https://www.traditionrolex.com/27 Mahasiswa Polkesden Diminta Jadi Agen Literasi Keuangan - FAJAR BALI
 

Mahasiswa Polkesden Diminta Jadi Agen Literasi Keuangan

“Waspada Investasi dan Pinjaman Online”

 Save as PDF
(Last Updated On: 11/06/2023)

Foto: Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya memberi materi saat Penyuluhan Jasa Keuangan dan Edukasi Masyarakat “Waspada Investasi dan Pinjaman Online” di Kampus Polkesden, Sabtu (10/6/2023).

 

DENPASAR – fajarbali.com | Ratusan mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar (Polkesden) mendapatkan pencerahan tentang literasi keuangan dalam seminar nasional yang digelar Anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, SE., MM., bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra, Sabtu (10/6/2023) di Aula Direktorat Polkesden.

Pada Seminar bertajuk Penyuluhan Jasa Keuangan dan Edukasi Masyarakat “Waspada Investasi dan Pinjaman Online” itu, Rai Wirajaya mengingatkan, setiap orang dari latar belakang profesi dan pendidikan apapun bisa menjadi korban investasi dan pinjaman online (pinjol) bodong.

“Contoh banyak orang-orang pintar kena tipu investasi ilegal. Ada dosen, dokter, perawat bahkan pendidikannya sudah ‘S4’. Jadi di sini pendidikan tinggi tidak menjamin (terjerumus investasi bodong),” kata Rai Wirajaya.

Menurutnya, para korban didorong oleh keinginan kaya secara instan. Padahal mindset kaya secara instan tidak baik. Untuk itu, ia berharap mahasiswa sebagai kaum intelektual, bisa mengambil peran agen perubahan di masyarakat.

Melalui kegiatan ini, Rai Wirajaya berharap, mahasiswa Polkesden tidak hanya pintar dalam urusan kesehatan manusia, tapi juga pintar dalam kesehatan keuangan.

Sebagai Anggota Komisi XI DPR RI, ia bertugas mengatur regulasi, menganggarkan hingga mengawasi sektor jasa keuangan dan perbankan  bersama mitra terkait.

“Kami mohon dukungannya untuk bersama mengedukasi masyarakat. Percuma kami koar-koar kalau mahasiswa tidak mendukung program yang baik ini. Setidaknya, sebelum memilih tempat investasi, silakan cek dulu 2L (Legal dan Logis). Kalau lembaga di luar pengawasan OJK, pasti nyungsep,” pungkasnya.

Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu, ingin kerja sama dengan Polkesden berlanjut lewat Memorandum of Understanding (MoU) apalagi OJK memiliki program LMS Literasi Keuangan. Nantinya, mahasiswa akan menyelesaikan sejumlah modul.

Puji Rahayu menambahkan, tujuannya menggandeng sivitas akademika di perguruan tinggi agar kelak mereka tumbuh sebagai generasi cerdas mendukung Indonesia maju.

Manfaat kegiatan ini, menurut Puji Rahayu, setidaknya, mahasiswa/i Polkesden menjadi agen literasi keuangan di lingkungannya masing-masing.

“Negara kita ini terdiri dari belasan ribu pulau, suku ras dan agama juga bermacam-macam. Jadi tidak mungkin kita bisa menjangkau semua tempat. Di sinilah peran mahasiswa sebagai agen-agen literasi kami,” kata dia.

Foto: (ki-ka) Kristrianti Puji Rahayu, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Sri Rahayu.

Kerja sama tersebut, lanjut Puji Rahayu, bakal melahirkan lulusan dengan kompetensi plus, yakni menguasai bidang ilmu sesuai jurusan saat kuliah plus kemampuan perencanaan keuangan yang baik. “Lulusan akan punya first line of difence. Karena pertahanan yang terbaik itu adalah diri sendiri,” kata Puji Rahayu.

Narasumber sekaligus Kepala Bagian OJK KR 8 Bali Nusra I Gusti Bagus Adi Wijaya, CFP., menegaskan, mahasiswa yang notabene Gen Z, berpotensi terjerat pinjol karena salah satu karakteristik mereka ‘tidak takut berutang’.

Selain itu, berdasarkan penelitian, karakter Gen Z juga lebuh mementingkan pengalaman, prinsip hidup hanya sekali (yolo), takut tertinggal (fomo). Karakteristik itu menjadi jebabakan finansial bagi Gen Z sehingga tidak terpikir untuk berinvestasi.

Lebih lanjut, masih berdasarkan penelitian, 46 persen lebih uang Gen Z dihabiskan untuk membeli makanan, 18 persen untuk entertainment, dan 0 persen investasi. Sehingga ia mewanti-wanti agar mahasiswa tidak sampai terjerumus pinjol ilegal.

Meski demikian, Bagus Adi Wijaya, menegaskan tidak semua pinjol ilegal. Ada 102 pinjol yang terdaftar di OJK. Ciri lembaga pinjol legal bisa dikenali lewat “Camilan”. Camilan adalah kepanjangan dari camera, mikrofone dan location.

“Pinjol legal yang terdaftar di OJK hanya boleh mengakses ‘Camilan’. Kalau di luar itu, yang minta akses kontak dan folder, dipastikan ilegal. Setop. Jangan lanjutkan. Kami juga membuka layanan WhatsApp: 081157157157 untuk masyarakat,” jelasnya.

Bagus Adi Wijaya mendorong mahasiswa Polkesden yang notabene Gen Z (lahir tahun 1995-2012) untuk mulai mulai memikirkan langkah berinvestasi yang sehat, sesuai kemampuan. Contohnya, reksadana, emas dan sebagainya.

Berinvestasi, lanjut dia, bisa memutus “Sandwich Generation” yang selama ini mendominasi Indonesia. Generasi Sandwich juga ditengarai menghambat Indonesia maju karena mereka harus menanggung dirinya sendiri, anak dan orangtuanya.

“Kalau kalian berinvestasi jangka panjang, setidaknya kelak tidak membebani anak-anak. Putuskan sandwich generation. Biarkan mereka (anak-anak) mandiri sehingga negara ini akan maju,” katanya.

Terkait korban yang terlanjur terjerat pinjol ilegal dengan bunga berlipat-lipat, akademisi Dr. Dewi Bunga, MH., menyarankan untuk tidak membayar ‘kecurangan’ tersebut. “Bayarlah sesuai bunga wajar seperti kesepakatan di awal,” kata Dewi Bunga yang tampil sebagai narasumber.

Dewi Bunga juga meminta korban pinjol ilegal tidak takut dengan teror apapun. Sebab, kata dia, pihak pinjol ilegal tidak mungkin berani melaporkan ke polisi. “Kalau mereka (pinjol ilegal) melapor, artinya mereka bunuh diri,” pungkasnya.

Direktur Polkesden Dr. Sri Rahayu, S.Kp., Ns., S.Tr.Keb., M.Kes., berterima kasih karena perguruan tinggi yang dipimpinnya dipilih sebagai tempat penyelenggaraan literasi keuangan ini.

Menurutnya, selain ibu-ibu rumah tangga, kalangan mahasiswa juga rentan tergoda pinjol ilegal karena penawaran menarik berseliweran di layar handphonenya.

“Awalnya bisa tertarik karena cicilannya hanya 10 ribu misalnya. Ini kan kecil. Tapi harus bayar tiap hari. Berlipat-lipat lagi. Lama-lama kan repot apalagi sampai pakai uang kuliah,” kata Sri Rahayu. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Kolaborasi DPR RI dan BI Tularkan Semangat UMKM di Kalangan Mahasiswa

Ming Jun 11 , 2023
Salah satunya dengan memberikan pengetahuan tentang peluang-peluang UMKM.
rai bi 1

Berita Lainnya