NEGARA-fajarbali.com | Bencana alam yang sewaktu-waktu terjadi, perlu diwaspadai. Untuk menanggulangi bila terjadi bencana contohnya gempa bumi, maka diperlukan kesiagaan, terutama bagi petugas yang membidangi.
Untuk mengatasi hal itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana menyelenggarakan simulasi kesiapsiagaan bila terjadi bencana, Rabu (25/4/2018).
Simulasi yang dilakukan di Lapangan Pecangakan Negara, menceritakan telah terjadi gempa kuat yang mengguncang sekitar pukul 09.00 yang menyebabkan masyarakat yang sedang beraktifitas jadi panik. Parahnya sejumlah gedung roboh, ketika penghuninya sedang beraktifitas.
Dalam skenario diperagakan, pada sebuah gedung SMPN, sejumlah siswa dan guru yang sedang mengikuti prosesi belajar mengajar menjadi korban tertimpa bangunan. Sejumlah siswa dan guru selamat langsung melakukan pertolongan, beberapa saat datang tim BPBD Jembrana dan PMI untuk melakukan pertolongan pertama.
Saat dilakukan evakuasi, selanjutnya dalam scenario tersebut diceritakan pihak BMKG mengeluarkan peringatan telah terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Kemudian Kepala Pelaksana BPBD Jembrana menghimbau supaya masyarakat pesisir meninggalkan pantai dan menuju tempat yang lebih tinggi. Pihaknya selanjutnya mencatat jumlah korban.
Simulasi bertema Siaga Bencana Dimulai dari Kita, Keluarga dan Komunitas, Siap untuk Selamat. Simulasi ini melibatkan sekitar 500 personel baik itu dari TNI, Polri, Pol PP, Basarnas, Korpri , PMI, Tagana, Linmas dan Pecalang.
Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana) Jembrana, I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan tujuan di gelarnya acara ini untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas, semua pihak terkait dengan kesiapsiagaan bencana serta terwujudnya sinergi antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Dalam rangka penanggulangan kebencanaan, baik pada saat antisipasi terhadap bencana dan rehabilitasi.
Bupati Jembrana Putu Artha yang hadir menyaksikan jalannya simulasi kemarin mengatakan simulasi seperti ini sangat penting dilakukan. Tetapi Artha berharap supaya jumlah peserta yang dilibatkan supaya lebih banyak terutama melibatkan siswa sekolah dan juga aparat desa.
“Hal ini penting, dan mereka supaya lebih tahu bila menghadapi bencana,” ujarnya. (prm)