BANGLI – fajarbali.com | Perkembangan penyebaran covid -19 di Kabupaten Bangli, per Senin (13/07/2020), benar-benar mengalami penambahan yang fantastis. Pasalnya, jumlahnya kini bertambah mencapai 46 kasus positif.
Yang mencengangkan dari jumlah tersebut, paling banyak berprofesi sebagai pedagang di Pasar Kidul Bangli mencapai 35 kasus positif. Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Pemkab Bangli terpaksa mengambil kebijakan melakukan penutupan sementara pasar terbesar di Kota Bangli ini, selama tiga hari. Terhitung mulai Selasa hari ini(14/07/2020) hingga Kamis (16/07/2020) lusa. Ini sesuai Surat Edaran yang telah dibuat dan ditandatangani Bupati Bangli, I Made Gianyar, Nomor : 510/1410/Disperindag tertanggal 13 Juli 2020.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Bangli I Made Gianyar, yang juga Bupati Bangli, mengakui terjadinya lonjakan kasus positif corona di Bangli, Senin kemarin. Disebutkan, dari 84 pedagang yang hasil rapid testnya reaktif, setelah dilakukan test swab ternyata sebanyak 35 pedagang dinyatakan positif terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut, 32 pedagang asal Bangli dan 3 orang pedagang asal Banjarangkan, Klungkung. “Dari hasil swab sebanyak 35 pedagag Pasar Kidul dinyatakan positif terpapar Covid 19,” ungkap Made Gianyar, kemarin.
Berkaitan dengan banyaknya pedagang yang positif, jelas dia, sesuai protokol penanganan Covid 19, maka mulai Selasa (14/07/2020) Pasar Kidul bakal ditutup hingga tiga hari ke depan. Selanjutnya, tim akan melakukan setrilisasi dengan melakukan penyemprotan disinfektan di areal pasar. Selain itu, pengelola pasar akan melakukan penataan pedagang. Pasalnya setelah dibuka nanti, hanya 50 persen pedagang yang akan diijinkan berjualan. “Setelah ditutup tiga hari pasar akan kembali dibuka, yang berjualan pertama adalah pedagang yang hasil rapidnya non reaktif,” sebut Gianyar.
Selanjutnya, kata bupati dua periode ini, pedagang akan bergiliran berjualan. Untuk pengaturan, bakal diserahkan kepada pengelola pasar dan Disperidag. Dijelaskan, dalam praktek nanti, pedagang yang berjualan akan diminta membuka dagangan milik temannya, bagitu selanjutnya. Dengan demikian, akibat wabah ini mereka diajarkan untuk kebersamaan dan menumbuhkan manajemen kolaborasi. “Pedagang yang tidak jualan tidak mungkin bawa barang dagangannya ke rumah, jadi kalau diterima bisa melakukan kalborasi sesama pedagang,”tegas Gianyar.
Terkait dengan pedagang yang positif Corona, jelas pria asal Desa Bunutin Kintamani itu, mereka nanti akan dibolehkan berjualan Kembali. Namun setelah mereka dinyatakan sembuh dan mau menerapkan protocol kesehatan penanganan covid 19. “Orang sehat saja bisa sakit, apalagi orang yang telah pernah sakit tentu peluang sakitnya akan lebih besar. Karena itu, protocol kesehatan wajib diberlakukan di areal pasar, karena potensi penyebaran virus corona begitu tinggi,”bebernya.
Disinggung kondisi pasar selain Pasar Kidul, Gianyar menambahkan, untuk pasar lainnya di Bangli, juga nanti akan dilakukan rapid test. Hanya saja, tidak secara masal. Melainkan hanya diambil sampel saja. Sementara kenapa di Pasar Kidul dilakukan secara massal, ucap Gianyar, lantaran di Pasar Kidul sebelumnya telah ada orang yang positif, yakni tukang suwun. “Nah karena itulah, kita diminta Pemrop Bali untuk melakukan rapid test, karena pasar tradisonal kini menjadi klaster baru terbesar tempat penyebaran covid 19,” tegasnya.
Selain itu, saat ini pihaknya juga masih menunggu pendataan sisa pedagang Pasar Kidul yang masih tercecer yang belum melakukan rapid test. Terlebih, saat pemeriksaan kloter pertama, diakui banyak pedagang yang enggan dan seolah takut melakukan rapid test.
Sebelumnya rapid test secara massal dengan menyasar ratusan pedagang di Pasar Kidul, Bangli, dilakukan Kamis (9/7/2020) lalu. Dalam rapid test kloter pertama, sebanyak 575 yang menjalani pemeriksaan cepat tersebut. Hasilnya, sebanyak 84 dinyatakan reaktif dan saat itu juga langsung dilakukan pengambilan swab. Untuk diketahui Total jumlah pedagang Pasar Kidul mencapai 815 orang. Dari jumlah tersebut baru 598 pedagang yang sudah mendaftar untuk dilakukan rapid test. Dimana yang sudah datang dan lakukan test kala itu baru 575 pedagang.
Sementara Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Wayan Dirgayusa mengakui per Senin (13/7) kemarin, sejatinya secara riil terjadi penambahan positif corona sebanyak 46 kasus. Hanya saja, mengacu rilise yang dikeluarkan Dinkes Bangli pukul 13.00 wita, disebutkan, data yang baru diinput terjadi peningkatan 12 kasus saja. “Secara riil memang benar terjadi peningkatan kasus 46 orang positif. 35 orang diantaranya pedagang Pasar Kidul sisanya merupakan pengembangan kasus di Susut Kelod dan Bangun Lemah, Kecamatan Susut,” bebernya. Tindak lanjut dari itu, diakui juga, Kasatgas sudah mengeluarkan surat edara untuk penutupan pasar Kidul selama tiga hari kedepan. (arw)