https://www.traditionrolex.com/27 Hari Raya Saraswati Dilarang Baca Buku? - FAJAR BALI
 

Hari Raya Saraswati Dilarang Baca Buku?

Menanggapi hal tersebut, akademisi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar I Kadek Satria, S. Ag., M.Pd.H., memberikan tanggapan. Satria membenarkan pantangan tersebut dengan landasan Lontar Sundarigama.

 Save as PDF
(Last Updated On: 16/12/2023)

FOTO: I Kadek Satriani, S. Ag., M.Pd.H.

 

DENPASAR – fajarbali.com | Larangan membaca buku saat Hari Raya Saraswati, tepatnya Saniscara Umanis Watugunung, kerap disampaikan tetua kepada anak cucunya. Namun, hampir tidak pernah dijelaskan landasan sastranya.

Menanggapi hal tersebut, akademisi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar I Kadek Satria, S. Ag., M.Pd.H., memberikan tanggapan. Satria membenarkan pantangan tersebut dengan landasan Lontar Sundarigama.

“Ritatkala pawidiwidanan Sang Hyang Aji Saraswati, tan wenang angreka aksara, tan wenang akekidung (tidak boleh menulis, tidak boleh menyanyikan lagu – lagu pujian atau makidung),” kata Satria mengutip isi Lontar Sundarigama, di Denpasar, Sabtu (16/12/2023).

Menurut Satria, inti pada saat Hari Raya Saraswati adalah merenungkan bagaimana hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu yang selalu membuat manusia menjadi lebih baik dengan segala anugerah kebaikannya.

Sehingga, kata dia, Sarawati merupakan momen spesial bagi umat Hindu, yang jatuh setiap enam bulan sekali atau 210 hari dalam kalender Bali, yang dilambangkan dengan Dewi Saraswati.

Rangkaian Hari Raya Saraswati, masih kata Satria, dimulai dari Redite Kliwon Watugunung yang disebut Kajeng Kliwon Pemelas Tali atau Watugunung Runtuh.

“Jadi disanalah Watugunung seorang Raja yang sakti matra guna tetapi tidak memiliki ilmu pengetahuan yang baik, dijatuhkan oleh Dewa Wisnu,” kisahnya.

Lalu hari esoknya, Senin disebut dengan Soma Sandung Watang, Selasa disebut Anggara Paid-paidan, kemudian Rabu disebut Buda Urip, Kamis disebut Wrespati Penegtegan, Jumat disebut Sukra Pengredanan, dan puncaknya pada Hari Saraswati itu adalah semadi.

“Kalau kita kaitkan dalam Weda itu sangat berkaitan dengan Asthanga Yoga. Jadi Asana, Pranayama, Yamaniyama, Darana, Pratiyahara, kemudian terkhir Semadi,” ungkapnya.

Semadi, menurutnya berarti menyatu, tepatnya menyatukan pusat konsentrasi kepada Tuhan, kepada yang menciptakan ilmu pengetahuan, Sang Hyang Aji Saraswati.

“Maka pada saat itu kita melakukan  pemujaan, tidak boleh menulis, tidak boleh membaca, tidak boleh menyanyikan lagu pujian. “Tetapi setelah pemujaan itu boleh dilakukan, justru ilmu pengetahuan itu dikumandangkan,” terangnya.

Namun demikian para sulinggih atau pemangku diberikan kewenangan melantunkan puja sebagai tugas dan kewajibannya untuk melakukan pemujaan.

Tetapi kalau “walaka” atau masyarakat  biasa memang pantang membaca, menulis, atau makidung. Tujuannya, memberikan kesempatan untuk bermeditasi, dimahi meng-nolkan.

Satria menambahkan, kunci pemujaan Sang Hyang Aji Saraswati adalah dilakukan di Pemerajan, di ajeng Betara Hyang Guru karena di rumah juga tempat bempelajaran yang utama.

“Kalau di rumah punya (pelajar), siswa itu bantennya bisa dibuat di bale dangin. Akan tetapi pusat pemujaan Saraswati itu adalah di tempat – tempat dimana tempat pembelajaran dilakukan, sekolah, kampus dan lain sebagainya,” ujarnya.

Sedangkan jika tidak ada anggota keluarga yang menjadi peserta didik di sekolah atau perguruan tinggi, maka pemujaan dilakukan di ajeng Betara Hyang Guru. Dan menghaturkan persembahan canang burat wangi, lenge wangi, soda putih kuning, menghaturkan tebasan Saraswati, dan nunas tirta.

“Apabila ada yang memiliki prasasti, lontar itu biasanya diupacarai yang besar. Maka dari itu pemujaan bisa dilakukan di rumah. Pada prinsipnya, ilmu pengetahuan itu untuk semua. Semua wajib memuja untuk memohon kerahayuan,” kata Satria memungkasi. (rl)

 Save as PDF

Next Post

128 Tahun BRI, Makin Kuat dan Hebat

Ming Des 17 , 2023
Dibaca: 392 (Last Updated On: 16/12/2023) FOTO: Perayaan HUT ke-128 tahun BRI di Regional Office Denpasar.   DENPASAR – fajarbali.com | Selama 128 tahun, BRI melayani masyarakat  hingga ke pelosok negeri. Dalam kurun waktu tersebut, BRI telah mencatatkan berbagai prestasi yang membanggakan. Sepanjang tahun 2023, BRI telah menerima 190 awards […]
33eca9d4-a17d-43df-90fc-5825c8365ecc

Berita Lainnya