https://www.traditionrolex.com/27 Memutus Stunting dari Hulu - FAJAR BALI
 

Memutus Stunting dari Hulu

“Tubuh pendek belum tentu stunting. Ada beberapa indikator lain, seperti tumbuh kembangnya lambat, berat badan tidak naik bahkan cenderung menurun, kemampuan fokus rendah, cenderung pendiam, dan mudah terinfeksi berbagai penyakit”.

 Save as PDF
(Last Updated On: 05/02/2024)

Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Banjarasem, Seririt, Buleleng.

SINGARAJA-fajarbali.com | Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan memiliki dampak terhadap pertumbuhan fisik mereka.

Pemicunya sangat kompleks. Salah satunya malnutrisi pada ibu hamil atau selama masa pertumbuhan anak.

Mencegahnya pun dapat dilakukan dengan berbagai cara. Tren yang paling baik adalah dengan mengantisipasinya dari hulu, yakni calon pengantin (catin). Kaum remaja harus diintervensi agar sehat sehingga melahirkan bayi yang sehat pula.

Demikian dikatakan Ketua Pokja Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali, Desak Nyoman Triarsini menjadi narasumber Sosialisasi Penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Desa Banjarasem, Seririt, Buleleng, beberapa waktu lalu.

Di hadapan kader KB dan ratusan warga setempat, Desak Triarsini memaparkan terkait gejala stunting. Yang paling umum menurutnya, terlihat pada anak adalah tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak sebaya.

Meskipun postur tubuh anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, stunting menunjukkan adanya keterlambatan pertumbuhan yang memerlukan perhatian serius.

Namun dia menegaskan, tubuh pendek belum tentu stunting. Ada beberapa indikator lain, seperti tumbuh kembangnya lambat, berat badan tidak naik bahkan cenderung menurun, kemampuan fokus rendah, cenderung pendiam, dan mudah terinfeksi berbagai penyakit.

“Semoga dengan kegiatan ini, pengetahuan orangtua khususnya ibu-ibu meningkat tentang stunting,” harap Desak Triarsini.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali Sarles Brabar, dalam sambutannya menjelaskan, pihaknya bersama mitra Komisi IX DPR RI tidak henti-hentinya mengampanyekan program Bangga Kencana, pola hidup bersih dan sehat, serta pencegahan stunting.

Percepatan Penurunan Stunting, jelas Sarles, merupakan program prioritas nasional, bahkan Presiden RI sampai mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) khusus mengatur Percepatan Stunting, yang mana BKKBN ditunjuk sebagai koordinator.

Meski dalam beberapa tahun belakangan, Bali sukses mempertahakan prestasi sebagai provinsi dengan prevalensi stunting terendah, bukan berarti masyarakat lengah. Justru semakin tertantang untuk menurunkan lagi hingga zero dan mencegah agar tidak ada lagi (stunting-red) di masa mendatang.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, menambahkan, dirinya bersama mitra kerja seperti BKKBN, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), gencar turun ke masyarakat untuk mengedukasi bidang kesehatan.

Apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana penduduk usia produktif akan mendominasi. Jadi sangat diperlukan kesiapan agar generasi muda tumbuh sehat, cerdas dan kompetitif. Kalau tidak, bonus demografi malah menjadi ancaman bagi negara. (rl)

 

 Save as PDF

Next Post

Penting, Temukan Minat dan Bakat Anak Sejak Dini

Sen Feb 5 , 2024
Capaian seniman yang belum genap berusia 30 tahun ini, tentu tidak jatuh begitu saja dari langit. Dek Shaolin memulai karirnya sejak duduk di kelas V sekolah dasar.
622e8d39-03a0-488c-a2cd-44165319a8a3

Berita Lainnya