AMLAPURA-fajarbali.com | Sebagai implemntasi Peraturan Gubernur Bali nomor 47 tahun 2019, tentang pengelolaan Sampah berbasis sumber, Majelis Desa Adat (MDA) Karangasem melakukan penjajakan kerjasama dengan PT. Maggot Indonesia.
Nantinya, di masing-masing desa adat di Karangasem akan dibangun pengolahan sampah untuk membudidayakan Maggot. Ketua MDA Karangasem I Ketut Alit Suardana, didampingi Pokja ekonomi adat I Made Dastra dan I Putu Angga Primadana, Senin (21/6/2021) kemarin, mengatakan, gagasan untuk pengelolaan sampah berbasis sumber tidak saja sekedar kegiatan.
Akan tetapi, mengolah sampah dengan memberikan keuntungan untuk pemberdayaan penguatan dan pelestarian desa adat,salah satunya sampah organic akan dijadikan untuk membudidayakan Maggot.
“Diawal, pengolahan sampah berbasis sumber ini akan diterapkan di Desa Adat Komala, Desa Bhuana Giri,” ujarnya.
Baca Juga :
Bupati Gede Dana Tindaklanjuti Pendirian PTN, Targetkan 2022 Sudah Terima Mahasiswa Baru
Wakapolres ‘Warning’ Anggota Polres Bangli Jangan Sampai Terlibat Narkoba
Sebagai desa adat percontohan dalam penholahan sampah untuk dijadikan Maggot ini, Desa Adat Komala akan diberikan pendampingan, peningkatan SDM dari pihak PT. Maggot Indonesia juga membantu telur dan sampai pemasaran Maggot. Kedepan, pihaknya berharap pengolahan sampah dijadikan Maggot bisa dikembangkan di 190 Desa Adat di Karangasem.
“Diawal kita jadikan Desa Adat Komala, setelah itu baru desa adat yang lainya,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Joshua Wiselie direktur utama PT. Maggot Indonesia didampingi Dhea Lubis mengatakan, kerjasama dengan MDA Karangasem dalam pengembangan Maggot merupakan yang pertama di Bali. Pemanfaatan sampah, sekaligus menjaga lingkunhan.
“Dalam pengembangan Maggot, nanti kita suplai telurnya serta cara pembudidayaanya,” ujarnya. Budidaya Maggot sendiri, katanya, bisa dilakukan dengan memakai sampah basah (organik). Selain bisa di pakai untuk pakan ternak, Maggot sendiri juga banyak dicari untuk pakan ikan.
“Kita siap memasarkan hasil budidaya maggot dari Desa Adat, yang penting bagaimana upaya kami agar sampah basah tidak dibuang percuma,” ujarnya lagi. (bud)