https://www.traditionrolex.com/27 Kampanye Penurunan Stunting di Desa Satra. Kariyasa Ungkap Pernikahan Dini Pemicu Utama Stunting - FAJAR BALI
 

Kampanye Penurunan Stunting di Desa Satra. Kariyasa Ungkap Pernikahan Dini Pemicu Utama Stunting

Kegiatan diikuti lebih dari 400 orang warga Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli

 Save as PDF
(Last Updated On: 23/07/2023)

Foto: STUNTING-Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Satra, Kintamani, Bangli, Sabtu (22/7/2023)

 

BANGLI – fajarbali.com | Perbekel Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, I Made Nuada, menyambut baik program Kampanye Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten/Kota di wilayahnya, yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI, Sabtu (22/7/2023).

Kegiatan yang diikuti lebih dari 400 orang warganya, kata Satra, sangat relevan karena dari 220 bayi yang ada, 12 diantaranya terindikasi stunting, meski sudah dilakukan intervensi maksimal oleh Tim Pendamping Keluarga.

Meski demikian, lanjut dia, Desa Satra yang terdiri dari enam desa adat itu, sukses menorehkan prestasi serangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2023. “Dalam Harganas telah dilaksanakan lomba. Kabupaten Bangli banyak mendapatkan penghargaan, seperti Pelayanan KB Terbaik, juara Kelompok KB Pria dan Juara BKR percontohan desa. Juara KB Pria itu berasal dari desa kami,” jelasnya.

Bupati Bangli, diwakili Kepala Dinas PMDPPKBP3A Ida Dewa Agung Purnama, memuji antusiasme warga yang memenuhi lokasi. Menurutnya, cara terbaik mencegah stunting adalah dari calon pengantin (catin).

“Untuk itu saya mengimbau masyarakat agar mempersiapkan pernikahan melalui pemeriksaan kesehatan, kadar hemoglobin, lingkar lengan, tinggi dan berat badan. Selain itu, wajib memperhatikan makanan bergizi di masing-masing keluarga,” kata Agung Purnama, sembari mengucapkan selamat atas prestasi Deda Satra saat rangkaian Harganas.

Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Sarles Brabar, menegaskan, tagline BKKBN tidak lagi soal dua anak cukup. Tapi menekankan kualitas. “Jadi berapa pun punya anak silahkan. Yang penting berkualitas dengan perencanaan tentunya,” kata Sarles.

Meski Bali menjadi provinsi dengan prevalensi stunting terendah, 8 persen, Sarles mengingatkan semua pihak tidak terlena, terutama di akar rumput, hingga Bali benar-benar bebas dari stunting.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, menambahkan, BKKBN adalah salah satu dari sekian mitra komisinya. Kata Kariyasa, secara nasional, stunting sudah turun menjadi 21,6 persen, dan Bali patut berbangga karena menjadi provinsi dengan angka stunting terendah di Indonesia.

“Kami bertemu Pak Kepala BKKBN, Pak Hasto Wardoyo. Terungkap bahwa daerah/provinsi yang sukses menurunkan stunting akan diberikan penghargaan oleh Kementerian Dalam Negeri,” ungkapnya.

Kariyasa melanjutkan, perjuangan semua pihak dalam menurunkan stunting di Bali sangat luar biasa karena bersamaan dengan Pandemi Covid-19. Dia berharap dalam waktu dekat, stunting turun ke 4 persen.

“Dari hasil penelitian, penyebab stunting yang utama di Bali adalah karena nikah di bawah umur. Sehingga ini diharapkan bisa menjadi perhatian serius,” katanya sembari mengingatkan agar warga menjalankan KB ala Bali; Empat anak, karena populasi penduduk Bali mengalami penurunan. rl

 Save as PDF

Next Post

Jasa Raharja dan Kemendikbudristek Susun Kurikulum Aman Berkendara

Ming Jul 23 , 2023
Implementasi pembelajarannya lebih ke arah soft edukasi sesuai jenjang pendidikan anak-anak
Pocil

Berita Lainnya