroom

Berita Lainnya